RENUNGAN HARIAN
Tgl 14 Agust 2020
Hari ini kita mperingati st Maximilianus Kolbe ( imam dan
martir). Beliau lahir di Zdunska - Polandia. Sejak kecil hidupnya
saleh dan rajin berdevosi kpd Bunda Maria. Sbg imam dia mdirikan bbrp biara di
Polandia, Jepang, dan India. Th 1936 dia dimasukkan penjara oleh tentara
Jerman. Justru di penjara itu, dia melayani jiwa2. Dia menggantikan seorang bpk
muda yg seharusnya dihukum mati. Bpk itu dibebaskan dan 1940 dia disuntik
mati.
Kebj 3: 1- melukiskan keadaan org benar sesudah kematian:
"Menurut pandangan org bodoh, mrk mati, pulang mrk dianggap malapetaka.
Kepergiannya dipandang sbg kehancuran. Padahal mrk berada dlm
ketenteraman. Pada saat pembalasan, mrk akan bercahaya dan laksana bunga api yg
berlari-lari di padang jerami".
Dalam Yoh 15: 9-17, penginjil mewartakan sabda Yesus:
"Jika kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam kasihKu, spt
Aku menuruti perintah BapaKu dan tinggal di dalam kasihNya. Inilah perintahKu:
hendaknya kamu saling mengasihi, spt Aku telah mengasihi kamu. Contohnya:
mengorbankan nyawa bagi sahabat2nya. Tidak menyebut hamba tetapi sahabat.
Hikmah yg bisa kita petik:
1. Maximilianus sejak kecil sudah saleh. Artinya pendidikan /
teladan orangtuanya sangat penting dalam perkembangan pribadinya. Mengajar
kesalehan dan nilai2 kehidupan pertama-tama adalah tanggung jawab ortu, UNTUK
SEUMUR HIDUP. Meski anak2 sudah dewasa, tanggung jawab ini tetap melekat pd
diri orgtua mrk.
Org lain tidak bisa mengambil alih tanggung jawab ini. Tg jawab
ini diberikan oleh Allah sendiri. Mrk diberi rahmat khusus melalui skr
perkawinan. Maka, tg jawab ini bisa disebut "panggilan utk mbina anak2
agar menjadi garam dan terang Kristus". Melalui mrk, Kerajaan Allah
disebarluaskan ke seluruh dunia, dg kelahiran anak2 dan cucu2 mrk.
Org lain (imam, biarawan-wati, guru agama, wali baptis, ketua
lingkungan, prodiakon, guru-guru dll) hanya turut ambil bagian dan
mperkaya nilai2 itu. Kecuali bila anak2 itu sudah yatim piatu atau
ditelantarkan ortu, mereka bisa ambil bagian secara lebih memadai.
2. Pandangan ttg kebenaran dan kebahagiaan di dunia ini,
amat berbeda-beda, "karena dipengaruhi oleh kebutuhan sesaat, kenikmatan
dan kenyamanan, "gaya hidup", mode dan tawaran2 yg amat menarik,
bonus2 dll. Manusia yg banyak hartanya, luas jaringan kerjanya, besar dan kuat
pengaruhnya "menjadi raja dan menentukan harkat hidup org
banyak".....dan tanpa sadar dia menjadikan dirinya "tuan
mahabesar" (= "tuhan" ).
Apa pun perubahan yg terjadi di dunia ini, keyakinan iman ini
semestinya TETAP KOKOH KUAT: " Org yg hidupnya benar, karena mengasihi
Allah dan sesama, akan berbahagia bersama Allah".
3. Yesus mberikan jaminan akan kebahagiaan kekal itu, karena Dia
telah bersabda: "Tinggallah di dalam kasihKu itu, spt Aku telah menuruti
perintah BapaKu, dan tinggal di dalam kasihNya. Jika kamu menuruti perintahKu,
kamu akan tinggal di dalam Aku".
Org yg ragu2 akan sabda Tuhan itu, sebetulnya telah menghukum
dirinya sendiri. Dia tidak akan pernah mengalami kedamaian hati, selama
keraguan itu dibiarkan mengganggu dirinya.
Marilah kita mohon rahmat Allah agar kita percaya penuh pada
sabda dan janji Allah yg diwartakan Yesus kpd kita. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar