RENUNGAN HARIAN
Tgl 29 Agustus 2020
Peringatan wafatnya st Yoh
Pembaptis. Beliau anak dari Zakarias dan Elisabeth. Hidupnya dibaktikan
utk menyiapkan jalan bagi Tuhan Yesus.
Dia menegur Raja Herodes karena
mengambil Herodias (istri saudaranya) menjadi istrinya. Ternyata atas teguran
itu, Herodias menaruh dendam kpd Yoh. Dendam itu terbalaskan ketika
putrinya menari di hadapan Raja dan para tamu. Putri itu "mdapat janji di
bawah sumpah bhw apa saja yg diminta akan dipenuhi". Kesempatan emas
itu dimanfaatkan Herodias utk meminta kepala Yoh. Raja tidak bisa menolak dan
segera memerintahkan org utk memenggal kepala Yohanes. Kepala Yoh diantar ke
istana dan diberikan kpd putri itu.
Dalam Yer 1: 17-19 Tuhan
bersabda: "Bangkitlah dan sampaikanlah kpd umatKu segala yg Kuperintahkan
kpdmu. Janganlah gentar terhadap mrk. Mrk akan memerangi engkau tetapi tidak
akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau".
Yoh 6: 17-29 mewartakan peristiwa
pembunuhan Yoh Pembaptis yg dilakukan Herodes, karena tidak bisa menolak
permintaan putri Herodias. Dia amat sedih karena sumpahnya sendiri yg tidak
bisa ditarik kembali: "Mintalah apa saja, sekalipun setengah dari
kerajaanku".
Herodias ingin mbunuh Yoh karena
dendam. Dialah yg mendorong putrinya utk meminta kepala Yoh sbg hadiah
setelah dia menari dan mggembirakan hati sang raja. Permintaan itu mbuat raja
sangat sedih.
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Resiko sbg pewarta /
utusan Allah yg menyampaikan kebenaran adalah tidak disukai / dibenci atau pun
dibunuh. Menyampaikan kebenaran / menyuarakan kehidupan memang dibutuhkan
namun hambatannya banyak sekali dan sering kali menyesakkan dada. Yg pasti
Tuhan yg mengutus Roh KudusNya untuk menyertai dia dan mberikan kekuatan kpdnya. “Janganlah
gentar terhadap mrk. Mrk akan memerangi engkau tetapi tidak akan mengalahkan
engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau". Bila
terjadi pembunuhan, mereka hanya bisa membunuh tubuh, tetapi roh /jiwa tetap
hidup dan “ada di tangan Allah”.
2. Herodes menyesal dan
sangat sedih karena sumpahnya yg diucapkan di depan para tamu. Sumpah yg isinya
amat terbuka, akan amat sangat merugikan banyak pihak. Maka, pd saat pesta, syukuran, acara2
penting...janganlah mengucapkan sumpah / janji yg muluk2 dan melebihi
kekuatan pribadi. Sumpah / janji yg demikian itu "melumpuhkan /
mematikan" diri sendiri, sesama, dan lingkungan hidup, serta para
mitra orang itu.
Marilah kita mohon kebijaksanaan
kpd Allah agar kita dpt memenuhi janji yg telah kita ucapkan. Amin. (Mgr Nico
Adi MSC).
Komentar