SHARING

PEMBACA YANG BUDIMAN

SYALOOM.....

Istilah "SHARING" sudah sering terdengar dan sudah makin dikenal oleh masyarakat luas. Dalam pergaulan sehari-hari, istilah / kata "sharing" ditulis / dibahasa-indonesiakan menjadi "sering" atau "syering".  Istilah / kata "sharing" berasal dari kata bahasa Inggris "to share" yang berarti "membagi atau membagikan".  "Sharing" kemudian dipakai sebagai istilah yang mengandung arti "membagikan pengalaman iman (rohani) / pengalaman kehidupan seseorang  pada suatu pertemuan / komunitas.  Anggota komunitas menanggapinya dengan sikap mendengarkan, menghargai, menerima apa yang dibagikan itu sebagaimana adanya, artinya tanpa komentar, tanpa penghakiman.

Hasilnya adalah "orang yang bersharing merasa lega dapat mengungkapkan semuanya tanpa dihakimi secara negatif, sedangkan yang mendengarkan diperkaya dan dicerahkan oleh pengalaman itu".   Bila yang bersharing meminta kepada para pendengarnya untuk "tutup mulut" sebab hal itu adalah hal yang amat pribadi, patutlah semua anggota komunitas menjaga kerahasiaannya. Namun, bila yang bersangkutan juga mengatakan boleh disharingkan kembali, pencerahan itu pun dapat diwartakan / diteruskan kepada orang lain, agar mereka pun diperkaya oleh buah-buah rohani yang akan muncul dari sharing itu.

Di dalam blog ini, saya akan meneruskan "sharing" dari Pater Jan van Paassen MSC, mantan dosen saya, yang belum lama ini merayakan 60 tahun hidup membiara.  Beliau sering dipanggil dengan nama Pater Jan atau pater JvP. Pada acara syukuran itu, beliau bersharing dan sharingnya ditulis oleh Pastor Sujoko MSC.  Inilah yang dituturkan oleh P. Sujoko dalam milis Pineleng group:

Pesta di Lotta tanggal 21 September 2012 sudah terlaksana. Tema yang tertulis di Baliho: Kekal abadi kasih setia-Nya. Banyak foto P. Jan disusun seperti pelangi dari masa kecil dalam keluarga, masuk seminari, menjadi imam, dan di Indonesia. Foto Sebagai rektor, sebagai ketua komkat, dan foto sesudah pensiun, duduk berdoa brevir di taman belakang dengan suara gemercik air. Ada foto hendak menaiki perahu sema-sema ketika berkeliling di kepulaian Ternate, Obi,  Bacan dan sekitarnya.

Warna dekorasi adalah kuning-putih dan oranye Belanda. P. Jan mempersembahkan misa dan didampingi oleh Bapak Uskup, Johny Luntungan (superior), Rm Hendro (mewakili Provinsial), P. Sjaak Wagey, teman serumah, dan Vikjen, P. Piet Tinangon. Ada 45 imam lain duduk di bangku umat, karena misa dibuat di aula wisma Lorenso. Keluarga dari Belanda pada datang, Sr. Jeanet van Paassen, Fr. Betrand van Paassen dan 5 atau 6 lainnya. Ada banyak suster JMJ, DSY, ada juga PBHK dan umat lota dan undangan. Bacaan Pertama dibawakan oleh bapak Pendeta GMIM. itulah permintaan dari YvP supaya ada dimensi ekumenis dan perlunya dekat dengan agama lain. Sebenarnya YvP minta juga ada umat muslim yang ikut mendoakan dalam doa umat. Tetapi mereka datang nanti ketika sudah ramah tamah akan berakhir untuk makan siang. Ada beberapa ibu muslim memakai jilbab yang menghadiri pesta itu.

Kata-kata P. Jan yang sempat saya ingat: Yang menjadi pokok pesta ini bukan saya melainkan Yesus Kristus yang mewakili kita sekalian melambungkan pujian kepada Bapa di sorga. Kita semua ini hanya menggabungkan suara atau berguman, lain kali dengan suara yang fals, dengan Sang Solis itu, Yesus Kristus.  

Khotbah P. Jan menarik karena dalam perayaan 60 tahun hidup bakti dan sudah berusia 81 tahun, namun yang beliau ceritakan adalah pengalaman waktu mau masuk seminari. Menurutnya, dari kisah masuk seminari sampai ia berdiri di altar Lota itu, tidak ada yang kebetulan. Kata kafir kebetulan itu tidak dikenal dalam Kitab Suci. Perjalanan bangsa Israel menuju tanah terjanji dengan melewati badang gurun, ada makanan dari burung-burung yang jatuh, ada air yang bisa ditemukan dan bisa menyebarang laut, tidak dikatakan sebagai kebetulan, melainkan penyelenggaraan dari Tuhan.

P. Jan menceritakan lagi bagaimana keinginan hatinya untuk menjadi imam ketika melihat imam di Gereja kampungnya Denhoren mengangkat hosti waktu konsekrasi. Ia ingin menjadi imam, tetapi juga ingin memenuhi hobinya untuk berlayar. Maka ia mencari dalam peta tarekat apa yang daerah kerjanya banyak lautnya. Ia temukan MSC di Indonesia mempunyai banyak pulau dan laut di Maluku dan Indonesia Timur.

Ibunya memanggil seorang promotor panggilan dari tarekat SCY. Pater itu membujuk YvP supaya masuk SCY dengan menunjukkan di Seminarinya ada 6 lapangan sepak bola, ada dramband, ada permainan musik, latihan sandiwara dll. Tapi YvP kecil tidak tertarik, karena ia ingin menjadi MSC yang daerah kerjanya banyak lautnya. Karena habis akal, maka Pater SCY tadi mengatakan bahwa MSC dan SCY itu sama saja. Dan YvP kecil, yang sudah kelihatan bakat nakal dan pinternya mengatakan, kalau sama saja: Ya Pater yang ikut saya masuk MSC saja...!!! Dan promotor panggilan SCY itu pulang dengan tangan kosong.

Iman YvP yang sungguh menguatkan hati adalah keyakinannya bahwa masa jaya bukan ada di belakang, melainkan ada di depannya. Ia mengutip penyair Balanda yang bicara di televisi bahwa kebahagiaan ada di depan kita, bukan di belakang. YvP menjelaskan bahwa masa jayanya bukan pada masa lalu, ketika ia masih bisa keliling Maluku naik kapal dan perahu atau mendaki gunung kelabat, yaitu masa muda yang masih kuat-kuat, melainkan ada di depannya. Sekarang ini biarpun berjalan saja tangannya harus dipegang orang lain, namun beliau yakin bahwa kebahagiaan dan masa jayanya ada di depannya.

Ia mengoreksi lagi pengertian sorga sebagai istirahat kekal. Mungkin pengertian kafir itu adalah anggapan salah bahwa di sorga itu orang hanya duduk-duduk istirahat selama satu juta tahun, seratus juta tahun. Dan karena lama-lama ia bosan, maka ia minta izin kepada Tuhan Allah untuk mencari variasi dengan main hantu ke dunia. Itulah sebabnya mengapa di Indonesia ini banyak hantu, karena orang-orang mati yang istirahat di sorga sudah bosan dan jenuh, sehingga mereka kadang-kadang masih datang ke duni ini lagi untuk main hantu sebagai variasi. Di Belanda tidak ada hantu. Karena orang-orang yang di sorga itu hidup kekal, dan secara aktif tidak henti-hentinya memuji Allah dalam koor sorgawi yang membahagiakan tanpa akhir. (Luar biasa intuisi iman pribadi dan imaginasi YvP yang orisinil ini).

YvP memilih lambang bunga berduri dan di ujungnya ada bunga kecil dan ditaruh pada sambul buku Tata Perayaan Ekaristi untuk pesta itu. Foto bunga kaktus atau bunga yang YvP sebut mahkota dewa itu diberi arti: tinggi, kurus, lurus, berduri, berbunga. Tinggi dan kurus seperti tubuh YvP, tetapi juga lurus seperti sifat YvP. Ia tidak bisa berpura-pura dan tidak bisa tinggal diam kalau melihat hal yang beliau rasa tidak benar. Ia akan bicara lurus-lurus biarpun akibatnya menusuk-nusuk orang dan membuat sakit hati seperti duri-duri itu. Namun di atas duri itu ada bunga yang menjadi lambang ketulusan hatinya.

Acara diselingi dengan tarian burung manguni dan maengkaet dari SMP Stella Maris, Tomohon dan Tari Jajar kreatif dari anak-anak Sekami Paroki Lotta, dengan lagu-lagu yang digubah oleh P. Terry. Seperti biasa, acara diakhiri dengan pemotongan kue ulang tahun ke-60 Hidup Bakti yang minta dipandu oleh sujoko dan telah berlangsung dengan amat menarik. Lalu doa makan oleh P. Beny Salombre, pastor paroki Lotta. Jam menunjukkan pukul 14.30. ( by sujoko ) 

Pembaca yang budiman,  saya tidak tahu apa yang tumbuh / muncul pada diri anda, ketika anda menikmati "sharing" tadi. Saya sendiri, karena mengenal Pater YvP sebagai dosen saya, sejak 32 tahun yang lalu, bukan hanya ingatan tetapi juga "kehidupan bersama beliau" seakan hadir lagi dan saya ada di sana. Teman-teman seperguruan dan seangkatan, seakan "hadir lagi sekarang ini di sini".

Kalau demikian, atas arti dan dasar pengertian yang sama, bila kita membaca Kitab Suci tentang peristiwa mukjizat air menjadi anggur di Kana, penyembuhan orang buta, dan peristiwa lainnya dapat juga membawa kita "hadir dan ada dalam peristiwa itu".  Kita ada bersama Yesus dan para rasul-Nya  pada saat ini dan di sini.  Apalagi, Yesus adalah Sang Emmanuel (Allah beserta kita) untuk selamanya. Maka, di mana pun kita berada, kita dapat dan diperkenankan untuk hadir  di hadirat-Nya dan mengalami kasih dan kemurahan-Nya yang begitu dahsyat dan mengagumkan.  

Komentar

Postingan Populer