ORANG BAIK DAN SIMPATIK

 RENUNGAN HARIAN 

Tgl 18 Agustus 2020

 Yeh 28: 1-10  menyatakan dg amat jelas teguran keras kpd Raja Tirus yg melawan Dia: "Engkau telah menjadi tinggi hati, dan berkata: Aku adalah Allah. Aku duduk di tahta Allah di tengah lautan. Padahal engkau itu manusia, bukan Allah. Engkau akan mati spt org yg tak bersunat, dibunuh oleh org asing". 

 Mat 19: 23-30 mencatat sabda Yesus yg mengejutkan murid2Nya: "Sungguh sukar sekali bagi org kaya utk masuk kerajaan surga, lebih mudah seekor unta utk memasuki lubang jarum".  Atas hal itu mrk bertanya:" Kami ini sdh mengikuti Engkau, apakah yg akan kami peroleh ?  Jawab Yesus: "Yg telah meninggalkan semuanya akan mperoleh 100x lipat, dan mdapat kehidupan yg kekal". 

 Hikmah yg dpt kita petik: 

 1. Tuhan tidak sungkan2 menegur raja (=pimpinan, ketua, koordinator, guru, yg dituakan dll), para utusanNya dan umatNya dg caraNya yg tak terselami. Semua yg menyamakan dirinya dg Allah (=menyombongkan diri) akan direndahkan. Dia akan mati spt org tak bersunat (=najis, terhina, atau tersingkir).  Berdasarkan arti itu,  tetangganya / kenalannya akan “menajiskan / menyingkirkan dia” shg tidak menengok ketika dia sakit, dan tidak dtg utk melayat ketika dia meninggal,  karena org itu sombong, “menyamakan diri sbg Tuhan, pelaku tindak kekerasan, pemeras, pemabuk, preman, pengedar narkoba kelas kakap, dll. 

 Ada org yg baik dan punya banyak sahabat sakit dan meninggal karena korban covid. Ternyata  "amat banyak org yg bersimpati kpdnya" secara spontan, mendoakan almarhum, dan bahkan ada yang nekad hadir pada saat pemakaman, meski dg jarak cukup jauh dari makam. 3 bulan yang lalu, seorang kenalan yg gagal ginjal, tiba-tiba meninggal. Saya menyaksikan ada banyak org yg simpati,  hadir dg suka rela di rumah duka, dan mengantar ke tempat pemakanannya. Maka, jadilah org baik, simpatik, bijaksana dan bersahabat karena kasih, bukan karena ingin dilayani, tetapi memang demikianlah kualitas pribadinya. Yg lain2 akan ditambahkan kpdnya oleh Sang Sumber Kehidupan.

 2. Banyak org yg kaya dan org yg baru menjadi kaya, sikap, prilaku, kata-katanya berubah. Mereka menjadi sombong, dan tidak mau bergaul ( = sulit disapa ), dan bergaul dgn kelompok itu-itu saja. Namun banyak juga org miskin / hidupnya pas-pasan yg berlaku spt org kaya. Penampilannya mewah dan sombongnya bukan main. Bagi mereka itu, kekayaan telah "mengikat hatinya dan memonopoli pikiran dan perasaannya" shg bicaranya dan gaya hidupnya "seputar harta". Apa pun diukur dan dikaitkan dg harta /uang... sehingga dia amat sering bicara ttg untung rugi. Bagi dia apa yg dibuat harus mberikan keuntungan. 

 3. Org miskin yg "bergaya hidup sbg org kaya" sebetulnya mempertontonkan "kekosongan dirinya" dan "ketidakberdayaannya utk berprestasi"... ia menutupi semuanya itu dg omongan ttg hal2 besar. Lama2 dia akan menjadi penipu, pencuri dan pemeras. Hidupnya menjadi problem terus menerus di mana-mana. Dlm jumlah yg besar, org2 spt ini bisa mbuat ulah yg meresahkan masyarakat. 

 4. Ada banyak org kaya yg berhati mulia dan murah hati. Mrk tidak menunjukkan diri sbg org berada, mau bergaul dg org2 kelas bawah, bahkan tidak segan2 terlibat dlm kegiatan sosial kemasyarakatan. 

 Sebetulnya bukan soal kaya atau miskin, yang dibidik Yesus, tetapi hal KELEKATAN PADA HARTA BENDA / HARTA MILIK. Kelekatan itu merupakan indikator sikap egois, hitung2an, tidak mau rugi,   kikir dan kurang rela berkorban. Akibatnya, harta lebih penting drpd harga / nilai / martabat manusia. Itulah sebabnya, org yg demikian ini SULIT / TIDAK MASUK SURGA.

 Dalam Lukas 6:36, Tuhan Yesus pernah bersabda:" Hendaknya kamu murah hati seperti Bapamu di surga murah hati". Amin. (Mgr Nico Adi MSC).

 

Komentar

Postingan Populer