RENUNGAN HARIAN
Tgl 11 Sept 2020
Dalam 1Kor 9: 16-19.22b-27 Paulus dg lantang menyatakan:
"mberitakan Injil bagiku bukanlah suatu alasan utk memegahkan diri, sebab
bagiku adalah suatu keharusan. Celakalah aku bila tidak mberitakan Injil. Jika melakukannya
atas kehendakku sdiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena
bukan kehendakku, upahku adalah aku boleh mewartakan Injil tanpa upah.
Aku menjadikan diriku bagi semua spy aku dpt memenangkan sebanyak mungkin
org.
Dlm Luk 6: 39 - 42, Yesus mengajukan pertanyaan:
"Mungkinkah org buta mbimbing org buta ? Mengapakah engkau
melihat selumbar di mata sdrmu sdgkan balok di matamu tidak kamu lihat ?
Hikmah yg bisa kita petik:
1. Paulus amat menyadari bhw mewartakan Injil adalah kegiatan
kudus karena ALLAHlah yg diperkenalkan, dan kasihNya dihadirkan. Dia mengakui
bahwa belarasa dan pembelaan Allah akan nasib manusia sungguh nyata.
Menjadi pewarta adalah penunjukkan / pemilihan yg berasal dr
ALLAH sendiri, bukan karena banyaknya uang, besarnya pengaruh di media sosial
yg dimilikinya atau apa pun. Allah bebas utk memilih dan menentukan
org2nya.
2. Paulus berusaha utk menjadi dirinya hamba bagi semua org spy
bisa memenangkan sebanyak mungkin org. Dia telah dilahirkan kbali dlm Roh dan menjadi
pembela Kristus. Bagi Paulus, manusia
amat berharga di hadapan Allah. Mereka berhak untuk menerima kasih dan karunia
Allah yang berlimpah-limpah yang dibawa oleh Yesus – Penebus. Maka, dia berkorban sungguh-sungguh bagi
umatnya. Moga2 kekayaan Kristus yg dipercayakan kpd kita...akan mbangkitkan
semangat pengabdian yang besar sebagaimana yang telah dilakukan oleh
Paulus.
3. Yesus bertanya: "Mungkinkah org buta menuntun org buta
?" Tidak mungkin. Pasti, akan ada banyak bahaya dan korban2 yg berjatuhan..bila
org buta itu nekad menuntun org buta yg lain. Org yang buta secara
rohani, akan lebih membahayakan lagi, bila “pura-pura tahu (=punya pengalaman
iman) tentang kehidupan rohani”.
Lebih baik dia mengaku tidak tahu atau tidak mengerti drpd berpura2
tahu dan mencelakakan orang lain.. Mrk yg berprilaku spt ini,
sebetulnya org yg tumpul atau mati
"hati nuraninya".
Pasti, org2 lain akan mengalami kekecewaan dan tidak akan percaya lagi
kepadanya. Maka, kita patut berusaha agar makin banyak org yg
"melek" (tidak buta) hati nuraninya shg banyak org diselamatkan.
Amin. (Mgr Nico Adi MSC)..
Komentar