KASIH YANG SAMA

 RENUNGAN HARIAN 

Tgl 19 Agustus 2020

 Dalam Yeh 34: 1-11 diwartakan bhw Yahwe marah besar pd para gembala yg telah menikmati susu dan dagingnya namun mbiarkan domba2 yg sebetulnya harus mrk gembalakan. Banyak domba yg diterkam dan dimangsa srigala. Mrk menyebabkan kerugian yg besar.  Itulah sebabnya mrk dipecat. Allah sdiri akan mggembalakan domba2Nya..

 Dalam Mat 20: 1- 16a  diwartakan bhw Allah diibaratkan sbg Pemilik perkebunan. Ia mpekerjakan para buruh yg jam kerjanya berbeda-beda ( pagi2, jam 9, jam 12, jam 15 dan jam 17). Masing2 diberi upah yg sama 1 dinar (= Rp 100 rb). Yg bekerja sejak pagi protes, karena mrk dpat upah yg sama yaitu Rp 100rb. Tuan itu menjawab: "Tidakkah Aku bebas mggunakan milikku seturut kehendak hatiKu ? Atau iri hatikah kamu karena Aku murah hati ?". 

 Hikmah yg dpt kita petik: 

 1. Gembala2 lupa bhw mrk harus menjaga kawanan domba yg dipercayakan kpd mrk. Mrk mau enaknya tetapi tidak mau melakukan pekerjaannya. Maka mrk dipecat.  Mari kita menyadari bhw kenyamanan, kepuasan sementara sering mbuat yg penting2 dan tggung jawab dilalaikan. 

 Tuan Perkebunan memang rugi, namun para gembala kehilangan kepercayaan, hasil dan jaringan kerja. 

 2. Tuhan sbg TUAN berhak mengatur pekerja2nya dan gaji mrk. Sering terjadi sebaliknya. Manusia mau mengatur TUAN spy DIA mengikuti permintaannya dan mengabulkan permohonannya. Klo DIA tidak mau mengabulkan, mrk dg gampang meninggalkan DIA dan lari ke dukun2. 

 Manusia memang mudah iri hati terhadap orang lain yang lebih berhasil dlm usaha, berprestasi, lebih kaya dll. Mereka dianggap saingan, atau malah diperlakukan sebagai musuh, kemudian dibenci.

 Semoga umat Allah menyadari bhw hal2 spt itu akan mbuat org minta tolong kpd kekuatan gaib, dukun2, masuk dalam ikatan kuasa kegelapan dsb. Dengan situasi yang demikian ini, hidup mrk bukannya makin bahagia tetapi malah semakin sengsara. Semoga akan ada banyak orang yang berani menolong, dan mengajak mereka keluar dari jeratan kuasa gelap.

 3. Allah menghendaki hidup manusia makin hari makin baik dan sejahtera. Maka, ketika Dia memberikan rejeki yang sama kepada orang-orang yang jam kerjanya berbeda-beda, bagi Allah, pertama-tama bukan soal upah, tetapi soal belas kasih. Orang bekerja hanya 1 jam, berarti selama kurang lebih 10 jam menderita: dicuekin, stress karena ngganggur dan merasa tidak berharga. Dengan kata lain, mereka ini “seharian berbeban berat”. “Beban berat itulah” yang  diangkat / dilepaskan oleh Allah dengan memanggil mereka sebagai penerima upah yang pertama.   Upah yang sama melambangkan kepada semua umat-Nya Tuhan memberikan kasih yang sama. Kalau batin ini belum tenang, mengapa Allah berbuat demikian ?  Jawabannya adalah “Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu” (Yes 55:9). Amin. (Mgr Nico Adi MSC)..

 

Komentar

Postingan Populer