TUMBUH PANGGILAN BARU DI EROPA
Ziarah kami mulai dari gereja St. Clara. Untunglah ada eskalator yang memungkinkan kami naik bukit tanpa susah payah. Eskalator pertama membawa kami ke ketinggian 30 meter dan eskalator kedua ke ketinggian 60 meter. Betul-betul kami sudah di atas bukit. Gereja St. Clara memang terletak di atas bukit. Di samping gereja, terdapat biara para suster St. Clara. Di salah satu kapel mereka, ada jenasah St. Clara yang disemayamkan di situ. Jenasah itu masih utuh, dibaringkan di sebuah peti kaca. Para peziarah dapat melihatnya dari jarak 15 meter. St. Clara berbaring bagaikan orang yagn sedang tidur. Beliau mengenakan jubah coklat, jubah seorang fransiskanes.
Kami tidak masuk ke biara itu. Kami melanjutkan perjalanan ke gereja st. Fransiskus. Sebelum sampai ke tempat itu, kami menikmati makan siang. Kami beli roti di sebuah kafe yang ada di sekitar itu. Harga roti keju dan daging ham 4 euro. Harga 1 botol aqua yang isinya 600 cc, 1 euro. Begitulah, harga-harga di wilayah Eropa.
Yang menarik perhatian saya adalah setiap kali ke tempat ziarah, jumlah orang yang datang begitu banyak. Tua muda, besar kecil datang untuk ziarah,atau piknik atau hanya sekedar ingin tahu. Yang jelas, hampir setiap hari jumlahnya luar biasa. Artinya, masih banyak orang yang mau / ingin tahu / ingin mengalami situasi atau kegiatan atau memperdalam keimanan dll.
Banyak keluarga muda yang mengajak anak-anak mereka. Di dalam gereja St. Fransiskus saya melihat beberapa ibu memberikan keterangan kepada anak-anak mereka yang masih duduk di bangku SD. Mereka mengantar anak-anak pada sebuah pengertian, dengan memperlihatkan gambar-gambar suci dan tempat-tempat suci. Mereka bukan hanya mengajar tetapi "memberikan contoh" dan memperkenalkan anak-anak mereka pada hal-hal yang sering sulit diterangkan, dengan cara datang ke tempat itu.
Inilah keuntungan datang ke tempat ziarah. Orangtua memberikan pengajaran dan sekaligus pengalaman nyata kepada anak-anak. Mereka bukan hanya mengerti tetapi juga merasakan secara langsung apa dan mengapa cerita dan peristiwa itu terjadi. Makna peristiwa itu, bukan hanya bagi kehidupan sekarang, tetapi pada pembentukan kehidupan yang lebih membahagiakan dan yang lebih menenteramkan.
Tidak mengherankan bahwa di Eropa mulai tumbuh kembali panggilan-panggilan untuk menjadi imam, biarawan-biarawati. Di tempat-tempat ziarah banyak sekali imam-imam muda, sekurang-kurangnya saya melihat orang-orang berjubah, baik pria maupun wanita, yang berasal dari Eropa. Daratan Eropa menampakkan kehidupan,meskipun di mana-mana ada banyak fasilitas dan hal-hal duniawi yang ditawarkan dengan mudah didapat dan harganya pun makin murah.
Tuhan tahu bagaimana membimbing umat-Nya. Dia adalah Allah yang hidup. Menurut perhitungan manusia, kemajuan duniawi akan menghilangkan panggilan, namun ternyata di tengah keramaian dan kemewahan serta hedonisme, tokh masih banyak orang yang rela membaktikan diri guna menghantar sesama kepada kehidupan yang lebih membahagiakan.
Kami tidak masuk ke biara itu. Kami melanjutkan perjalanan ke gereja st. Fransiskus. Sebelum sampai ke tempat itu, kami menikmati makan siang. Kami beli roti di sebuah kafe yang ada di sekitar itu. Harga roti keju dan daging ham 4 euro. Harga 1 botol aqua yang isinya 600 cc, 1 euro. Begitulah, harga-harga di wilayah Eropa.
Yang menarik perhatian saya adalah setiap kali ke tempat ziarah, jumlah orang yang datang begitu banyak. Tua muda, besar kecil datang untuk ziarah,atau piknik atau hanya sekedar ingin tahu. Yang jelas, hampir setiap hari jumlahnya luar biasa. Artinya, masih banyak orang yang mau / ingin tahu / ingin mengalami situasi atau kegiatan atau memperdalam keimanan dll.
Banyak keluarga muda yang mengajak anak-anak mereka. Di dalam gereja St. Fransiskus saya melihat beberapa ibu memberikan keterangan kepada anak-anak mereka yang masih duduk di bangku SD. Mereka mengantar anak-anak pada sebuah pengertian, dengan memperlihatkan gambar-gambar suci dan tempat-tempat suci. Mereka bukan hanya mengajar tetapi "memberikan contoh" dan memperkenalkan anak-anak mereka pada hal-hal yang sering sulit diterangkan, dengan cara datang ke tempat itu.
Inilah keuntungan datang ke tempat ziarah. Orangtua memberikan pengajaran dan sekaligus pengalaman nyata kepada anak-anak. Mereka bukan hanya mengerti tetapi juga merasakan secara langsung apa dan mengapa cerita dan peristiwa itu terjadi. Makna peristiwa itu, bukan hanya bagi kehidupan sekarang, tetapi pada pembentukan kehidupan yang lebih membahagiakan dan yang lebih menenteramkan.
Tidak mengherankan bahwa di Eropa mulai tumbuh kembali panggilan-panggilan untuk menjadi imam, biarawan-biarawati. Di tempat-tempat ziarah banyak sekali imam-imam muda, sekurang-kurangnya saya melihat orang-orang berjubah, baik pria maupun wanita, yang berasal dari Eropa. Daratan Eropa menampakkan kehidupan,meskipun di mana-mana ada banyak fasilitas dan hal-hal duniawi yang ditawarkan dengan mudah didapat dan harganya pun makin murah.
Tuhan tahu bagaimana membimbing umat-Nya. Dia adalah Allah yang hidup. Menurut perhitungan manusia, kemajuan duniawi akan menghilangkan panggilan, namun ternyata di tengah keramaian dan kemewahan serta hedonisme, tokh masih banyak orang yang rela membaktikan diri guna menghantar sesama kepada kehidupan yang lebih membahagiakan.
Komentar