TERSULUT API KASIH
PEMBACA SETIA BLOG INI
Syaloom....
Orang bijak bilang:"Pengalaman adalah guru yang paling baik". Pengalaman itu, tidak perlu berasal dari diri sendiri, pengalaman orang lain pun dapt menjadi "guru yang baik" untuk kehidupan kita. Pada kesempatan ini, saya menuturkan kembali "pengalaman-pengalman beberapa rekan MSC" baik berupa sharing maupun berupa pendapat, yang hendak "mewujudkan apa yang telah menjadi guru dalam kehidupan mereka". Harapan saya, semua yang baik itu, selain menambah wawasan kita, tetapi kita juga menemukan "guru-guru" untuk kehidupan kita. Dan GURU, yang terbaik bagi sekalian orang adalah SANG MAHAGURU - TUHAN ALLAH SEMESTA ALAM.
Konfratres yang terkasih,
Perkenankan saya membagikan pengalaman saya. Pada hari Kamis kemarin, 13 Oktober 2012, para anggota Dewan Paroki St. John Kippax, Canberra mengadakan rapat dan membicarakan pokok-pokok penting seputar kehidupan paroki. Salah satu topik menarik yang dibicarakan adalah Spiritualitas Hati menurut Pater Chevalier. Beberapa peserta rapat mengusulkan agar Spiritualitas Hati dalam Tarekat MSC hendaknya juga diperkenalkan dan disosialisasikan kepada umat. Alasannya karena umat paroki Kippax dilayani oleh Imam MSC dan agar umat juga memiliki pemahaman menyeluruh tentang Spiritualitas Hati. Menjadi kegembiraan saya bahwa umat sangat berantusias untuk memahami dan mendalami Spiritualitas Hati yang dihidupi oleh para anggota MSC.
Keingintahuan dan ketertarikan mereka pada Spiritualitas Hati membuat mereka bersemangat untuk segera memprogramkan sosialiasi tentang Spiritualitas Hati. Ini mengingatkan saya akan sebuah pertanyaan refleksi yang pernah saya tulis dalam milis ini: Apakah Spiritualitas Hati hanya menjadi milik (konsumsi) khusus MSC saja ataukah juga dapat dikonsumsi oleh setiap orang dan terutama umat di mana MSC berkarya. Memang kalau berbicara mengenai Spiritualitas Hati, orang lebih cenderung berpikir tentang suatu cara hidup yang dihidupi oleh para anggota Misionaris Hati Kudus Yesus. Namun, satu hal yang saya temukan, bahwa umat juga merindukan sebuah pemahaman yang tepat tentang kekayaan Spiritualitas Hati.
Hari ini juga, saya berjumpa dengan Sheila, seorang wanita yang berasal dari Inggris dan berdomisili di Canberra. Dia seorang awam MSC. Dia menceritakan kepada saya pengalamannya sebagai awam MSC dan baru saja kembali dari retret yang diikutinya bersama dengan para awam MSC lainnya di Rumah Retret MSC di Douglas Park, Sydney. Dia juga menceritakan pengalamannya bagaimana pembimbingnya yang adalah Imam MSC, memberikan sejumlah materi menyangkut hidup dan pelayanan Tarekat MSC dalam diri para anggotanya, termasuk Spiritualitas Hati. Dia begitu gembira dan bersemangat karena sebagai seorang awam MSC, dia dapat mengambil bagian dalam cara hidup seperti yang dihidupi oleh para anggota MSC.
Semoga Spiritualitas Hati makin dikenal dan dihayati juga oleh umat, tempat kita menuai Kasih Allah.
Salam dan doaku,
Alfin Buarlele MSC
Sharing tersebut telah ditanggapi oleh Pater Hans Kwakman MSC, yang tinggal di Issoudun - Perancis Selatan. Inilah tanggapan beliau:
Alfin yang baik,
Kebetulan Alfin berada di Propinsi MSC Australia yang telah dan sedang mewudjudkan cita-cita P. Chevalier dengan karya pastoral dan pelayanan yang amat seimbang. Menurut cita-cita P. Chevalier para MSC hendaknya terlibat dalam pembinaan anak-anak muda lewat colleges etc, karya pastoral paroki, karya misi overseas, dan terlebih dalam pembinaan kaum awam di bidang Spiritualitas Hati, a.l. lewat rumah-rumah retret. Semua karya itu dikembangkan oleh MSC Australia.
Program-program kami di Cor Novum Issoudun diikuti oleh MSC Australia, tetapi juga oleh kaum awam, baik dosen maupun siswa-siswi di Colleges MSC dan FDNSC Australia. Ternyata mereka yang datang sudah mengenal Spiritualitas Hati karena dibina oleh para MSC dan associates di Douglas Park dan oleh Team dari Chevalier Centre di Sydney yang keliling menyebarkan Spiritualitas Hati di colleges MSC dan FDNSC.
Jadi selama Alfi berada di Australia, cari kesempatan mengikuti program di Douglas Park atau bertemu dengan Team di Sydney.
Baru-baru bpk Frits Supit di Provincialat Jakarta mengirim 300 eksemplar buku saya yang berjudul "The Charism of Jules Chevalier and the Identity of the Chevalier Family" ke Propinsialat MSC Australia. Dalam buku itu juga diterangkan bagaimana kaum awam merupakan bagian integral dari Keluarga Chevalier.
Selamat bertugas. Hans Kwakman msc Centre International "COR NOVUM" 38 Place du Sacre Coeur - B.P. 154 36105 ISSOUDUN CEDEX FRANCE
Atas sharing yang sama, P. Sanny memberikan pandangannya:
Saya merasa dan saya pikir, bahwa untuk membuat "pergeseran" dari arah pastoral / pelayanan parokial ke kategorial bukan hanya dibutuhkan pemahaman tentang spiritualitas hati a la Pater Chevalier tetapi juga keberanian menggeser kenyamanan dan kemapanan parokial. Kapitel terakhir menggaris-bawahi bahwa pertumbuhan dan perkembangan kwantitas dan kwalitas imam2 diosesan menjadi peluang bagi MSC Indonesia untuk "merefleksikan" kemungkinan2 baru bidang pelayanan kategorial ini.
Harapan saya, semoga pernyataan kapitel ini tidak hanya menjadi "dokumen suci" yang akan dibahas di kapitel berikut tanpa aksi nyata. Jangan sampai kapitel yg memakan biaya tidak sedikit itu menjadi semacam "sidang yang membahas dan menghasilkan dokumen suci". Mari kita laksanakan amanat kapitel.
Missionarii Sacratissimi Cordis
Sharing seseorang ternyata telah "menyalakan api refleksi" dan api kesatuan dalam rangka mewujudkan "kerinduan, harapan, spiritualitas Pater Pendiri, sekalaigus jawaban atas situasi riil umat setempat. Sebagai orang yang diutus untuk menghidupi, menghidupkan dan meneruskan kasih Allah yang nyata dalam Hati Kudus Jesus, sharing berikut ini, merupakan buah refleksi berikutntya:
Pastor Hans, Pastor Sani, dan konfratres terkasih,
Terima kasih atas tanggapan Anda sekalian yang sangat meneguhkan. Memang benar, penghayatan tentang cara hidup dengan bertitik tolak dari Spiritualitas Hati sungguh-sungguh menarik untuk diaktualisasikan dalam hidup menggereja dan bermasyarakat. Tak heran jika pembinaan kaum awam di bidang Spiritualitas Hati juga menjadi prioritas dari MSC Provinsi Australia. Pusat-pusat pembinaan seperti Paroki, Sekolah (colleges), Rumah Sakit, Rumah Perawatan untuk yang lanjut Usia (nursing home) dan rumah retret dijadikan sebagai wadah untuk mewartakan Spiritualitas Hati.
Dan menjadi kegembiraan bahwa pada pusat-pusat pembinaan tersebut, ada juga yang bukan Katolik yang terlibat dan melibatkan diri di dalam cara hidup dengan bertitik tolak dari Spiritualitas Hati. Hal itu terlihat konkret dari keramahan mereka, cara mereka menyapa dan memperlakukan setiap orang tatkala mereka berjumpa dan membangun relasi. Tentu kita sepakat bahwa Spiritualitas Hati bukan hanya mendapat tempat pada level pemahaman. Seorang pelaku (aktor) Spiritualitas Hati tidak cukup hanya berada pada level pemahaman saja. Pelaku tersebut juga harus berada pada level sikap dan tindakan. Maka Spiritualitas Hati tidak hanya ada pada tataran ide atau konsep, tetapi sungguh-sungguh diwujudnyatakan dalam hidup bersama. Kalau demikian, Spiritualitas Hati juga mendapat tempat di dalam diri umat beriman dan masyarakat.
Lagipula, Spiritualitas Hati bukan melulu atau dibatasi hanya pada kehidupan parokial dan kategorial. Spiritualitas Hati menyentuh semua aspek kehidupan dan tetap menjadi fondasi yang kuat di dalam membangun relasi atas dasar cinta kasih.
Ketika ada inisiatif dari umat Paroki untuk memahami secara lebih lagi tentang Spiritualitas Hati, hal ini menjadi indikasi bahwa umat sangat bergembira dan rindu untuk memperdalam pemahaman mereka tentang Spiritualitas Hati. Bukankah pengetahuan dan perwujudan akan sesuatu itu bertitik tolak dari ketertarikan dan rasa ingin tahu akan sesuatu? Berikut ini hanya contoh: Saya memperkenalkan kepada umat Paroki Kippax, Canberra tentang Skolastikat MSC Pineleng-Manado yang ada di Indonesia. Ada umat yang belum tahu seperti apa itu Skolastikat MSC Pineleng. Walau demikian, mereka tahu bahwa Skolastikat MSC itu adalah tempat pembinaan calon Imam MSC.
Dan saya menerangkan kepada mereka secara lebih dalam lagi seperti apa itu Skolastikat MSC Pineleng yang ada di Indonesia. Dan mereka merasa diperkaya. Tindakan memperkaya pemahaman umat menyangkut Spiritualitas Hati yang menjadi kekhasan MSC bukan muncul semata dari pihak MSC. Ini juga menjadi ketertarikan umat. Alasannya jelas: umat melihat sendiri secara langsung Spiritualitas Hati itu hidup di dalam diri Imam MSC. Dan mereka juga turut berpartisipasi aktif di dalamnya.
Kalau demikian, hasil-hasil Kapitel, terutama menyangkut Misi dan Spiritualitas Hati benar-benar juga mengakar di dalam diri awam, dan tidak hanya MSC. Bukankah itu juga cita-cita kita bersama? Menjadi kegembiraan kita, bahwa selalu saja ada pribadi-pribadi yang tertarik dan mau berpartisipasi aktif dalam cara hidup yang menjadi kekhasan MSC.
Pastor Hans, terima kasih atas informasi emasmu. Saya juga pernah ke Douglas Park dan pasti ada waktu ke Doglas Park untuk memperdalam dan memperkaya pemahaman saya tentang Spiritualitas Hati.
Salam dan doaku,
Alfin Buarlele MSC-Canberra
Semoga kita sekalian, yang membaca sharing ini, turut tersulut api kasih dan tergerak juga untuk meneruskan kasih dan kesetiaan allah, yang telah kita alami dalam hidup kita sehari-hari.
Syaloom....
Orang bijak bilang:"Pengalaman adalah guru yang paling baik". Pengalaman itu, tidak perlu berasal dari diri sendiri, pengalaman orang lain pun dapt menjadi "guru yang baik" untuk kehidupan kita. Pada kesempatan ini, saya menuturkan kembali "pengalaman-pengalman beberapa rekan MSC" baik berupa sharing maupun berupa pendapat, yang hendak "mewujudkan apa yang telah menjadi guru dalam kehidupan mereka". Harapan saya, semua yang baik itu, selain menambah wawasan kita, tetapi kita juga menemukan "guru-guru" untuk kehidupan kita. Dan GURU, yang terbaik bagi sekalian orang adalah SANG MAHAGURU - TUHAN ALLAH SEMESTA ALAM.
Konfratres yang terkasih,
Perkenankan saya membagikan pengalaman saya. Pada hari Kamis kemarin, 13 Oktober 2012, para anggota Dewan Paroki St. John Kippax, Canberra mengadakan rapat dan membicarakan pokok-pokok penting seputar kehidupan paroki. Salah satu topik menarik yang dibicarakan adalah Spiritualitas Hati menurut Pater Chevalier. Beberapa peserta rapat mengusulkan agar Spiritualitas Hati dalam Tarekat MSC hendaknya juga diperkenalkan dan disosialisasikan kepada umat. Alasannya karena umat paroki Kippax dilayani oleh Imam MSC dan agar umat juga memiliki pemahaman menyeluruh tentang Spiritualitas Hati. Menjadi kegembiraan saya bahwa umat sangat berantusias untuk memahami dan mendalami Spiritualitas Hati yang dihidupi oleh para anggota MSC.
Keingintahuan dan ketertarikan mereka pada Spiritualitas Hati membuat mereka bersemangat untuk segera memprogramkan sosialiasi tentang Spiritualitas Hati. Ini mengingatkan saya akan sebuah pertanyaan refleksi yang pernah saya tulis dalam milis ini: Apakah Spiritualitas Hati hanya menjadi milik (konsumsi) khusus MSC saja ataukah juga dapat dikonsumsi oleh setiap orang dan terutama umat di mana MSC berkarya. Memang kalau berbicara mengenai Spiritualitas Hati, orang lebih cenderung berpikir tentang suatu cara hidup yang dihidupi oleh para anggota Misionaris Hati Kudus Yesus. Namun, satu hal yang saya temukan, bahwa umat juga merindukan sebuah pemahaman yang tepat tentang kekayaan Spiritualitas Hati.
Hari ini juga, saya berjumpa dengan Sheila, seorang wanita yang berasal dari Inggris dan berdomisili di Canberra. Dia seorang awam MSC. Dia menceritakan kepada saya pengalamannya sebagai awam MSC dan baru saja kembali dari retret yang diikutinya bersama dengan para awam MSC lainnya di Rumah Retret MSC di Douglas Park, Sydney. Dia juga menceritakan pengalamannya bagaimana pembimbingnya yang adalah Imam MSC, memberikan sejumlah materi menyangkut hidup dan pelayanan Tarekat MSC dalam diri para anggotanya, termasuk Spiritualitas Hati. Dia begitu gembira dan bersemangat karena sebagai seorang awam MSC, dia dapat mengambil bagian dalam cara hidup seperti yang dihidupi oleh para anggota MSC.
Semoga Spiritualitas Hati makin dikenal dan dihayati juga oleh umat, tempat kita menuai Kasih Allah.
Salam dan doaku,
Alfin Buarlele MSC
Sharing tersebut telah ditanggapi oleh Pater Hans Kwakman MSC, yang tinggal di Issoudun - Perancis Selatan. Inilah tanggapan beliau:
Alfin yang baik,
Kebetulan Alfin berada di Propinsi MSC Australia yang telah dan sedang mewudjudkan cita-cita P. Chevalier dengan karya pastoral dan pelayanan yang amat seimbang. Menurut cita-cita P. Chevalier para MSC hendaknya terlibat dalam pembinaan anak-anak muda lewat colleges etc, karya pastoral paroki, karya misi overseas, dan terlebih dalam pembinaan kaum awam di bidang Spiritualitas Hati, a.l. lewat rumah-rumah retret. Semua karya itu dikembangkan oleh MSC Australia.
Program-program kami di Cor Novum Issoudun diikuti oleh MSC Australia, tetapi juga oleh kaum awam, baik dosen maupun siswa-siswi di Colleges MSC dan FDNSC Australia. Ternyata mereka yang datang sudah mengenal Spiritualitas Hati karena dibina oleh para MSC dan associates di Douglas Park dan oleh Team dari Chevalier Centre di Sydney yang keliling menyebarkan Spiritualitas Hati di colleges MSC dan FDNSC.
Jadi selama Alfi berada di Australia, cari kesempatan mengikuti program di Douglas Park atau bertemu dengan Team di Sydney.
Baru-baru bpk Frits Supit di Provincialat Jakarta mengirim 300 eksemplar buku saya yang berjudul "The Charism of Jules Chevalier and the Identity of the Chevalier Family" ke Propinsialat MSC Australia. Dalam buku itu juga diterangkan bagaimana kaum awam merupakan bagian integral dari Keluarga Chevalier.
Selamat bertugas. Hans Kwakman msc Centre International "COR NOVUM" 38 Place du Sacre Coeur - B.P. 154 36105 ISSOUDUN CEDEX FRANCE
Atas sharing yang sama, P. Sanny memberikan pandangannya:
Saya merasa dan saya pikir, bahwa untuk membuat "pergeseran" dari arah pastoral / pelayanan parokial ke kategorial bukan hanya dibutuhkan pemahaman tentang spiritualitas hati a la Pater Chevalier tetapi juga keberanian menggeser kenyamanan dan kemapanan parokial. Kapitel terakhir menggaris-bawahi bahwa pertumbuhan dan perkembangan kwantitas dan kwalitas imam2 diosesan menjadi peluang bagi MSC Indonesia untuk "merefleksikan" kemungkinan2 baru bidang pelayanan kategorial ini.
Harapan saya, semoga pernyataan kapitel ini tidak hanya menjadi "dokumen suci" yang akan dibahas di kapitel berikut tanpa aksi nyata. Jangan sampai kapitel yg memakan biaya tidak sedikit itu menjadi semacam "sidang yang membahas dan menghasilkan dokumen suci". Mari kita laksanakan amanat kapitel.
Missionarii Sacratissimi Cordis
Sharing seseorang ternyata telah "menyalakan api refleksi" dan api kesatuan dalam rangka mewujudkan "kerinduan, harapan, spiritualitas Pater Pendiri, sekalaigus jawaban atas situasi riil umat setempat. Sebagai orang yang diutus untuk menghidupi, menghidupkan dan meneruskan kasih Allah yang nyata dalam Hati Kudus Jesus, sharing berikut ini, merupakan buah refleksi berikutntya:
Pastor Hans, Pastor Sani, dan konfratres terkasih,
Terima kasih atas tanggapan Anda sekalian yang sangat meneguhkan. Memang benar, penghayatan tentang cara hidup dengan bertitik tolak dari Spiritualitas Hati sungguh-sungguh menarik untuk diaktualisasikan dalam hidup menggereja dan bermasyarakat. Tak heran jika pembinaan kaum awam di bidang Spiritualitas Hati juga menjadi prioritas dari MSC Provinsi Australia. Pusat-pusat pembinaan seperti Paroki, Sekolah (colleges), Rumah Sakit, Rumah Perawatan untuk yang lanjut Usia (nursing home) dan rumah retret dijadikan sebagai wadah untuk mewartakan Spiritualitas Hati.
Dan menjadi kegembiraan bahwa pada pusat-pusat pembinaan tersebut, ada juga yang bukan Katolik yang terlibat dan melibatkan diri di dalam cara hidup dengan bertitik tolak dari Spiritualitas Hati. Hal itu terlihat konkret dari keramahan mereka, cara mereka menyapa dan memperlakukan setiap orang tatkala mereka berjumpa dan membangun relasi. Tentu kita sepakat bahwa Spiritualitas Hati bukan hanya mendapat tempat pada level pemahaman. Seorang pelaku (aktor) Spiritualitas Hati tidak cukup hanya berada pada level pemahaman saja. Pelaku tersebut juga harus berada pada level sikap dan tindakan. Maka Spiritualitas Hati tidak hanya ada pada tataran ide atau konsep, tetapi sungguh-sungguh diwujudnyatakan dalam hidup bersama. Kalau demikian, Spiritualitas Hati juga mendapat tempat di dalam diri umat beriman dan masyarakat.
Lagipula, Spiritualitas Hati bukan melulu atau dibatasi hanya pada kehidupan parokial dan kategorial. Spiritualitas Hati menyentuh semua aspek kehidupan dan tetap menjadi fondasi yang kuat di dalam membangun relasi atas dasar cinta kasih.
Ketika ada inisiatif dari umat Paroki untuk memahami secara lebih lagi tentang Spiritualitas Hati, hal ini menjadi indikasi bahwa umat sangat bergembira dan rindu untuk memperdalam pemahaman mereka tentang Spiritualitas Hati. Bukankah pengetahuan dan perwujudan akan sesuatu itu bertitik tolak dari ketertarikan dan rasa ingin tahu akan sesuatu? Berikut ini hanya contoh: Saya memperkenalkan kepada umat Paroki Kippax, Canberra tentang Skolastikat MSC Pineleng-Manado yang ada di Indonesia. Ada umat yang belum tahu seperti apa itu Skolastikat MSC Pineleng. Walau demikian, mereka tahu bahwa Skolastikat MSC itu adalah tempat pembinaan calon Imam MSC.
Dan saya menerangkan kepada mereka secara lebih dalam lagi seperti apa itu Skolastikat MSC Pineleng yang ada di Indonesia. Dan mereka merasa diperkaya. Tindakan memperkaya pemahaman umat menyangkut Spiritualitas Hati yang menjadi kekhasan MSC bukan muncul semata dari pihak MSC. Ini juga menjadi ketertarikan umat. Alasannya jelas: umat melihat sendiri secara langsung Spiritualitas Hati itu hidup di dalam diri Imam MSC. Dan mereka juga turut berpartisipasi aktif di dalamnya.
Kalau demikian, hasil-hasil Kapitel, terutama menyangkut Misi dan Spiritualitas Hati benar-benar juga mengakar di dalam diri awam, dan tidak hanya MSC. Bukankah itu juga cita-cita kita bersama? Menjadi kegembiraan kita, bahwa selalu saja ada pribadi-pribadi yang tertarik dan mau berpartisipasi aktif dalam cara hidup yang menjadi kekhasan MSC.
Pastor Hans, terima kasih atas informasi emasmu. Saya juga pernah ke Douglas Park dan pasti ada waktu ke Doglas Park untuk memperdalam dan memperkaya pemahaman saya tentang Spiritualitas Hati.
Salam dan doaku,
Alfin Buarlele MSC-Canberra
Semoga kita sekalian, yang membaca sharing ini, turut tersulut api kasih dan tergerak juga untuk meneruskan kasih dan kesetiaan allah, yang telah kita alami dalam hidup kita sehari-hari.
Komentar