IKUTLAH AKU

PEMBACA SETIA YANG BUDIMAN....

SYALOOM....

Chiara Lubich adalah seorang awam, yang mengalami panggilan Tuhan untuk melayani sesama. Dia adalah tokoh / pendiri gerakan spiritual yang disebut Focolare. Folocare adalah gerakan kaum awam yang dijiwai oleh semangat Kristus, untuk melayani sesama baik tua maupun muda. Chiara sudah tiada, namuntulisan-tulisan yang merupakan buah-buah renungannya disebarluaskan ke pelbagai penjuru dunia, dalam pelbagai bahasa.

Pada bulan Oktober ini, dia merenungkan panggilan untuk mengikuti Jesus. Karena itu, judul dari tulisan bulan ini adalah IKUTLAH AKU. Inilah buah renungannya:

Ketika keluar dari kota Kapernaum, Yesus melihat seorang pemungut cukai yang bernama Matius sedang duduk di rumah cukai. Karena pekerjaannya itu Matius dibenci oleh masyarakat dan disamakan dengan lintah darat, yang memperkaya diri dengan menindas orang lain. Para ahli Taurat dan orang Farisi menganggap orang-orang yang melakukan pekerjaan ini sebagai orang berdosa. Mereka menegor Yesus sebagai ‘sahabat pemungut cukai dan orang berdosa’ karena makan bersama dengan mereka .

Yesus melakukan hal yang bertentangan dengan kebiasaan umum. Dia memanggil Matius untuk mengikuti-Nya serta bersedia makan bersama di rumahnya, sebagaimana Dia melakukannya juga dengan Zakeus, seorang ketua pemungut cukai di Yerikho. Ketika diminta untuk menjelaskan sikap-Nya ini, Yesus mengatakan bahwa Dia datang untuk menyembuhkan orang sakit, bukan orang sehat. Dia datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa. Kali ini juga ajakan-Nya ditujukan kepada salah seorang di antara mereka:

“Ikutlah Aku”

Perkataan ini sebelumnya sudah dikatakan oleh Yesus kepada Andreas, Petrus, Yakobus dan Yohanes di pinggir danau. Ajakan yang sama, meskipun dengan kata-kata yang berbeda, dikatakan-Nya juga kepada Paulus dalam perjalanan menuju Damsyik.

Yesus tidak berhenti sampai disitu; dari abad ke abad Dia terus memanggil pria dan wanita dari setiap bangsa dan Negara. Juga pada masa kini, Dia memasuki hidup kita dan menemui kita di tempat-tempat yang berbeda, dengan cara berbeda, dan membuat kita mendengarkan ajakan-Nya untuk mengikuti Dia. Dia memanggil kita untuk tinggal bersama-Nya sebab Dia ingin membangun hubungan pribadi dengan kita, sekaligus mengajak kita untuk bekerjasama dengan-Nya dalam karya agung memperbaharui umat manusia.

Tuhan tidak melihat kelemahan, dosa dan kekurangan kita. Dia mengasihi dan memilih kita sebagaimana kita adanya. Cinta kasih-Nya lah yang akan mengubah dan memberi kita kekuatan serta keberanian untuk menjawab panggilan-Nya dan mengikuti-Nya sebagaimana dilakukan oleh Matius. Tuhan memiliki rencana kasih-Nya dan panggilan khusus bagi setiap orang. Kita dapat merasakannya dalam hati kita melalui ilham Roh Kudus, melalui peristiwa tertentu, atau melalui nasehat dan petunjuk dari orang yang mencintai kita. Walaupun diungkapkan dengan cara yang berbeda namun tetap menggemakan perkataan yang sama:

“Ikutlah Aku”

Saya ingat ketika saya juga merasakan panggilan dari Tuhan. Waktu itu sedang musim dingin di kota Trent (di Italia bagian utara). Pagi itu mama saya meminta seorang adik perempuan saya untuk pergi membeli susu ke suatu tempat berjarak sejauh dua kilometer. Karena cuaca terlalu dingin, adik saya tidak mau pergi, begitu juga dengan adik yang satu lagi. Karena itu saya katakan; ‘Mama, biarlah saya yang pergi’. Saya lalu mengambil botol dan pergi membeli susu. Di tengah perjalanan terjadilah sesuatu yang ajaib; seolah-olah langit terbuka dan Tuhan meminta saya untuk mengikuti-Nya: ‘Berikanlah seluruh hidupmu kepada-Ku’, perkataan yang begitu kuat yang saya rasakan dalam hati.

Satu panggilan yang begitu jelas yang ingin segera saya tanggapi. Saya lalu berbicara dengan pastor pembimbing rohani saya. Beliau mengijinkan saya untuk mempersembahkan diri kepada Allah seumur hidup. Hari itu tanggal 7 Desember 1943; saya tidak akan pernah dapat menggambarkan apa yang saya rasakan waktu itu. Saya telah memempelaikan Allah, maka saya dapat mengharapkan segala-galanya dari pada-Nya.

“Ikutlah Aku”

Firman ini tidak hanya menyangkut saat-saat istimewa dalam hidup kita. Yesus mengatakannya kepada kita setiap hari. ‘Ikutlah Aku’, Dia katakan saat kita melakukan tugas kewajiban kita sehari-hari; ‘Ikutlah Aku’, dalam percobaan yang kita alami, dalam godaan yang harus kita tolak, dalam tugas pelayanan yang perlu kita lakukan. Bagaimanakah kita dapat menjawab-Nya secara konkrit?

Dengan melakukan apa yang Dia kehendaki dari kita pada saat sekarang, yang selalu disertai dengan rahmat khusus. Usaha kita selama bulan ini adalah untuk melakukan kehendak Allah dengan teguh; melayani saudara-saudari yang mesti kita cintai, melakukan sepenuhnya pekerjaan kita, studi, berdoa, istirahat, dan kegiatan yang mesti kita lakukan. Untuk belajar mendengarkan suara Tuhan dalam lubuk hati kita, yang juga berbicara melalui suara hati kita. Dia akan mengatakan apa yang dikehendaki-Nya dari kita saat demi saat dan bagian kita adalah untuk siap mengorbankan segala-galanya demi melakukan kehendak-Nya itu.

‘Ya Allah, buatlah agar kami semakin mengasihi Engkau, bukan hanya hari demi hari, sebab mungkin waktu yang kami miliki terlalu sedikit; tetapi buatlah agar kami mengasihi Engkau pada setiap saat dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan kami, di dalam kehendak-Mu’
Inilah cara yang terbaik untuk mengikuti Yesus.

Chiara Lubich

Chiara Lubich, telah mengantar banyak jiwa kepada Tuhan yang mengasihi mereka.

Komentar

Postingan Populer