RENUNGAN HARIAN
Tgl 20 Juli 2020
Nabi Mikha (Mik 6: 1-4.6-8)
menyampaikan bhw Tuhan sdg berperkara dg umatNya. Bhw segala kebaikan dan
penyertaan Tuhan kpd nenek moyang umatNya, telah mrk lupakan. Dan ketika
mderita dan ada di pengungsian, mrk menyangka bhw korban sembelihan, minyak
curahan dan korban anak sulung dpt "melunakkan" hati Tuhan. Tuhan
tidak butuh semua itu.
Yesus menolak utk mberikan tanda
/ mukjizat kpd org2 yg menuntut tanda, karena hendak mencobai Dia. Tidak ada
penghargaan, rasa syukur atau terima kasih atas ajaran, teladan hidup, dan atas
apa yang telah terjadi pada diri saudara-saudari mereka: kesembuhan, dibebaskan
dari cengkeraman roh jahat, dan diampuni dosanya. Di dalam hati dan pikiran
mrk, tersembunyi sikap tidak senang / permusuhan.
Hikmah yg dpt kita petik ?
1. Kebaikan dan kasih setia
Tuhan tetap tercurah kpd umatNya, meski mrk tidak setia. Yg jauh dr Dia,
berbuat dosa dan melawan Dia akan menderita. Utk kembali kpdNya Tuhan tidak
meminta "upeti atau ganti rugi atau korban bakaran", atau
setumpuk uang tetapi pertobatan. Wujud pertobatan adalah berlaku adil, setia
dan rendah hati.
2. Org tidak bisa dan
"tidak sopan" menuntut Tuhan utk mengadakan mukjizat. Tuhan bukan
pesuruh kita atau "penerima order / pesanan" kita. Dia adalah TUAN
atas kehidupan kita yg maha berbelas kasih. Apa pun yg diberikan kpd kita,
sebetulnya sdh merupakan "tanda kasih-Nya". Misalnya, kita bisa
melihat, menghirup oksigen, berjalan tanpa tongkat / kursi roda. Bila org
bisa bersyukur atas hal2 kecil yg ada di sekitarnya, dan mengaguminya... dan
mengarahkan dirinya "daya / kehidupan yg ada di balik benda /
tanaman / hewan dll" , dia juga akan bersyukur akan banyak hal yg lebih
besar.
Sebaliknya orang yang hendak
mencari kepuasan, mau melihat kejadian-kejadian lahiriah, mau yang
meriah-meriah dan gemerlapan, tentu akan kecewa…..sebab “semuanya itu hanyalah
bungkusnya” . Yang inti yaitu “pertemuan pribadi antara dia dengan Tuhan” dalam
ketenangan, keheningan, dialog dari hati ke hati dengan sesama, tidak pernah
menjadi fokus. Ketika Tuhan menjadi fokus kehidupannya, “tanda-tanda” akan
diberikan kepadanya sesuai dengan
rencana-Nya.
Marilah kita mohon rahmat Allah
agar dapat melihat tanda kehadiran-Nya dalam diri sesama, ciptaanNya dan alam
semesta. ( Mgr Nico Adi MSC ).
Komentar