RENUNGAN HARIAN
Tgl 24 Juli 2020
Dalam Yer 3: 14-17, sang nabi
atas nama Tuhan menyampaikan firmanNya kpd umat:"Bertobatlah, sebab Akulah
tuanmu". Pertobatan itu akan mbuahkan banyak karunia: mrk akan hidup
damai, beranak cucu, menyembah Allah di Yerusalem, dan banyak bangsa akan
berkumpul ke sana.
Kepada murid2Nya, Yesus
menjelaakan arti perumpamaan ttg penabur. Benih yg jatuh di pinggir jalan: org
yg amat mudah murtad. Benih di bebatuan, org yg bersemangat namun imannya tidak
berakar. Benih di antara semak berduri: org yg penuh kekhawatiran dan akhirnya
murtad. Benih di tanah subur: org yg beriman, setia dan berbuah.
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Tugas para nabi ( uskup,
imam, biarawan-wati, petugas pastoral, guru agama adalah mewartakan pertobatan,
bukan mcari uang, mengejar kedudukan atau prestasi / sukses shg melakukan
pelbagai cara agar ambisinya tercapai. Tugas orangtua yg utama adalah
membimbing anak-anak mereka agar tumbuh dewasa dan menjadi penerus kasih Tuhan
kepada sesame, bukan hanya kepada anak / keluarga sendiri. Uang, harta, dan apa
yang dimilikinya adalah sarana untuk mendukung dan memperlancar tugas utama
itu. Maka, harta, kedudukan dan peran
apa pun, semestinya menjadi pendorong mereka menjadi orang-orang yang murah
hati, setia dalam pengabdian dan pelayanan, serta menjadi
saksi hidup bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang maha murah.
Tuhan tahu bhw manusia butuh
sandang, pangan dan papan. Semuanya itu akan diberikan kpdnya pada waktunya dg
cara yg amat mengagumkan. Kekhawatiran akan semuanya itu, bisa melunturkan
kasih, kesetiaan, kejujuran dan keberpihakan serta rasa keadilan kpd sesama
manusia. Kasih dan rasa syukur akan mbuat org hidup damai, bersahabat,
rendah hati bijaksana dan setia. Sebaliknya, orang yg tidak berbelas
kasih, bisa menjadi “perampas / pemeras /
perampok milik dan kehidupan orang lain”.
2. Yesus sbg guru yg bijaksana
menjelaskan seutuhnya arti perumpamaan itu, shg org tidak gagal paham. Pada
jaman skg banyak org mendengar informasi hanya sepotong-sepotong, tidak
mengecek, tidak ricek dan "kros-cek", namun sudah menarik kesimpulan
atau malah memutuskan secara sepihak. Akibatnya bukan kebaikan dan kebenaran yg
terjadi, tetapi salah paham, permusuhan, kekerasan dan dendam. Dua-duanya
menderita, menjadi korban, dan tidak mendapatkan apa yang diharapkan. Yang
muncul kemudian adalah penyesalan. Persaudaraan yang dipupuk selama
bertahun-tahun, hancur dan sulit untuk dipulihkan lagi.
Marilah kita mohon kebijaksanaan
agar rela "mencari fakta2 dan informasi yg lengkap" shg bisa
memutuskan / mengambil kesimpulan yg benar, adil dan tepat. Amin. (Mgr Nico Adi
MSC).
Komentar