MANTAN ANAK ASUH

 RENUNGAN HARIAN 

TGL 9 JAN 21

 Yohanes dlm suratnya ( 1Yoh 5: 14-21 ) menulis: "Sdr2ku yg terkasih, inilah dasar keberanian kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya. 

 Jika kita tahu, bahwa Ia mengabulkan semua yang kita minta, kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepadaNya. 

 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Allah akan memberikan hidup mereka. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. 

 Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya. Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. 

 Tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar.   Kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.

Dalam Injilnya Yohanes (Yoh 3: 22-30) mewartakan: Sesudah penyembuhan org kusta, Yesus dan para muridNya pergi ke tanah Yudea, tinggal  di sana dan membaptis.  Yohanespun membaptis di Ainon, sebab di situ banyak air. Orang-2 datang ke situ untuk dibaptis, sebab Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. 

 Maka timbullah perselisihan di antara murid-2 Yohanes dg seorang Yahudi ttg penyucian. Lalu mrk datang kpd Yohanes dan berkata: "Rabi, orang yang bersama dg engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepadaNya." 

Jawab Yohanes: "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahuluiNya. Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.  (Yoh 3:22-30)

 Hikmah yg dpt kita petik

 1.  Para pendahulu kita, para rasul, dan para kudus telah mbuktikan dan mberikan petunjuk:"Tuhan mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurt kehendakNya".  Mrk telah menjalani / melakukan apa yg mrk sampaikan  kpd kita.  Betapa luhurnya mrk. Kita pun dipanggil dan digugah utk  menunjukkan jalan dan memberikan penjelasan kpd generasi berikut kita. "Penjelasan yg terbaik dan tidak perlu kata2 adalah contoh / teladan hidup. 

 2. Dosa yg mdatangkan maut adalah dosa yg mengakibatkan kematian atau "putusnya kasih kpd Tuhan dan sesama".  Misalnya, melakukan pembunuhan, pemerkosaan, tindak kekerasan, dendam kesumat, luka batin yg begitu dalam, "mabok judi", "mabok2 yg lain" shg merugikan diri sendiri dan orang lain, "gak mau tau sama sekali kpd org lain dll.  Tetap terbuka jalan utk pertobatan. Siapakah yg rela mbawa "Terang Kristus" kpd mrk ? 

 3.  Seorang murid Yohanes mengadu:"Rabi, org bersamamu, dan engkau baptis,  skg tampil di sana..mbaptis org spt engkau. Banyak org lari ke sana".  Itu berarti, dia tidak rela "popularitas gurunya" menurun.

 Namun, sang guru (Yohanes) menjawab dg bijaksana "yg punya pengantin laki2 adalah pengantin perempuan". Yesus adalah "Pengantin Laki2" dan umat adalah "pengantin perempuan".  Yohanes sdiri adalah sahabat karib "Pengantin Laki2" (Yesus) yg mempersiapkan umat beriman utk pergi menyambut dan bersatu dg Yesus.  

 Hendaknya para pemimpin umat / piko / ketua / koordinator / penanggungjawab atau apa pun sebutannya, bersikap spt Yohanes. Mrk menyiapkan hati dan hidup umat kpd Yesus, dan bukan kpd dirinya. Biarlah Yesus makin besar dan aku makin kecil. 

 Begitu pula, dibutuhkan sikap yg bijaksana, hormat dan penuh kasih kpd para mantan "anak asuh kita yg telah bekerja dan aktif di masyarakat. Biarlah mereka memikirkan dan mengelola apa yg dipercayakan Tuhan kpd mrk. Jangan kita mengikat dan mengontrol mereka sehingga mereka tidak berdaya. Kita bukan "penyelamat" dan tidak mungkin kita akan hidup terus. Biarlah "mereka harus makin besar dan kita ( = aku / sdr).  harus makin kecil.  Amin. (Mgr Nico Adi MSC).

 

Komentar

Postingan Populer