DARI ALLAH SENDIRI

 RENUNGAN HARIAN 

TGL 15 JAN 21

 Penulis surat Ibrani (Ibr 4: 1- 5; 11)  menyerukan:"Baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentianNya masih berlaku. Kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama2 dengan mereka yang mendengarnya. 

 Ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang lebih dahulu mdengar kabar kesukaan itu, tidak masuk karena ketidaktaatan mereka. Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan mrk. 

  Kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah. Baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita, sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berdosa. 

 Setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa. Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan, yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri. 

 Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun. Demikian pula Kristus tidak memuliakan diriNya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepadaNya: "AnakKu Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini", sebagaimana difirmankan: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."

 Markus (Mrk 2: 1-12) mewartakan: "Waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-2 berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak.

 Ketika Ia memberitakan firman, ada orang-2 datang membawa kepadaNya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada Yesus karena orang banyak itu. Lalu mereka membuka atap yang di atasnya. Sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. 

 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anakKu, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" 

 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hatiNya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? 

 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" — berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu —: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"  Orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."

 Hikmah yg dpt kita petik: 

 1.  Penulis surat Ibrani mengingatkan umatnya spy masuk dlm perhentian itu (=surga). Bila usaha itu gagal atau mengalami beban berat atau bahkan berdoa, kita mempunyai Imam Besar yg bisa turut merasakan penderitaan kita. Imam Besar itu (=Guru kita) mberikan teladan agar kita peduli pada kesengsaraan / beban hidup / beban dosa dari sesama kita. 

 2. Tidak seorangpun dpt mengambil kehormatan itu (=menjadi imam, biarawan/wati, atau jabatan apapun)  bagi dirinya sdiri tetapi dipanggil (=diberikan) oleh Allah. Semua itu adalah pemberian. Maka, kita semua hendaknya rendah hati dan tidak sombong. 

 3. Yesus berkuasa utk mengampuni dosa karena di dalam Dia hadir Allah Bapa yg memberikan kuasa itu kpdNya. Bapa dan Yesus adalah satu. Kuasa Pengampunaan itu diberikan Kristus kpd para rasul ( = Paus, para uskup dan para imam).  Maka ketika menerima sakramen pengampunan / skr tobat, org itu menerima pengampunan dr Allah sdiri. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).

 

Komentar

Postingan Populer