BERSUARA

 RENUNGAN HARIAN 

TGL 19 JAN 2021 

 Sebetulnya Gereja Katolik sedunia mulai tgl 18 sd tgl 25 Januari 2021, memberikan perhatian dan ujud khusus bagi Persatuan Umat Kristen seluruh dunia. Pekan itu disebut PEKAN DOA SEDUNIA. Tema th ini: "Tinggallah di dalam kasihKu, maka kamu akan berbuah banyak".  Sayang sekali bhw saya tidak punya buku panduan utk pekan itu, sehingga bacaan-2 kitab suci kita ambil dari kalender liturgi biasa.

 Penulis surat Ibrani ( Ibr 6: 10-20) menyampaikan: "Allah bukan tidak adil. Tidak mungkin,  Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan lewat pelayanan kamu kpd orang-2 kudus.  Kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti. 

 Hendaknya kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah. Ketika memberikan janjiNya kepada Abraham, Allah bersumpah demi diriNya sendiri,  kataNya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak." Abraham menanti dengan sabar dan ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.

 Manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan. Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusanNya, Allah telah mengikat diriNya dengan sumpah, supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, kita beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.   Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita,  karena Yesus menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya. 

 Markus dlm injilnya ( Mrk 2: 23-28) mewartakan : "Pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-muridNya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepadaNya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" 

 JawabNya: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan ?  bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu — yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam — dan memberinya juga kepada pengikut-2 nya?    Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."

 Hikmah yg dpt kita petik: 

 1. Pekan doa sedunia mengajak kita utk percaya bhwa ketika org itu (kita) tinggal di dalam Dia (= bersatu, sehati sejiwa, dan Allah hidup di dalam diri kita) kita akan berbuah berlimpah. Mengapa ? Allah kita adalah Allah yg rajin, disiplin, kerja keras, jujur, setia,  teratur, terencana, terprogram dan ada target. Motivasinya jelas, tenaganya ok, jaringannya ok,  waktunya juga jelas.  Maka yg bertindak spt yg dikerjakan Allah akan menghasilkan buah berlimpah.  Org yg santai2 dan tidak punya program dan tanpa target, serta tidak disiplin dan pembohong, tidak pernah akan melihat hasil yg memuaskan. 

 2. Allah bersumpah bhw bila manusia itu setia ( karena Allah akan tetap setia) mrk akan mendapatkan apa yg mrk harapkan. Maka hendaknya manusia (=kita) setia kpd apa yg telah kita janjikan.  Org yg tidak setia umumnya tidak akan pernah sukses... sebaliknya akan panen kekecewaan. 

 3. Yesus membaharui semangat (= roh dan nilai) keyakinan masy waktu itu: "Hari sabat utk manusia, bukan manusia utk hari sabat".  Penegasan / semangat itu memang melawan arus. Maka Dia dibenci / dianggap pemberontak. Banyak kali kita juga ditantang utk melawan arus ketika berhadapan dg adat, tradisi, kebiasaan yg sdh berjalan cukup lama, atau "dg org kuat yg memberi banyak derma" atau "mantan atasan". 

 Semoga kita berani "bersuara" meski hasilnya belum bisa terjadi pada saat itu. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).

 

Komentar

Postingan Populer