OBOR KEPADA KEBENARAN
RENUNGAN HARIAN
Tgl 6 JUNI 2020
Kepada murid terkasih - disebut
juga anaknya - yang bernama Timoteus, Paulus ( Tim 4: 1- 8) berpesan: 1.
"Siap sedia mewartakan Kristus dan kebenaranNya, pd saat yg baik atau
tidak baik. 2. memberikan saran, teguran dan nasehat dg segala kesabaran dan
pengajaran. 3. Menguasai diri terhadap macam fitnahan, hasutan, hoax yg
dilontarkan org. 4. Kerja tugas dg baik dan setia. 5. Tersedia mahkota
kemuliaan di surga bagi hamba2 yang setia merindukan Allah.
Kepada para murid dan
pengikut-Nya, Yesus ( Mrk 12: 38-44 ) berpesan: 1. Hati-hati terhadap ahli-ahli
Taurat yg pandai bersilat kata dan menipu, 2. Murah hati seperti janda miskin yang
mberikan uang persembahan dari kekurangannya.
Hikmah yg dpt kita petik:
1.
Paulus dalam suratnya memanggil Timoteus, dg sebutan
"anakku". Ada kedekatan relasi bapak - anak. Relasi itu
memungkinkan dia utk meminta Timoteus spy "mdengarkan nasehat"nya,
kerja keras dan melaksakan tugas setiap saat. Pada jaman moderen ini, ada
kecenderungan utk menekankan segi pribadi, kebutuhan pribadi,
"privacy" sampai org mau ngomong pun takut mengganggu pasangannya,
anaknya, rekan kerjanya, atau org yg dimaksudkan. "Budaya takut
mengganggu" atau "takut bertanya" sering mbuat komunikasi
terputus dan pekerjaan penting menjadi tertunda atau betul-betul mandeg.
Yang muncul kemudian adalah penyesalan dan kekecewaan. Kesempatan emas sudah
lewat dan waktu tidak bisa diputar kembali.
2.
Hinaan, fitnah, kekecewaan, kegagalan dll adalah vitamin2 dalam
kehidupan yg makin mbuat org menjadi lebih baik, makin terarah, bijaksana
dan rendah hati serta berani meminta maaf bila melakukan kesalahan /
kekeliruan.
Apalagi
bila hidupnya dijiwai dan disemangati oleh Yesus dan sabdaNya, serta
dibimbing oleh Roh Kebijaksanaan dan Roh Penguasaan diri... jalan ke surga baginya
sungguh terbuka. Hidupnya penuh dg rasa syukur dan sukacita.
3.
Ilmu pengetahuan dan keahlian yg dimiliki seseorang adalah bekal
utk menuntun diri sendiri bagaikan "obor" ke jalan kebenaran. Bila
bekal itu dipakai utk menipu sebetulnya dia sudah bunuh diri. Dia adalah
"org yg hati nuraninya sudah mati".
4.
Murah hati adalah sifat abadi Allah. Janda pd jaman itu adalah
simbol org2 miskin yg betul2 masa depannya suram. Apakah kita "harus
miskin dulu spt situasi si janda", baru mau bermurah hati ?
Terlambat.... sebab hari esok belum tentu milik kita. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar