BUNGKAM
RENUNGAN HARIAN
Tgl 2 Juni 2020
Petrus dalam suratnya ( Petr 3:
12-15a. 17-18) memberikan wejangan / nasehat kepada umatnya: bahwa dunia dan
semua isinya akan lenyap; langit akan hancur. Tidak ada yg tersisa.
Maka, spy semua bisa masuk ke dunia baru, mrk harus hidup suci dan berdamai dg
Allah. Waktu yg diberikan Allah sekarang ini adalah kesempatan utk
mempersiapkan diri agar tumbuh dalam kasih dan semakin mengenal Tuhan.
Dalam Injil Mrk 12: 17-18, Yesus
diberitakan dicobai oleh bbrp org Yahudi dan orang-orang Herodian, spy bisa mempersalahkan
dia. Pertanyaan jebakan itu berkaitan dengan soal boleh membayar pajak
atau tidak ? Pertanyaan itu dijawab dg tegas: "berikanlah kpd
kaisar apa yg mjadi hak kaisar dan kpd Allah apa yg menjadi hak
Allah".
Hikmah yg bisa kita petik:
1.
Menasehati umat / anak asuh / mereka yg dipercayakan kpd kita
adalah bagian suatu tanggung jawab. Tujuannya: mrk hidup tertib, terarah dan
mencapai cita-cita sbg anak2 Allah.
2.
Dunia dan segala isinya: filem, lagu2, medsos, youtube, iklan2,
makanan dan minuman, hp, komputer dll memang menarik. Kita senang dan sudah
merasakan kegunaannya. Namun, ketika dipanggil utk masuk ke dunia baru,
semuanya itu sudah pasti akan ditinggalkan. Yg dibutuhkan adalah doa2 utk
menguatkan iman, harap dan kasih.
3.
Yesus dicobai dg pertanyaan ttg pajak, dan berhasil mbungkam
mulut mrk. Mungkin sdr/i kita diuji dg
pertanyaan ttg perkawinan katolik, Bunda Maria, doa rosario, patung2, pengakuan
dosa dll, oleh mereka yang berkeyakinan lain.
Ternyata dia tidak bisa menjawab ( bungkam ).
Mengapa
? Mungkin, waktu pastor berkotbah tidak mdengarkan, duduk di luar, datang
ikut misa sdh amat terlambat atau bahkan tidak ikut misa. Bisa juga dia
tidak pernah lagi mbaca buku2 rohani, tidak mau belajar ajaran katolik yg
ada di buku katekismus. Tidak pernah dia terlibat / hadir di lingkungan. Klo begitu, kayaknya cocok bhw org2 seperti
ini bisa disebut katolik ktp.
Bisa terjadi juga bahwa sdr/i
itu diminta untuk memimpin doa sebelum makan, atau doa syukur atas ulang tahun.
Yang sering terjadi adalah "mulutnya bungkam", lalu menunjukkan wajah
tidak senang. Itu tanda bahwa dia tidak pernah berdoa, apalagi dengan kata-kata
sendiri. Alasannya “tidak bisa”. Di rumah dia lebih sering hanya membuat tanda
salib. Padahal tanda salib, sesungguhnya bukan doa, tetapi “pembuka doa”. Akibat lebih jauh….relasi yang hangat dan
akrab dengan Allah, hampir tidak pernah dialaminya. Tidak heran, bahwa bila ada kesulitan yang
berat, dia gampang kecewa dan putus asa…. lalu mempersalahkan Allah.
Komentar