SURAT GEMBALA PRAPASKA 2014
SURAT GEMBALA USKUP AGUNG
MERAUKE
DALAM RANGKA MEMASUKI MASA
PUASA 2014
Saudara-saudari
Kaum
muda, para remaja dan anak-anak sekalian
Para
Pastor, Bruder, Suster dan Petugas Gereja
Bapak
Bupati, Bapak Distrik, dan Kepala Kampung
Bapak
dan Ibu Dewan paroki, Bapak dan ibu Dewan Stasi
dan
Semua umat beriman di tempat masing-masing
Syaloom
Tidak
lama lagi, kita akan memasuki masa puasa / masa prapaska. Masa puasa / masa
prapaska adalah waktu untuk menyiapkan diri untuk menyambut pesta kebangkitan
Tuhan, dengan melakukan “perubahan atau pembaharuan hidup”. Perubahan atau
pembaharuan hidup sering juga disebut pertobatan. Jadi, masa prapaska adalah
masa untuk menggalang kekuatan agar bisa meninggalkan pikiran, perkataan dan
perbuatan yang membawa kita kepada dosa, dan memilih untuk hidup dalam kasih
dan rahmat Tuhan.
Ada
banyak cara untuk pembaharuan hidup, namun pada masa prapaska ini, kita semua
tetap diajak untuk melakukan puasa dan pantang. Puasa dan pantang adalah
tindakan yang kita pilih untuk mengendalikan diri agar kita menjadi lebih peka
pada dorongan, keinginan dan ajakan yang mengurung kita pada kenikmatan,
kemapanan, dan kepuasan diri sendiri, sehingga melupakan kebutuhan dan
kehidupan orang lain. Ada 2 hari pantang dan puasa wajib, yaitu hari RABU
ABU dan hari JUMAT AGUNG.
Selama
masa prapaska tahun ini, saya hendak menekankan betapa pentingnya peranan
keluarga dalam menanamkan dan menumbuhkan benih iman dan keutamaan-keutamaan
yang lahir dari iman katolik kepada anak-anak dan kaum muda kita. Anak-anak dan
kaum muda adalah kekuatan gereja kita pada masa sekarang dan masa depan.
Lebih-lebih, pada masa sekarang ini, ketika masyarakat, ilmu pengetahuan dan
teknologi, berubah begitu cepat, ketika barang-barang dan tawaran-tawaran iklan
begitu memikat, ketika pergaulan bebas, narkoba, miras, kemabukan, kekerasan
terjadi di mana-mana, orang makin bingung dan sulit menentukan pilihan yang
baik dan tepat.
Keluarga
itu apa / keluarga itu siapa ?
Keluarga
adalah bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri atas bapa, mama dan anak-anak
yang tinggal di suatu tempat di rumah / tempat. Keluarga terjadi karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau karena diangkat
sebagai anak. Anggota keluarga hidup dalam satu rumah tangga, bergaul satu sama
lain dan punya peran masing-masing. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Sabda Tuhan dalam kitab nabi Yoel 2:16 yang berbunyi: “Kumpulkanlah bangsa ini,
kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak,
bahkan anak-anak yang menyusu”, menunjukkan
bahwa perhatian Tuhan kepada keluarga dan umat Allah begitu penting. Sabda ini diserukan kembali kepada bangsa
terpilih agar mereka kembali kepada Allah yang telah mencintai dan
memperhatikan mereka, mereka hidup di jalan yang benar dan memperoleh
keselamatan. Tuhan dan Sabda-Nya menjadi sumber kekuatan, pedoman dan pelita
hidup mereka.
Saya
menyebutkan beberapa peranan yang dijalankan keluarga adalah:
1. Di bidang pendidikan, keluarga mendidik dan menyekolahkan anak
untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan mereka.
2. Di bidang sosial, keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Di bidang perlindungan,
keluarga berkewajiban untuk melindungi anggota keluarga supaya mereka sungguh-sungguh
merasa aman.
4. Di bidang ketenteraman
hidup, keluarga menciptakan rasa aman dan suasana damai bagi seluruh anggota,
sehingga ada komunikasi dan pergaulan yang baik, ada saling pengertian satu
sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5. Di bidang keimanan, keluarga
memperkenalkan dan menumbuhkan iman, serta mengajak anak dan anggota keluarga untuk
mempraktekkannya dlaam hidup sehari-hari
6. Di bidang ekonomi, kepala keluarga mencari penghasilan,
mengatur penghasilan dengan baik supaya dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
keluarga.
7. Di bidang rekreasi,
keluarga menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, contohnya:
nonton TV bersama, main halma, karaoke bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing, dan lainnya.
8.
Di bidang masa depan, keluarga adalah rekan sekerja Tuhan untuk
menghadirkan keturunan yang akan
meneruskan pembangunan bagi generasi selanjutnya.
Melalui peran yang
begitu penting itu, para orang tua, guru, pemerintah dan semua lembaga perlu menyadari bahwa mereka ini menjadi
kepanjangan tangan Tuhan untuk menyiapkan generasi penerus yang beriman,
cerdas, dan berkepribadian baik untuk membangun gereja dan bangsa. Bersama
rasul Paulus, saya ingin menyatakan hal ini: “Sebagai teman-teman sekerja, kami
menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia
Allah, yang telah kamu terima” ( 2Kor 6:1 ).
Anak-anak kita perlu
mendapatkan pengenalan dan pengertian serta pembelajaran iman dan kebaikan /
keutamaan sejak kecil. Membuat tanda Salib, berdoa Salam Maria, Bapa Kami, Doa
Tobat, adalah contoh-contoh doa yang dapat diajarkan oleh orangtua kepada
anak-anak mereka. Benih-benih iman dan kebaikan itu sudah seharusnya ditanamkan
dan disuburkan terus-menerus, sehingga ketika mereka memasuki masa remaja dan
dewasa, mereka mempunyai pegangan hidup yang kuat. Mereka bangga akan iman katolik
yang telah ditanamkan oleh para orangtua mereka di rumah, dan disuburkan oleh
para guru agama di sekolah.
Begitu pula, berpantang
bagi anak-anak yang belum berumur 17 tahun, dan berpuasa bagi mereka yang telah
berumur 17 – 60 tahun dan tidak sakit, dapat diajarkan dan dipraktekkan di
dalam keluarga. Bapa dan mama, adalah pelatih dan pembina, dan sekaligus
penanggung jawab utama atas terlaksananya “kegiatan pantang dan puasa” di
keluarga masing-masing. Berpantang dan berpuasa merupakan latihan pengendalian
diri, dan menumbuhkan nilai-nilai kebaikan / keutamaan, misalnya pengorbanan,
setia kawan, kerelaan untuk berbagi, kesabaran, kesetiaan, pengampunan, dan
tahan menderita.
Marilah pada masa prapaska ini, kita mengucap
syukur atas anugerah Allah yang diberikan kepada keluarga-keluarga. Kita juga
memohon rahmat, kekuatan dan bimbingan-Nya agar para orangtua dapat membina
anak-anak mereka menjadi generasi masa depan yang cerdas dan dapat diandalkan
dalam membangun gereja dan masyarakat. Semoga tobat dan amal kasih kita
berkenan kepada-Nya dan berguna untuk kebaikan hidup sesama.
Merauke, 4 Maret 2014
salam dan berkat dari uskupmu
Mgr. Nicholaus Adi Seputra MSC
Komentar