PENYALUR

PEMBACA YANG BUDIMAN

Ketika saya membuka-buka email yang dikirimkan ke saya sore ini, minggu 30 Maret 2014, saya menemukan artikel ini. Isinya amat bagus dan mencerahkan bagi saya, dan saya harap demikian juga bagi anda. Itulah sebabnya, artikel itu saya tuturkan kembali selengkapnya untuk anda, agar anda pun dapat berbagi dalam bersyukur.  Saya terdorong untuk menjadi penyalur berkat. Semakin banyak orang yang bersyukur, semakin banyak pula berkat dan karunia yang tersalur bagi umat manusia. Silakan anda menyimak isinya dan menemukan mutiara iman di dalamnya.


BERSYUKUR
(Jalan menuju kebahagiaan)

Be content with what you have, rejoice in the way things are. 
When you realize there is nothing lacking, the whole world belongs to you. (Lao Tse)

Seorang calon imam katolik pernah berkisah tentang pengalamannya dikunjungi seorang mahasiswa. Mahasiswa itu mengatakan bahwa dia kadang malas ikut Perayaan Ekaristi karena merasa tidak mendapat apapun dari perayaan itu apalagi khotbah pastornya tidak menarik. Calon imam itu menanggapi dengan jawaban yang bijak bahwa perayaan Ekaristi itu adalah saat untuk bersyukur karena kita telah memperoleh banyak berkat dari Tuhan; bukan saat meminta atau kesempatan mendapatkan sesuatu.

Definisi Bersyukur
Dalam Positive Psychology, bersyukur diartikan sebagai perasaan senang yang ditimbulkan pada saat kita menerima kebaikan atau manfaat dari orang lain (Emmons & Shalton, 2002;McCullough, Kilpatrick, Emmons, & Larson, 2001). Ketika kita menyadari ada kebaikan yang datang dari luar diri kita entah dari orang lain, alam sekitar dan Tuhan, kita mengalami rasa senang. Ada juga yang mendefinisikan syukur sebagai reaksi terhadap kebaikan orang lain bukan karena kebetulan (Heider, 1958). Manusia cenderung kurang bersyukur atas suatu manfaat yang diberikan untuk diri sendiri (Emmons & Crumpler, 2000). Orang akan menjadi bersyukur juga ketika dia menyadari bahwa dirinya dan pengalamannya lebih beruntung daripada orang lain.

Jadi, bersyukur adalah suatu respons emosi yang muncul ketika stimulus kebaikan hadir atau dialami oleh subyek manusia. Stimulus kebaikan itu bisa beragam, baik yang langsung jelas aspek baiknya ataupun yang muncul setelah kita mengubah cara pandang kita menjadi positif tentang suatu pengalaman yang bersifat negatif. Tak mungkin orang mensyukuri stimulus yang jahat atau tidak menguntungkan.

Fungsi Moral Bersyukur
Menurut McCullough dkk, ada tiga fungsi bersyukur yang mempengaruhi hubungan kita dengan sesama (McCullough et al., 2001; McCullough & Tsang, 2004, dalam Lopez, 2008) :
1. The moral barometer fuction of gratitude. Perasaan bersyukur membuat kita mengetahui bahwa seseorang telah melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat pada kita. Bersyukur membuat kita sadar bahwa di sekitar kita masih ada kebaikan; dunia yang kita tinggal masih menyediakan orang-orang yang baik. Dengan demikian pandangan kita tentang dunia dan orang lain menjadi lebih positif.
2. Moral motivator. Bersyukur juga memotivasi kita untuk membantu sesama, termasuk orang yang telah melakukan kebaikan untuk kita atau bahkan orang yang lain. Seseorang yang mengalami kebaikan atau memperoleh berkat dari orang lain akan terdorong untuk mengungkapkan terima kasih atau rasa syukurnya. Kemudian, rasa syukurnya itu akan membangkitkan kehendak untuk berbuat hal yang sama, entah kepada orang yang sudah berbuat baik ataupun kepada orang lain yang sama sekali belum pernah melakukan kebaikan. Itu berarti, lingkaran rasa syukur atau terima kasih akan makin meluas, bukan hanya di antara orang yang memberi dan diberi tapi mempengaruhi lingkungan sekitarnya.
3. Moral Reinforcer. Saat seseorang mengekspresikan perasaan bersyukur, ia bisa memberikan penghargaan kepada orang yang telah melakukan kebaikan, sehingga orang tersebut termotivasi untuk melakukan kebaikan-kebaikan  lainnya.Reinforcer dapat diartikan sebagai penguat yakni sesuatu yang membuat orang terdorong untuk melakukan perilaku yang menyenangkan karena mendapatkan respons positif. Ketika kita mengungkapkan rasa syukur kepada orang lain, maka orang tersebut akan tergerak untuk mengulangi perbuatannya yang baik itu. Lingkaran kebaikanpun semakin meluas.

Bersyukur dan Kesehatan
Para ahli psikologi positif telah banyak melakukan studi untuk melihat pengaruh rasa syukur terhadap kesehatan mental dan fisik manusia. Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa rasa syukur berkorelasi secara positif dengan kebahagiaan. Ketika seseorang diminta untuk menulis hal-hal yang patut dia syukur dalam kehidupannya dalam buku harian, dia akan lebih bahagia dan tingkat depresinya rendah. Orang yang bersyukur akan tampak lebih ceria dan lebih sehat secara fisik dibandingkan mereka yang sering mengeluh. Seorang ibu pernah memberi kesaksian tentang adiknya yang sudah lama menderita stroke yang menjadi lebih sehat fisik dan psikologis setelah dia menjadi orang yang sering bersyukur dan menjadi pendoa.

Penutup : Syukur dan Kebahagiaan
Kebahagiaan itu anugerah yang ditawarkan bukan dipaksakan. Karena ditawarkan, maka manusia perlu memilih entah mengambilnya atau tidak. Memilih kebahagiaan mengandaikan adanya sikap bersyukur. Bersyukur adalah sifat manusia yang merasa memiliki hidup dan dunia. Orang yang kurang bersyukur adalah orang yang paling miskin di dunia karena tak satupun yang dia miliki yang membuat dia bersyukur. Ada sebuah kalimat bijak yang menarik: A poor person isn’t he who has little but he who needs a lot. (orang yang malang bukanlah orang yang memiliki sedikit tetapi orang yang tidak pernah puas). Orang yang mampu bersyukur berhak atas hidup bahagia.(Julius Sodah)

Saya teringat kata-kata Yesus, “Apa pun yang kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang paling hina sekalipun, itu kamu lakukan untuk Aku” (Mat 25:40). Marilah kita melakukannya dengan sukacita, pada masa puasa dan pantang ini, agar kita memperoleh rahmat istimewa dari Sang Sumber Keselamatan. 


Komentar

Postingan Populer