PARA KATEKIS ADALAH ORANG PENTING



“Meningkatkan Motivasi Katekis” itulah tema yang dipilih oleh Panitia, dalam rangka menyegarkan dan menyemangati para katekis (wakil-wakil) yang datang dari seluruh Keuskupan di Indonesia. Acara yang diikuti peserta yang berjumlah 70 orang, itu digelar di Sawangan, Bogor tanggal 24 – 28 November 2010 dan dibuka dengan Misa Mulia yang dipimpin oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Leopoldo Girelli. Beliau didampingi oleh Mgr. John Liku Ada (Uskup Agung Makassar, Mgr. Mikael Angkur OFM (Uskup Bogor) dan Romo Adi Susilo SJ, dan Romo Purwanto.

Keuskupan Agung Merauke, mengutus 2 orang ke pertemuan itu: Alfonsa Tuknip (seorang ibu guru di SD Negeri Merauke) dan Yohanes Katmo (anggota Dewan Paroki – Paroki Sang Penebus Merauke). Keduanya merasa amat bersyukur menjadi wakil keuskupan, untuk hadir dalam pertemuan yang amat berharga itu. Perjalanan ke luar Merauke, penjemputan di Jakarta, bertemu dengan rekan-rekan dari daerah lain, acara yang menarik selama 3 hari penuh itu merupakan anugerah yang tidak terlupakan.

Yohanes Katmo mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang belum tahu banyak, dan sering tidak tahu apa yang harus ia katakan, namun kini dia mendapatkan bekal yang baik dan mendalam. Ia merasa dikuatkan dan disemangati untuk menjadi katekis paroki yang baik. Hal yang amat menyentuh adalah “slide slow” tentang orang cacat. Ia tanpa tangan dan tanpa kaki, namun dengan semangat yang membara bisa hidup mandiri bahkan mencapai cita-citanya. Saya ini utuh dan sehat. Kalau orang cacat itu dapat mencapai cita-citanya saya pun dengan usaha keras dan jujur akan bisa mendapatkan apa yang saya rencanakan.

Alfonsa mengalami suasana persaudaraan dan keakraban yang begitu kental. Kami merasa satu saudara dan tidak dibedakan, meski mereka datang dari Sumatra, Kalimatan, NTT dan daerah-daerah lain. Ia mengucapkan terima kasih kepada para pembina, khususnya kepada Ibu Linda Wahyudi, yang telah memberikan semangat, dan tips-tips untuk menjadi katekis yang baik.

Alfonsa sangat terkesan akan kata-kata Duta Vatikan: “Para Katekis adalah orang-orang penting dalam Gereja”. Ungkapan itu amat menggugah dia, dan “membuka hatinya yang waktu itu sarat dengan beban, dan merasa tidak dihargai”. Ternyata menjadi katekis itu amat penting dan berharga di mata Tuhan, dan amat menyukakan hati umat Allah, karena menghantar banyak orang ke sumber mata air surgawi. Ia menjadi terang dan pembawa kabar sukacita Tuhan dan harapan kepada mereka yang susah, kecewa, putus asa dan dilanda pelbagai penderitaan dalam hidup. Tugas itu memang berat kalau dijalani, namun membahagiakan ketika melihat putra-putri asuhannya menjadi orang-orang yang hidup baik dan hidup damai penuh kerukunan.

Mereka berdua bertekad untuk membagikan pengalaman dan “api sukacita pertemuan para katekis itu” kepada rekan-rekan katekis di Merauke. Dalam waktu dekat ini, akan diusahakan adanya para pertemuan untuk sosialisai “buah-buah rohani dan pengalaman iman” dan kemudian akan diadakan pertemuan tahunan antar para katekis baik yang bekerja di paroki, di sekolah katolik, maupun yang di sekolah non katolik.

Menjadi katekis, memang suatu tugas yang khusus karena “berurusan / berkaitan dengan hidup rohani, hidup persekutuan iman, dan usaha-usaha agar pengetahuan iman itu tetap tumbuh dan menambah kedalaman iman. Iman yang tidak pernah dipupuk akan layu dan tidak akan pernah menghasilkan buah. Iman yang hidup akan nampak buahnya dalam kehidupan sehari-hari: pengorbanan, kerja sama, kejujuran, pengendalian diri, keterbukaan, kerja keras, dan mengarahkan hidup kepada Allah. Semua yang ada di dunia ini adalah sarana, dan manusia adalah tanda kehadiran Allah yang paling nyata.

Lewat manusia, sesama disapa, ditolong, diperhatikan dan didorong untuk bertemu Allah. Apa yang ada pada manusia, “dipinjam Allah” untuk menyatakan belas kasih dan kemurahan-Nya. Berbahagialah mereka, yang menyediakan diri-Nya untuk meneruskan kemurahan, kekuatan dan aneka karunia Allah, kepada sesama manusia. Bagi mereka telah tersedia kebahagiaan dan kehidupan kekal bersama Allah yang telah diabdinya sejak ada di dunia ini. Manusia menjadi “orang penting (duta besar) Allah” kepada umat manusia. Bila setiap orang menyediakan dirinya unbtuk menjadi duta besar Allah, niscaya tidak akan ada perang, pertentangan, kekerasan, kemunafikan, bencana, dan kerusuhan di muka bumi ini.

Komentar

Postingan Populer