SMA JAN SMITH



Hari itu, Jumat 19 November 2010, ratusan murid baik dari tingkat SD, SMP maupun SMA berbondong-bondong menuju ke kompleks sekolah SMA. Apakah ada sesuatu yang istimewa ?

Pada hari itu, gedung SMA Jan Smith, Aula dan Asrama yang letaknya satu kompleks diberkati oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Bapak Uskup Agung Leopoldo Girelli. Beliau didampingi oleh Mgr. Niko Adi MSC, Mgr. John Philip Saklil, Mgr. Alo Murwito OFM,dan Mgr. Michael Angkur OFM, memimpin misa dan dilanjutkan dengan pemberkatan gedung baru. Bangunan itu didirikan di atas tanah rawa-rawa sehingga semua fondasinya harus kokoh, dan untuk tiang-tiangnya dipilih kayu besi.

Umat yang berjumlah lebih dari 800 orang itu, dengan rapih duduk di lapangan kayu sejak pagi hari. Mereka dengan tenang duduk beralaskan tikar yang terbuat dari anyaman daun-daun pandan. Mereka datang dari beberapa kampung sekitar Agats dengan menggunakan perahu dayung, perahu ketinting, atau pun speed boat agar dapat mengikuti perayaan 40 tahun Keuskupan Agats.

Siapakah Jan Smith ?

Beliau adalah seorang imam misionaris MSC (Misionaris Hati Kudus Jesus) yang gigih memperjuangkan pendidikan bagi masyarakat Asmat. Sementara itu, ada pihak-pihak yang tidak setuju / keberatan pada usaha peningkatan mutu pendidikan ini, karena ketidakjujuran, dan ketidakberesan yang terjadi pada waktu itu turut pula ditertibkan. Entah apa penyebab yang sesungguhnya, tidak ada keterangan yang pasti, ketika Pater Smith berada di pelabuhan, dia ditembak mati oleh orang yang tidak dikenal. Atas jasanya di bidang pendidikan, dan untuk mengenang serta meneruskan perjuangan beliau, nama Jan Smith diabadikan pada sekolah yang baru dibangun itu.

Sekolah itu dibangun dalam 3 tahap. Pada tahap pertama dibangun 3 ruang kelas. Pada tahap ini, Bupati Asmat juga turut memberikan bantuan dana. Pada tahap kedua dibangun 3 kelas, ruang lab, ruang TU dll, sedangkan pada tahap ketiga dibangun gedung asrama, aula dan lapangan papan. Seluruh biaya pembangunan ini ditanggung oleh keuskupan.


Berat namun strategis

Membangun SDM Asmat adalah sebuah tugas dan tanggung jawab yang besar dan berat. Untuk membangun gedung, dan biaya operasional diperlukan dana yang besar dan terus menerus. Tanpa ada bantuan dan partisipari dari banyak pihak, tentu keuskupan Agats merupakan pihak satu-satunya yang harus memikul seluruh biaya itu. Hal ini sungguh sangat berat, namun tidak ada pilihan lain.

Dengan berbekal iman bahwa Tuhan akan memberikan bantuan kepada mereka yang dengan tulus melayani sesamanya, Dia akan menjawab kebutuhan keuskupan dan para pengelola sekolah itu. Bila bersandar pada kekuatan manusiawi belaka, rasanya tidak sanggup dan mustahil melanjutkan pekerjaan yang selalu "minta dana besar".

Di sisi lain, usaha di bidang pendidikan merupakan langkah strategis dan tidak bisa ditawar-tawar untuk mencerdaskan anak bangsa, membuka wawasan dan mendidik orang menuju kepada kehidupan manusia yang lebih adil, damai, merata dan sejahtera. Melalui bidang pendidikan, martabat dan status sosial seseorang dinaikkan, ketrampilan dan bakat-bakat dikembangkan, kepribadian dilatih dan ditumbuhkan, kesejajaran dan kemungkinan dalam mendapatkan pelayanan dimungkinkan, dan kehidupan yang lebih baik dipersiapkan sejak dini. Melalui pendidikan, manusia berlatih dan berproses diri untuk menjadi manusia yang baik dan berbudi luhur.


Membangun pendidikan dan mempersiapkan manusia di tanah Asmat merupakan suatu tantangan yang berat namun mulia. Di tengah kesulitan dan tantangan yang berat itu, diperlukan manusia-manusia yang rela mengabdi dan punya hati yang tulus. Di medan berat dan penuh tantangan itu, ternyata dapat ditemukan manusia-manusia yang berhati mulia. Mereka mencerminkan dan menghadirkan Tuhan yang mahabaik dan mau melayani umat-Nya di tempat yang tidak dikenal dunia.

Memang melayani sesama tidak harus di tempat yang terkenal / di kota besar. Di mana saja, asalkan dihayati sungguh-sungguh, di sana kasih Allah juga dirasakan.

Komentar

Postingan Populer