Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati

Sabtu, 24 April 2010 jam 08.00 wit, iring-iringan mobil dan sepeda motor yang meluncur di Jln. Raya Mandala memasuki kediaman Uskup Agung Merauke. Selain berjumlah banyak, para peserta itu mengenakan pakaian adat Marind. Mereka memarkir kendaraan mereka dengan rapih. Ada apa gerangan ?

Ternyata, Bpk Romanus Mbaraka (calon bupati)beserta istri dan Bpk Soenarjo (calon wakil bupati) beserta istri yang didampingi oleh keluarga dan para pendukungnya hendak bertemu dan mohon berkat Tuhan, melalui perantaraan bapak uskup.

Rombongan diterima dengan hangat oleh bapak uskup dan dipersilakan duduk di ruang tamu, sehingga seluruh ruangan penuh sesak dengan para tamu. Setelah pengantar singkat, bapak uskup memberikan sambutan. Isi sambutan itu antara lain:

1. Kabupaten Merauke telah mempunyai semboyan (visi) yang bagus:"Izakod Bekai, Izakod Kai" (Satu hati, satu tujuan). Kiranya, semboyan itu dijabarkan dengan ungkapan yang lebih jelas sehingga bisa wujudkan dalam tindakan / program yang nyata. Menjadi jelas apa, siapa dan bagaimana serta kapan kegiatan itu dilaksanakan.

2. Infrastruktur yang menjadi bagian penting bagi pembangunan ini patut ditinjau dan dikaji secara serius. Bertahun-tahun lamanya, perbaikan jalan yang memakan biaya besar dilaksanakan, namun mutu jalan tetap sama. Apakah tidak sebaiknya, setiap tahun dibuat jalan sepanjang 30 km dengan kualitas ketahanan selama 20 tahun. Bila setiap tahun diprogramkan 30 km, Bupati selama 1 periode pengabdiannya telah membuat jalan berkualitas sepanjang 30 km x 5 = 150 km. Sebuah langkah dan terobosan yang sangat significan. Uang negara akan tersalur dan dipergunakan dengan baik dan mantap. Pemda tidak perlu setiap waktu berpikir tentang hal-hal yang bisa dikerjakan dengan lebih efektif dan efisien, sebab masih ada banyak hal penting lainnya yang perlu mendapat pemikiran dan perhatian serius.

3. Tata kota dan lingkungan patut dikaji dan diatur dengan baik. Di beberapa tempat, ketika hujan lebat hanya sebentar sudah banjir. Ini terjadi karena tempat-tempat resapan air telah berubah fungsi menjadi perumahan penduduk. Saluran-saluran air tersumbat. Pintu air yang seharusnya membendung air laut agar tidak masuk ke bagian daratan, terbuka siang malam. Akibatnya setiap air pasang, air laut masuk sampai jauh ke darat.

4. Mutu pendidikan / persekolahan harus menjadi prioritas pembangunan di daerah ini.
Kita semua tahu bahwa banyak sekolah yang tidak jalan, guru-guru sering tidak ada di sekolah dan aneka masalah lainnya tentang pendidikan. Perlulah dibuat suatu keputusan serius dan nyata, atas hal ini. Buatlah perimbangan, karena menurut berita di beberapa surat kabar, 70% uang negara habis untuk belanja para pegawai.

5. Asrama-asrama yang sudah dibangun, diberikan biaya tetap agar anak-anak yang ada di sana dapat belajar dengan baik, dan di dampingi oleh para pembina yang berkualitas pula. Sering terjadi, pembina setiap bulan harus menghadap ke kepala dinas sosial dan meminta jatah bulanan. Maka, berikanlah sejumlah dana yang cukup kepada kami, misalnya Rp 2 milyar, supaya kami dapat mengelola asrama dengan damai.

6. Amat sering, para calon bupati dan wakil bupati bersilaturahmi ke bapak uskup menjelang pemilihan. Dan setelah pemilihan dan terpilih hal itu berhenti sama sekali. Rumah uskup terbuka untuk semua pejabat negara dan para mitra kerja. Bapak Uskup amat gembira menerima pejabat negara, bahkan boleh juga makan bersama di kediaman uskup.

7. Bila bapak terpilih menjadi bupati dan wakil bupati, coba buatlah aturan agar para pejabat negara dan kepala dinas lebih sering berada di tempat. Kegiatan ke luar Merauke tentu penting, ini demi membuka dan memperluas jaringan kerja. Di sisi lain, hal itu perlu diprogramkan sehingga tidak terkesan bahwa mereka pergi tanpa target yang jelas.

Catatan kecil: datanglah tepat waktu, supaya banyak hal yang direncanakan dapat dibicarakan dan diselesaikan pada waktunya.

Komentar

Postingan Populer