PESTA EMAS DAN PESTA PERAK 3 SUSTER
Keterangan foto: Sr. Hermien, Sr. Francesco dan Sr. Yohana.
Tiga orang suster dari Taraekat PBHK (Putri Bunda Hati Kudus) telah mengadakan pesta syukur atas kehidupan membiara mereka. Sr. Yohana Futwembun PBHK dan Sr. Hermien Renyaan PBHK merayakan 50 tahun hidup membiara, sedangkan Sr. Francesco Atapen PBHK merayakan 25 tahun hidup membiara. Acara syukuran itu diawali dengan "TRIDUUM" (tiga hari mengundurkan diri dari segala kegiatan harian, dan berada di hadirat Allah, sambil membaca KS dan menggali kekayaan rohani, serta mohon berkat untuk kehidupan selanjutnya) yang dibimbing oleh Mgr. Niko Adi MSC, dan dipuncaki dengan Misa Syukur yang dipersembahkan oleh Mgr. Niko bersama para imam yang berkarya di KA Merauke.
Cuaca yang sejuk, meski agak gerimis, tidak mengurangi kegembiraan para suster dan para keluarga serta para tamu undangan yang memenuhi halaman tengah biara PBHK. Tema umum yang mereka pilih adalah: "Aku ini hamba Tuhan".
Sebagai hamba-hamba Tuhan yang telah mengikuti Yesus dan mengabdi Gereja-Nya, secara duniawi meareka tidak punya apa-apa yang bisa diwariskan kepada anak cucu. Televisi yang mereka pakai adalah tv milik komunitas dan ditempatkan di ruang rekreasi umum. Perabot yang ada di kamar, tidak akan pernah mereka jual. Ke mana pun mereka dipindahkan semua itu mereka tinggalkan.
Yang mereka miliki adalah iman dan kesaksian iman dalam kehidupan mereka. Mereka memberikan kesaksian bahwa melalui mereka Allah yang kita imani dan kita abdi adalah Allah yang hidup. Allah kita adalah Allah yang mengerti dan peduli pada kehidupan, kesulitan, kesengsaraan dan kematian kita. Melalui mereka, kita melihat dan mengalami kesetiaan Allah, meskipun manusia / kita sering tidak setia.
Melalui mereka, menjadi nyata bahwa hidup selibat (tidak menikah) bisa terjadi di tanah Papua. Karunia untuk hidup selibat bukan hanya diberikan kepada bangsa-bangsa Eropa dan Amerika, bukan hanya diberikan kepada saudara-saudari dari pulau-pulau lain di nusantara, namun diberikan juga oleh Allah kepada putra-putri Papua.
Sr Yohana selama 50 tahun mengabdikan dirinya di dapur. Dia tidak pernah akan tampil di layar TV atau di panggung-panggung besar bersama para artis dan presenter lainnya. Dia percaya bahwa melalui pelayanan di dapur pun ada keselamatan yang dianugerahkan Allah. Melalui pekerjaan yang sering tidak kelihatan, beliau telah berbuat banyak bagi kehidupan dan kesehatan para misionaris yang telah dilayaninya.
Sr Francesco mengabdi sebagai guru, ibu asrama dan kini menjadi pemimpin komunitas di Kelapa Lima. Di komunitas itu diproduksi hostia yang dikirim ke banyak paroki dan biara di wilayah Papua. Sr. Hermien yang kini mulai sakit-sakitan dulu pernah berkarya di KKP, pemimpin novis, regional dan masih banyak tugas pelayanan lainnya.
Terima kasih Sr atas segala jasa dan pengabdian anda. Semoga mereka menjadi hamba-hamba-Nya yang setia sampai Tuhan memanggil mereka.
Komentar