RENUNGAN HARIAN
Tgl 29 JUNI 2020
HARI RAYA ST. PETRUS DAN PAULUS
Petrus seorang nelayan dr
Betsaida, dipanggil secara langsung oleh Yesus ketika dia sedang mbersihkan
jala di perahu miliknya. Dia adalah pemimpin para rasul dan pewarta Kristus yg bangkit
kpd org2 Yahudi. Paulus berasal dr Tarsus, yg dg penuh semangat
mbinasakan org2 yg melecehkan Taurat. Ternyata dia keliru. Sesudah
pertobatannya, dia menjadi rasul yg setia dan mewartakan Kristus kpd bangsa2
bukan Yahudi.
Kis 12: 1-12 mengisahkan Petrus
yg sedang mendekam dipenjara, atas perintah raja Herodes. Raja itu bermaksud
utk mbunuh dia. Namun berkat doa2 umatnya, dia "dikeluarkan dr penjara itu
dg cara yg mengagumkan oleh malaikat".
Petrus dipenjarakan karena raja membenci dia dan ajarannya. Sesudah
Yakobus dibunuh, dia mcari kesempatan yg pas utk mbunuh Petrus juga, supaya
pengikut2nya kocar kacir dan rasul2 yg lain mengundurkan diri.
Paulus ( Tim 4: 6-8.17-18 )
membagikan pengalaman imannya dan berpesan kpd Timoteus: "Aku telah
mengakhiri pertandingan dg baik, dan aku telah memelihara iman. Skg tersedia
bagiku mahkota kemuliaan yg disediakan Tuhan bagiku". Mahkota itu tersedia
juga bagi mrk yg merindukannya.
Matius ( Mat 16: 13-19 )
mencatat dialog antara Yesus dan murid2Nya, khususnya dg Petrus. Pertanyaan
Yesus ttg diriNya dijawab Petrus dg sebuah pengakuan: "Engkau adalah
MESIAS, Anak Allah yg hidup". Meski pernah menyangkal Yesus, Petrus
belajar dr pengalaman itu dan selanjutnya menjadi Pemimpin Para Rasul dan
seluruh pengikut Kristus.
Hikmah yg dpt kita petik:
1.
Doa2 umat sungguh mempunyai arti dan kekuatan utk memohon kpd
Tuhan agar mengabulkan permohonan mrk. Tuhan mdengarkan jeritan hati
umatNya. Klo Tuhan "tergerak hati atas permintaan umatNya"
hendaknya para petinggi / ketua kelompok / koordinator / pimpinan lembaga juga
"mperhatikan / melihat dari dekat situasi dan kehidupan anggotanya"
dan segera mengambil keputusan yg jelas. Menunda-nunda sebetulnya sama
dengan "menggantung nasib org" dan / atau memboroskan energi,
perasaan, pikiran, dan bisa menimbulkan tafsiran yg negatif. Kerugian
moril dan matiriil menjadi makin besar dan persoalan bisa lebih rumit.
Maka, segera selesaikan masalah.
2.
Paulus dan Petrus, sesudah pertobatannya betul2 membaktikan
hidup mrk bagi keselamatan sesama dan perluasan Kerajaan Allah. Mrk
mpertaruhkan nyawa demi iman akan Kristus. Bagi mereka telah tersedia
mahkota kemuliaan di surga. Mrk menjadi teladan bagi kita utk
"konsekwen" (setia pada janji dan berani ambil resiko). Org yg tidak
konsekwen atau plin-plan, adalah org2 yg tidak bisa dipercaya.
3.
Pernah menyangkal / jatuh / gagal, bukan berarti bhw
"dirinya sdh hancur dan tidak berharga sama sekali. Kejatuhan / kegagalan
bisa menjadi titik berangkat (langkah awal) utk menjadi org yg baik, bijaksana
dan penuh kasih, karena dia telah dikasihi Allah.
Maka, mrk dan kita yg pernah
gagal / putus asa sampai di titik nadir, bangkitlah. Selalu ada kesempatan utk
bangkit, dan ada org yg mau menolong. Juga TUHAN tetap mencintai dan siap menyambut
"kepulangan kita"... Ingatlah akan kisah anak yg hilang dalam Injil
Lukas bab 15: 11 – 32.
Marilah kita berdoa bagi Paus,
para Kardinal, para uskup, para romo, katekis dan pembina iman umat, agar mrk
tetap tabah dlm mberikan kesaksian ttg Kristus. Lebih2 di negara kita yg amat
majemuk, semoga mrk senantiasa dikaruniai kebijaksanaan dan kesehatan yg
prima. Kita berdoa pula agar mrk yg gagal dpt bangun lagi dan hidup dlm
damai. Semoga kita juga tidak menunda-nunda dalam mengambil keputusan spy
bamyak org segera dibahagiakan dan disejahterakan. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar