ULET DAN TAHAN BANTINGAN


 PEMBACA YANG BUDIMAN

Apa kabar hari ini ?   Moga-moga dengan beberapa sajian terdahulu, anda mendapatkan kekuatan yang ditemukan dalam bacaan - sharing saya itu. Pada kesempatan ini, saya sajikan tulisan yang bersumber dari Kisah Para Rasul ( Kis ).  Semoga anda menemukan mutiara yang indah di dalamnya. Selamat membaca dan menikmati isinya. 


Dalam Ki13: 13 - 25 yang memuat berita tentang perjalanan Paulus dkk, yang diwartakan Lukas  hari ini cukup menarik untuk diperhatikan. Ada beberapa hal penting yang menonjol, yaitu

1.  Mereka berlayar dari Pafos ( sebuah pulau kecil yang disebut pulau Siprus) di bagian selatan menuju ke utara, ke sebuah pulau besar, dan mendarat di Perga. Itu artinya mereka naik kapal layar, kapal yang digerakkan oleh tenaga angin. Bisa dibayangkan mereka kira-kira mereka selama beberapa hari berada di laut karena perjalanan itu amat panjang. Angin ombak, kebosanan dan makan seadanya, tentu mereka hadapi. 

2.  Meski seorang teman mereka bernama Yohanes, di Pafos meninggalkan mereka, tokh mereka jalan terus. Tentu mereka kecewa, namun kekecewaan itu tidak terus-menerus menguasai pikiran dan perasaan mereka. Pelayanan harus berjalan terus.

3. Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan ke Antiokia (negara lain lagi). Hidup di Negara lain sebagai orang asing, belum tentu nyaman dan enak. Ada begitu banyak pengorbanan, pengertian, menahan diri yang dituntut dari masing-masing pribadi. Yan mengagumkan adalah, mereka pantang menyerah. Pada hari Sabat mereka masuk ke rumah ibadat, bersama dengan umat setempat, untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas segala karunia yang telah mereka terima dan mohon berkat. 

4.  Ketika ditawari oleh pejabat-pejabat rumah ibadat, dengan penyampaian: "Jika saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakan"  Paulus dengan begitu spontan berdiri dan menerima tawaran itu. 

Dari beberapa hal yang saya sampaikan itu, nyatalah bahwa Paulus dkk adalah pribadi yang punya misi yang jelas, yaitu mewartakan Kristus kepada bangsa-bangsa di luar Yerusalem.  Mereka tidak memilih-milih alat transportasi yang nyaman. Sarana apa saja yang tersedia, mereka pergunakan, termasuk ketika harus naik kapal layar, mereka tetap ok.

Mereka tidak mudah menyerah, terhadap kesulitan dan tantangan berat. Misalnya,  ketika seorang rekan perjalanan mereka mengundurkan diri, mereka tetap berjalan terus. Misi mereka untuk mewartakan kabar sukacita Tuhan tetap mereka jaga. Mereka adalah orang-orang yang ulet dan tahan bantingan.

Di sisi lain, Yohanes (yang juga disebut Markus) meski pulang sendirian, batal ikut rombongan pada perjalanan selanjutnya rupanya bukan karena konflik atau ada persoalan pribadi yang membuat dia frustrasi namun karena dia punya misi yang lain. Di kemudian hari dia menjadi pengarang Injil. 

Lukas (penulis Kis) mencatat bahwa mereka punya cara hidup yang patut ditiru yaitu pada hari sabat mereka masuk ke rumah ibadat untuk mendengarkan sabda Tuhan yang tertulis pada Kitab Taurat Musa.  Mereka bergabung dengan masyarakat / umat yang juga rindu akan firman Allah. Ketika ditawari untuk bersharing, Paulus mengunakan kesempatan itu untuk mewartakan Kristus.  Peluang yang ada, dia ambil...supaya umat setempat yang ternyata adalah umat Israel (sebangsa dengan dia) yakin bahwa Yesus adalah Anak Allah yang diutus Bapa untuk menyelamatkan umat manusia.. yang dinantikan oleh para nabi, raja-raja, hakim-hakim termasuk bangsa Israel, dan diwartakan Yohanes Pembaptis, betul-betul sudah datang. 

Pada masa ini, ketika covid masih mewabah di mana-mana... kita diberi waktu untuk membaca sabda Tuhan, bukan hanya pada hari minggu tetapi setiap hari di rumah masing-masing. Sabda Allah diwartakan di rumah, kepada seluruh anggota keluarga.

Ada kesempatan untuk ikut misa, doa rosario secara Live Streaming (siaran langsung), dari pelbagai saluran. Diharapkan sesudah mendengarkan firman Tuhan,  ada kesempatan untuk mengakrabkan seluruh anggota keluarga, melalui rekreasi bersama, main domino, halma, catur, nyanyi bersama, goyang poco-poco dll.  Bisa juga anda menemani anak belajar di rumah secara online, dialog dengan kakak-adik, mengembangkan bakat: menanam sayur, memelihara lele dll. Bisa juga anda menulis renungan harian dan dibagikan ke rekan-rekan via wa... 

Kalau Paulus dkk yang berlayar ke daerah asing yang pada masa itu cukup sulit dan menantang, kita yang di rumah semestinya punya waktu dan kesempatan lebih banyak untuk melatih diri supaya menjadi pribadi yang lebih ulet dan tahan bantingan.

Komentar

Postingan Populer