SAFARI NATAL -II
PEMBACA SETIA BLOG INI
Syaloom....
Inilah sambungan cerita tentang SAFARI NATAL yang telah muncul di blog pada tanggal 2 Januari yang lalu.
5. Pusat Paroki: St Theresia Muting
Setelah pelayanan untuk Stasi Kindiki dilaksanakan, tanggal 24 Desember 2011 pagi, rombongan meninggalkan stasi ini dan melanjutkan perjalanan ke pusat paroki, yaitu di Muting. Nama parokinya adalah st. Theresia. Umat di pusat paroki berjumlah kira-kira 600 jiwa.
Misa malam Natal dilaksanakan pada jam 19.30. Umat memadati seluruh ruangan gereja bahkan di luar didirikan tenda untuk menampung mereka yang tidak kebagian tempat di dalam gedung gereja. Uskup menguraikan tema natal tahun 2011: "Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat Terang yang besar". Allah begitu peduli atas nasib dan kehidupan manusia yang penuh dengan kekurangan dan kegelapan dosa, sehingga Dia mengutus Anak-Nya, sebagai Terang, untuk menunjukkan jalan kebenaran yang menuju ke surga.
Allah membela manusia sampai sedemikian mendalam, sehingga Dia merelakan Anak-Nya menjadi sama seperti kita. Dengan Yesus menjadi manusia, kita dimampukan untuk berkomunikasi dengan Dia dalam bahasa dan situasi hidup manusia. Dalam rupa Sakramen Mahakudus, Yesus hadir untuk menguduskan tangan, mulut, hati dan seluruh diri manusia agar dengan badan dan jiwa serta kehidupan yang telah dikuduskan itu, manusia menjadi sarana keselamatan bagi orang lain. Kekudusan yang diperoleh manusia itu, merupakan tugas perutusan yang diterima dari Allah, untuk diteruskan kepada sesama, agar sesama pun mengalami keselamatan.
6. Stasi Alfa-sera VI
Pada misa Natal tanggal 25 Desember 2011, selain melayani pusat paroki Muting, uskup juga melayani umat di Stasi Alfa Sera VI. Perjalanan dengan mobil dari Muting ke Alfasera ditempuh selama 1 jam 30 menit dengan mobil. Kami menumpang mobil bapak Asong, sebuah mobil Izuzu - Panther yang telah dimodifikasi. Mobil ini tinggi dan dobel gardan sehingga mampu melewati medan yang berat.
Umat Alfasera VI adalah umat transmigran, yang kebanyak berasal dari Flores, dan sebagian kecil dari jawa. Jumlah mereka 41 kk, atau sekitar 150 jiwa. Mereka telah tinggal di wilayah transmigrasi itu selama 13 tahun, dengan mata pencaharian sebagai petani. Kehidupan mereka kini sudah lumayan. Mereka hidup dari hasil pertanian, hasil hutan: babi hutan dan rusa, serta ikan arwana.
Misa di Alfa-sera dilaksanakan sore hari. Betapa gembira hati mereka, karena untuk pertama kalinya mereka melihat uskup secara langsung. Kerinduan mereka untuk bertemu dengan uskup telah terbayar. Gereja penuh sesak dengan umat, dan mereka mengikuti misa dengan penuh kekhidmatan.
7. Stasi Ulilin
Pelayanan terakhir dalam rangka Natal adalah pelayanan untuk umat di Ulilin pada tanggal 26 Desember. Gereja penuh sesak dengan umat yang berjumlah kira-kira 250 orang. Koor gabungan memandu misa kudus yang dilaksanakan jam 19.00. Cuaca yang bagus telah memungkinkan umat untuk datang dan mengikuti ekaristi.
Uskup menggali makna tema natal 2011:"Bangsa yang berjalan dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar". Allah telah berpihak kepada manusia, sehingga "kegelapan telah ditempuh dan dimasukinya", agar manusia memperoleh keselamatan. Situasi yang sangat tidak enak, telah diambil oleh Allah, agar kehidupan manusia diperbaharui. Citra Allah yang telah rusak dipulihkan, sehingga manusia punya kekuatan untuk bertemu dengan Allah. Dalam kekuatan dan kekudusan yang telah diberikan Allah itu, manusia diutus menjadi duta terang dan duta damai, bagi sesamanya.
Malam hari, tanggal 26 Desember ini, uskup mengingap di stasi Ulilin, di rumah keluarga bapak Asong. Sr Emiliana KYM, Sr. Agnesia KYM dan Sr. Eufrasia PRR yang telah melayani umat Allah di stasi-stasi juga tiba di Ulilin, dan bermalan di keluarga ini. Maka, kami semua bergembira bersama, makan bersama dengan keluarga bapak Asong. Keesokan harinya, setelah merayakan ekaristi, kami meninggalkan Ulilin dan kembali ke Merauke.
Pelayanan Natal telah selesai, perjalanan dengan pelbagai kesulitan dan kepenatan telah dilalui, dan yang patut dicatat adalah selama pelayanan itu cuaca amat bagus. Tuhan telah memberikan cuaca, sahabat-sahabat dan para petugas lapangan yang baik sekali, sehingga semuanya berjalan lancar. Mobil Inova yang pada umumnya tidak bisa masuk di Muting karena jalanan jelek, kali ini tiba di Muting dan kembali di Merauke dengan selamat. Tuhan telah memberkati dan mengutus kami semua untuk melayani dan menghadirkan kasih-Nya di banyak tempat dalam rangka natal.
Dialah yang telah memungkinkan semuanya terjadi dan lancar. Maka, pantaslah kami memanjatkan syukur dan hormat kepada-Nya yang telah mempercayakan tugas pelayanan ini kepada kami semua.
Syaloom....
Inilah sambungan cerita tentang SAFARI NATAL yang telah muncul di blog pada tanggal 2 Januari yang lalu.
5. Pusat Paroki: St Theresia Muting
Setelah pelayanan untuk Stasi Kindiki dilaksanakan, tanggal 24 Desember 2011 pagi, rombongan meninggalkan stasi ini dan melanjutkan perjalanan ke pusat paroki, yaitu di Muting. Nama parokinya adalah st. Theresia. Umat di pusat paroki berjumlah kira-kira 600 jiwa.
Misa malam Natal dilaksanakan pada jam 19.30. Umat memadati seluruh ruangan gereja bahkan di luar didirikan tenda untuk menampung mereka yang tidak kebagian tempat di dalam gedung gereja. Uskup menguraikan tema natal tahun 2011: "Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat Terang yang besar". Allah begitu peduli atas nasib dan kehidupan manusia yang penuh dengan kekurangan dan kegelapan dosa, sehingga Dia mengutus Anak-Nya, sebagai Terang, untuk menunjukkan jalan kebenaran yang menuju ke surga.
Allah membela manusia sampai sedemikian mendalam, sehingga Dia merelakan Anak-Nya menjadi sama seperti kita. Dengan Yesus menjadi manusia, kita dimampukan untuk berkomunikasi dengan Dia dalam bahasa dan situasi hidup manusia. Dalam rupa Sakramen Mahakudus, Yesus hadir untuk menguduskan tangan, mulut, hati dan seluruh diri manusia agar dengan badan dan jiwa serta kehidupan yang telah dikuduskan itu, manusia menjadi sarana keselamatan bagi orang lain. Kekudusan yang diperoleh manusia itu, merupakan tugas perutusan yang diterima dari Allah, untuk diteruskan kepada sesama, agar sesama pun mengalami keselamatan.
6. Stasi Alfa-sera VI
Pada misa Natal tanggal 25 Desember 2011, selain melayani pusat paroki Muting, uskup juga melayani umat di Stasi Alfa Sera VI. Perjalanan dengan mobil dari Muting ke Alfasera ditempuh selama 1 jam 30 menit dengan mobil. Kami menumpang mobil bapak Asong, sebuah mobil Izuzu - Panther yang telah dimodifikasi. Mobil ini tinggi dan dobel gardan sehingga mampu melewati medan yang berat.
Umat Alfasera VI adalah umat transmigran, yang kebanyak berasal dari Flores, dan sebagian kecil dari jawa. Jumlah mereka 41 kk, atau sekitar 150 jiwa. Mereka telah tinggal di wilayah transmigrasi itu selama 13 tahun, dengan mata pencaharian sebagai petani. Kehidupan mereka kini sudah lumayan. Mereka hidup dari hasil pertanian, hasil hutan: babi hutan dan rusa, serta ikan arwana.
Misa di Alfa-sera dilaksanakan sore hari. Betapa gembira hati mereka, karena untuk pertama kalinya mereka melihat uskup secara langsung. Kerinduan mereka untuk bertemu dengan uskup telah terbayar. Gereja penuh sesak dengan umat, dan mereka mengikuti misa dengan penuh kekhidmatan.
7. Stasi Ulilin
Pelayanan terakhir dalam rangka Natal adalah pelayanan untuk umat di Ulilin pada tanggal 26 Desember. Gereja penuh sesak dengan umat yang berjumlah kira-kira 250 orang. Koor gabungan memandu misa kudus yang dilaksanakan jam 19.00. Cuaca yang bagus telah memungkinkan umat untuk datang dan mengikuti ekaristi.
Uskup menggali makna tema natal 2011:"Bangsa yang berjalan dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar". Allah telah berpihak kepada manusia, sehingga "kegelapan telah ditempuh dan dimasukinya", agar manusia memperoleh keselamatan. Situasi yang sangat tidak enak, telah diambil oleh Allah, agar kehidupan manusia diperbaharui. Citra Allah yang telah rusak dipulihkan, sehingga manusia punya kekuatan untuk bertemu dengan Allah. Dalam kekuatan dan kekudusan yang telah diberikan Allah itu, manusia diutus menjadi duta terang dan duta damai, bagi sesamanya.
Malam hari, tanggal 26 Desember ini, uskup mengingap di stasi Ulilin, di rumah keluarga bapak Asong. Sr Emiliana KYM, Sr. Agnesia KYM dan Sr. Eufrasia PRR yang telah melayani umat Allah di stasi-stasi juga tiba di Ulilin, dan bermalan di keluarga ini. Maka, kami semua bergembira bersama, makan bersama dengan keluarga bapak Asong. Keesokan harinya, setelah merayakan ekaristi, kami meninggalkan Ulilin dan kembali ke Merauke.
Pelayanan Natal telah selesai, perjalanan dengan pelbagai kesulitan dan kepenatan telah dilalui, dan yang patut dicatat adalah selama pelayanan itu cuaca amat bagus. Tuhan telah memberikan cuaca, sahabat-sahabat dan para petugas lapangan yang baik sekali, sehingga semuanya berjalan lancar. Mobil Inova yang pada umumnya tidak bisa masuk di Muting karena jalanan jelek, kali ini tiba di Muting dan kembali di Merauke dengan selamat. Tuhan telah memberkati dan mengutus kami semua untuk melayani dan menghadirkan kasih-Nya di banyak tempat dalam rangka natal.
Dialah yang telah memungkinkan semuanya terjadi dan lancar. Maka, pantaslah kami memanjatkan syukur dan hormat kepada-Nya yang telah mempercayakan tugas pelayanan ini kepada kami semua.
Komentar