NATAL DALAM CAHAYA PASKA
PEMBACA YANG BUDIMAN.....
Syaloom....
Untuk mengawali tulisan perdana pada tahun 2012 ini, perkenankan saya menyampaikan terlebih dahulu ucapan "Selamat Tahun Baru" kepada anda sekalian. Semoga anda dan kita semua "selamat" (tidak mengalami, kemalangan, kecelakaan atau bahaya apa pun). Semoga kita selamat, artinya sampai di tempat tujuan, mendapat berkat dan sukses. Semoga dalam tahun yang baru itu, berkat Tuhan melimpah dan kita pun terdorong untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Dalam suana natal ini, saya persembahkan kepada anda, sebuah buah permenungan dari Pater Hans Kwakman MSC, mantan dosen dogmatik di Seminari Tinggi Pineleng, pernah menjadi Provinsial MSC Provinsi Indonesia, dan saat ini beliau adalah tenaga inti di Centre International "COR NOVUM - Issoudun - Perancis. Beliau menuliskan buah permenunganya dengan judul: Natal dalam Cahaya Paska. Mari kita simak renungan itu.
Untuk saya pribadi Pesta Natal adalah Pesta paling besar dalam tahun liturgis. Dalam hal ini saya setuju dengan 'suara rakyat' yang secara spontan jauh lebih tertarik kepada Pesta Natal daripada Pesta Paska.
Penjelmaan Putera Allah menjadi manusia, itulah misteri iman yang terdalam. Pada Pesta Natal kita rayakan bahwa dalam diri Yesus Allah sendiri komit untuk berpartisipasi dalam sejarah bangsa manusia dan sejarah hidup kita masing-masing. Dalam diri Yesus, Allah menjadi Sahabat perjalanan kita, dalam untung dan malang, waktu sehat dan sakit, entah merasa dekat pada Allah atau jauh.
Bagi saya itulah Penebusan: kehadiran dan keterlibatan Allah dalam kehidupan bangsa manusia dan kehidupan kita masing-masing. Kehadiran dan keterlibatan itu memberi makna dan perspektif kepada hidup kita dan hidup bangsa manusia! Kita tidak ditebus oleh karena Yesus mati tetapi karena Yesus hidup dan tetap hidup bersama kita dalam Roh Kudus! Wafat Yesus di kayu salib adalah tanda kesetia-kawanan Yesus akan komitmen Natal Allah Bapa untuk tetap menyertai kita. Walaupun secara kejam ditolak oleh manusia yang tidak bisa menerima kehadiran Allah dalam hidupnya, Yesus tetap setia akan Misi-Nya untuk menghadirkan Allah di tengah-tengah kita. Kebangkitan Yesus adalah tanda kesetiaan Allah akan komitment Natal untuk tetap menyertai kita, apapun juga reaksi kita. Pencurahan Roh adalah pelaksanaan komitmen Natal dari Allah untuk menyertati kita dari dalam diri kita dan dari dalam diri setiap manusia.
Kehadiran Maria dan Yosef, para gembala dan para 'Raja' menunjukkan bahwa di dalam diri Yesus, Allah menerima kita seadanya dan apa adanya, entah suci atau jelek, entah elit atau rakyat biasa. Allah komit untuk tetap solider / setiakawan dengan kita semua, tanpa membedakan status, budaya atau agama.
Itulah pandangan pribadi saya yang menginspirir saya. Selamat merayakan Natal sesuai penghayatan pribadi masing-masing.
Hans Kwakman msc, Karanganyar.
Beliau pada saat menulis renungan ini berada di Karanganyar - Kebumen (Jawa Tengah).
Semoga apa yang beliau tuturkan itu, akan memberikan "pendalaman spiritualias akan pesta Natal bagi kita semua".
Syaloom....
Untuk mengawali tulisan perdana pada tahun 2012 ini, perkenankan saya menyampaikan terlebih dahulu ucapan "Selamat Tahun Baru" kepada anda sekalian. Semoga anda dan kita semua "selamat" (tidak mengalami, kemalangan, kecelakaan atau bahaya apa pun). Semoga kita selamat, artinya sampai di tempat tujuan, mendapat berkat dan sukses. Semoga dalam tahun yang baru itu, berkat Tuhan melimpah dan kita pun terdorong untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Dalam suana natal ini, saya persembahkan kepada anda, sebuah buah permenungan dari Pater Hans Kwakman MSC, mantan dosen dogmatik di Seminari Tinggi Pineleng, pernah menjadi Provinsial MSC Provinsi Indonesia, dan saat ini beliau adalah tenaga inti di Centre International "COR NOVUM - Issoudun - Perancis. Beliau menuliskan buah permenunganya dengan judul: Natal dalam Cahaya Paska. Mari kita simak renungan itu.
Untuk saya pribadi Pesta Natal adalah Pesta paling besar dalam tahun liturgis. Dalam hal ini saya setuju dengan 'suara rakyat' yang secara spontan jauh lebih tertarik kepada Pesta Natal daripada Pesta Paska.
Penjelmaan Putera Allah menjadi manusia, itulah misteri iman yang terdalam. Pada Pesta Natal kita rayakan bahwa dalam diri Yesus Allah sendiri komit untuk berpartisipasi dalam sejarah bangsa manusia dan sejarah hidup kita masing-masing. Dalam diri Yesus, Allah menjadi Sahabat perjalanan kita, dalam untung dan malang, waktu sehat dan sakit, entah merasa dekat pada Allah atau jauh.
Bagi saya itulah Penebusan: kehadiran dan keterlibatan Allah dalam kehidupan bangsa manusia dan kehidupan kita masing-masing. Kehadiran dan keterlibatan itu memberi makna dan perspektif kepada hidup kita dan hidup bangsa manusia! Kita tidak ditebus oleh karena Yesus mati tetapi karena Yesus hidup dan tetap hidup bersama kita dalam Roh Kudus! Wafat Yesus di kayu salib adalah tanda kesetia-kawanan Yesus akan komitmen Natal Allah Bapa untuk tetap menyertai kita. Walaupun secara kejam ditolak oleh manusia yang tidak bisa menerima kehadiran Allah dalam hidupnya, Yesus tetap setia akan Misi-Nya untuk menghadirkan Allah di tengah-tengah kita. Kebangkitan Yesus adalah tanda kesetiaan Allah akan komitment Natal untuk tetap menyertai kita, apapun juga reaksi kita. Pencurahan Roh adalah pelaksanaan komitmen Natal dari Allah untuk menyertati kita dari dalam diri kita dan dari dalam diri setiap manusia.
Kehadiran Maria dan Yosef, para gembala dan para 'Raja' menunjukkan bahwa di dalam diri Yesus, Allah menerima kita seadanya dan apa adanya, entah suci atau jelek, entah elit atau rakyat biasa. Allah komit untuk tetap solider / setiakawan dengan kita semua, tanpa membedakan status, budaya atau agama.
Itulah pandangan pribadi saya yang menginspirir saya. Selamat merayakan Natal sesuai penghayatan pribadi masing-masing.
Hans Kwakman msc, Karanganyar.
Beliau pada saat menulis renungan ini berada di Karanganyar - Kebumen (Jawa Tengah).
Semoga apa yang beliau tuturkan itu, akan memberikan "pendalaman spiritualias akan pesta Natal bagi kita semua".
Komentar