100 TAHUN SEMINARI MERTOYUDAN

Pembaca yang budiman....

Tahun 2012 mendatang merupakan tahun istimewa bagi Seminari Mertoyudan Magelang. Apanya yang istimewa ? Pada tahun 2012 itu, Seminari ini genap berusia 100 tahun. Dari seminari ini telah lahir sekian puluh uskup, sekian ratus pastor, dan tentu kaum awam katolik ( mantan seminaris ) yang berkarya di pelbagai bidang pelayanan di tengah-tengah masyarakat. Penulis adalah salah seorang alumnus dari seminari ini. Beberapa waktu yang lalu, ada permintaan dari majalah Hidup untuk wawancara tertulis. Hasil wawancara tertulis itu, penulis tuturkan kembali di sini untuk anda:


Bpk Kuswandono yg baik

Salam dr Jayapura. Saya saat ini dlm perjalanan dr Merauke ke Agats. Karena kesulitan transportasi / penerbangan langsung Merauke Agats (Ewer), saya terpaksa menempuh jalan panjang (keliling via Jayapura, Timika dan tiba di Agats). Penerbangan yg seharusnya hanya 1,5 jam, terpaksa harus ditempuh dlm 3 hari. Saya harus tinggal 1 malam di Jayapura dan 1 malam Timika karena tidak ada penerbangan lanjutan. Biaya perjalanan juga menjadi lebih mahal.

Kebetulan di Jayapura ada signal, shg saya bisa menjawab pertanyaan anda.

1. Bagaimana kesan monsinyur tentang Seminari Mertoyudan masa kini?
Dulu di depan pintu gerbang utama Seminari Mertoyudan (SM) terbentang sawah yg luas. Ada Sekolah Pertanian Menengah Atas. Kami sering jalan2 di persawahan itu. Di kejauhan tampak G.Merapi.
Sekarang ini, yg tampak deretan toko2 dan ruko2 sejak dari Magelang. Suasana guyup rukun berubah menjadi suasana org berdagang, org bekerja dan suasana kerja utk menarik pembeli dg penampilan, reklame, baju seragam, dan cita rasa makanan tertentu.
Jalan besar makin ramai dan padat dg kendaraan, shg kendaraan kecil dan org yg bjalan kaki harus ekstra hati-hati.
Dulu pagar kelilingnya adalah tanaman hidup, kini pagar tembok /beton yg hanya setengah sehingga wajah depan bangunan utama dan kapel SM bisa kelihatan dg jelas sekali.
Di dalam kompleks SMnya sendiri, saya tdk melihat adanya banyak perubahan. Lapangan basket, lapg volley, dan lapg sepak bola msih spt yg dulu. Ruang studi, kamar tidur dan WC/km per unit / per angkatan masih spt dulu. Dari yg kecil2 ini tampak bahwa pola hidup sderhana, dekat dg alam, ketenangn, dan suasana meditasi dg bantuan alam tetap dipertahankan.

Melalui hidup per angkatan, dg kompleks sdiri-sdiri tampak bahwa hidup komunitas, solidaritas dan pengenalan kepd rekan seangkatan itu penting, perlu ditumbuhkan dan dipupuk. Saya melihat hal ini tetap dihidupkan di SM.


2. Bagaimana keefektivan perannya sebagai salah satu pendidik dan pemasok calon-calon imam?

Saya tdk bisa mjawab secara matematis ttg jumlah pasokan setiap tahun. Dari informasi yg ada dan dr pengamatan saya, peran SM masih amat besar dan signifikan. Calon2 imam projo KA Semarang, frater SJ dan tarekat2 yg bekerja di Jateng dan sekitarnya pada umumnya banyak yg alumni SM.

Anak2 dari mantan alumni / jebolan SM banyak juga yg masuk SM dan bahkan ada yg sudahmenjadi imam. Ada jg hari orangtua anak SM, setiap tahun pada jaman saya. Hal ini amat baik utk saling kenal dan memperkokoh ikatan kasih antara pembina, anak seminari dan ortu, serta antar ortu. Saya tdk tahu apakah kegiatan ini masih ada. Ada juga pertemuan dg para alumni. Dari sisi ini, secara tdk langsung SM turut berperan dlm kegiatan aksi panggilan melalui para alumninya.

3 Di usianya yang ke-100 tahun, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan seminari ini?

Situasi masy, kaluarga dan dunia sudah jauh berubah. Dulu punya anak banyak itu berkat. Anak2 di dlm keluarga, belajar solider, saling mengalah, mengasuh dan membantu. Kakak belajar jadi orgtua. Anak2 itu berkat dr Tuhan. Keluarga merasa bangga punya banyak anak.

Skg anak2 dianggap beban, merepotkan aktivitas ortu. Anak paling banyak 2. Kakak dan adik hampir sama besar shg lebih sering bersaing drpd bersahabat. Mengalah dan solider menjadi lebih sulit. Anak2 lebih suka hal2 yg praktis, cepat, mudah dan kalo perlu tanpa pengorbanan dan proses panjang.
Salah satu staf SM mengatakan rasa memiliki, solider, tanggung jawab dan merasa bersalah bila membuat kesalahan amat menurun. Anak seminari adalah anak jaman. Maka pengaruh jaman pun tdk bisa disepelekan.

Maka, pembinaan holistik harus diberikan sejak mereka di kelas bawah. Perkembangan mental dan psikis mrk perlu mdapat perhatian. "Family therapy dan penyembuhan luka-luka batin" baik juga kalau mdapat perhatian.
Utk ini memang perlu pembina yg fulltime di SM, berjumlah cukup dan sdh punya cukup pengalaman. Baik juga dilibatkan pasutri2 utk sharing pengalaman kpd mrk.


4. Apa masukan dan saran Monsinyur bagi perkembangan seminari ini?

Sebagian saran sudah sy sampaikan pada butir 3 tadi. Anak2 seminari perlu mdapat latihan2 mental, tg jawab dan kerja keras. Baik juga ada sharing2 dr pengusaha katolik ttg struggle for life, fighting spirit dan menejemen agar mrk diperkaya akan realitas dunia yg makin keras dan menantang serta penuh persaingan.

Live in bukan hanya di tengah org2 sakit, miskin dan kaum buruh, ttp juga di tengah kaum pebisnis dan wiraswasta. Spirit untuk hidup dan menghidupi nilai2 kristriani di tengah masy yg majemuk baik juga kalau mrk alami melalui keluarga2 yg majemuk itu.

Menjaga kesehatan dg makan makanan yg sehat juga penting. Pelayanan di bidang apa pun perlu dibarengi dg kesehatan yg mantap.
Seminari tdk usah harus serba ada. Biarlah anak2 belajar kesedehanaan, mengalami apa artinya tdk punya, dan belajar utk menerima apa yg ada. Ini penting spy mrk tdk menjadi org2 yg gampang mengeluh, kecewa dan putus asa.

Melalui tulisan ini, penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada para romo, bruder dan suster serta para guru pembina yang telah mengasuh kami. Terima kasih pula kepada bapak-bapak pengurus dapur, pengurus kebun dan peternakan. Mereka semua yang telah memungkinkan kami hidup dan belajar di seminari. Kami juga mohon maaf kepada Br. Prapto SJ atas segala kekhilafan dan kekurangan kami,bahkan kenekadan kami "mengambil buah-buahan dari kebun".

Kami akan mendoakan para romo, guru dan karyawan seminari yang telah dipanggil Tuhan. Semoga dengan pernyataan ini, damai Tuhan dialami banyak orang.

Komentar

Mas Wid mengatakan…
Monsinyur,

Mohon diterima salam saya dari sudut Paroki St. Paulus Miki, Salatiga.. Moga kita nanti sempat jumpa di novena 100 Tahun Seminari Mertoyudan (bulan apa ya, tapi Monsinyur yang mengisi)..

IWS
(MP 71)

Postingan Populer