KASIH IBU

Pada hari istimewa ini, Sabtu, 22 Desember 2012 yang dikenal dan diperingati di bumi pertiwi ini sebagai HARI IBU, saya mendapatkan kiriman renungan / pernyataan / ucapan kasih dan sekaligus ajakan untuk berterima kasih kepada ibu (kandung).  Apakah arti  kata “ibu” dan siapakah “ibu” itu ?  Untuk menjawab pertanyaan ini, saya mencarinya di “Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas”.  Saya tuliskan selengkapnya pengertian itu. 

Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu dapat diberikan untuk perempuan yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak).

Bunda, Mama adalah sebutan lain untuk ibu. Pemanggilan ibu dengan sebutan "mama" sudah menjadi hal yang umum di masyarakat Indonesia. Perempuan yang karena fungsinya yang mulia disebut ibu. Ibu adalah sebutan untuk menghormati kodrat perempuan dan sebagai satu-satunya jenis kelamin yang mampu untuk melahirkan anak, menikah atau tidak mempunyai kedudukan atau tidak, seorang perempuan adalah seorang ibu.

Anda boleh saja membuat “rumusan yang lebih pas” menurut pengalaman dan pengertian anda. Bagi saya, yang paling penting adalah “mengalami kasih sayang yang diberikan oleh ibu kepada anda, daripada “berpusing-pusing dengan menggali istilah / pengertian ibu”.  Bagaimana pengalaman 2 rekan atas ibunya, saya tuturkan selengkapnya untuk kita semua.

Renungan indah di hari Ibu (rekan pertama) :
Dalam realita kehidupanmu.. Minimal ada seorang wanita yg sangat PEDULI kamu..  Pasti..! Terlepas kamu setuju atau Tidak, terima atau tidak, Wanita ini ada..!Dan ia adalah satu satunya manusia di Planet ini yg mengizinkan Rahimnya kau tempati free of charge selama 9 bulan. Yang siap menahan sakit demi  untuk kehadiranmu di sini sekalipun nyawanya menjadi taruhan. Dalam membesarkanmu ia melewati hari-hari yg tidak gampang.. Sering ia tidak tidur karena kamu sakit.., dalam kebingungan ia hanya menangis dan berdoa karena panasmu yg tidak reda, atau kamu tidak buang kotoran. Ia tidak jijik dengan kotoranmu yg menempel di badannya bahkan ia tertawa lepas saat semua itu terjadi. Tahun-tahun berganti.. Kini kamu sudah Dewasa. Kamu sudah bisa ke dokter kalau kamu sakit..Dan status kamu pun kini sudah berubah.. Kamu tidak butuh wanita itu lagi.

Sekarang wanita itu sudah tua.. lamban, suka dengan cerita lama yg membosankan, nasehatnya pun selalu itu-itu saja.. Belum lagi bau badannya yg sering diprotes oleh: pacarmu / suami atau istrimu / anak-anakmu. Komunikasi kalian payah.. susah..! Hai Saudaraku.. Anda benar.. Wanita tua ini sering membosankan dan tak nyambung.. Tapi coba berdiamlah beberapa menit dalam hening..

Sejelek apapun dia.. orang lain boleh tidak suka dia. Tapi kamu tak boleh.. Sebab ia adalah IBUmu di hari tuanya yang tak lama lagi.., Bukan HARTAmu yg ia harapkan, ia TIDAK butuh apapun dari kamu. Ia hanya takut.. kehilangan kamu..  Takut kamu tidak peduli dia lagi.. Karena ia begitu mencintaimu. Ia sudah bahagia kalau kamu datang dan bertanya "apa kabar..? Dan tanganmu mau mengelus dia. Saudaraku  maafkan dia kalau ia pernah melakukan hal yg mengecewakan kamu.. Percayalah ia pantas untuk kau cintai. Saudaraku.. Waktu (milik) wanita tua itu tidak banyak lagi.. Dengarkanlah ini : Jangan Lagi Bersuara Keras Padanya..Dalam keadaan apapun.. Itu akan sangat melukainya.

Rekan kedua:
Ibuku guruku (saya yang memberi judul buah renungan ini)  
Ibu selalu mengajari kita ikhlas, ketika kesedihan itu menyapa. Ibu adalah orang yang tak pernah lelah untuk anak2nya...Pelukan ibu sungguh menenangkan... Ibu darimu aku belajar.....belajar tentang cinta, belajar tentang keikhlasan, belajar tentang pengorbanan dan juga ketulusan... Ibu pinjami aku hatimu agar aku bisa memeluk.... di saat engkau menangis dalam diam. Ibu ajari aku cara mengalah, seperti caramu memeluk keegoisanku hingga aku bisa memahami dan mengerti.Terima kasih untuk pengorbananmu selama ini kepadaku.

Di dalam Kitab Kejadian tertulis: " Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup" (Kej 3:20). Saya percaya bahwa penulis suci itu hendak memberikan penegasan dan pengakuan bahwa peranan ibu itu begitu penting dalam kehidupan setiap orang. Maka, tidak berlebihan, bila kedua rekan itu, dan tentu saya amat sepakat untuk memberikan apresiasi, pernyataan hormat, berterima kasih atas pengorbanan dan taruhan hidup yang telah diberikan kepada anda ( saya ) sehingga saya bisa menjadi manusia seperti sekarang ini. Ibu telah meletakkan dasar “kehidupan” dan memberikan modal untuk saya sehingga saya bisa kuat dan berjalan terus.

Ungkapan terima kasih terbesar yang bisa diberikan kepada ibu (kandung) adalah hidup baik (jujur, tulus, setia, rendah hati, murah hati, bisa dipercaya, bertanggung jawab, bijaksana dll) di mana pun saya berada. Dan tentu “menerima dia” dalam masa tuanya dan pada masa dia tidak berdaya, juga merupakan “tanda terima kasih kita kepadanya”.  Bagi saya, ibu telah menyiapkan saya untuk “mengalami kebahagiaan surga meskipun saya masih di dunia ini”. Itulah sebabnya, saya mengalami bahwa surga bukan hanya ada di telapak kaki, tetapi di dalam kehidupan ibu. Maka, menyiapkan kaum perempuan sejak dini untuk menjadi seorang ibu yang baik, sebenarnya menyiapkan “banyak orang untuk masuk surga”. 

Saya hendak mengakhiri tulisan ini dengan sebuah lagu yang saya kenal dan saya hafal sejak saya duduk di bangku Taman Kanak-kanak:

Kasih ibu kepada beta 
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia.

Komentar

Postingan Populer