KUTERUSKAN PADAMU 8

PEMBACA YANG BUDIMAN

Saya hadir kembali untuk mengunjungi anda, untuk meneruskan tulisan tentang “KUTERUSKAN PADAMU 8” sebagai lanjutan tulisan-tulisan terdahulu. Untuk mengantar “buah-buah rohani” yang berwujud tulisan itu, saya haturkan pula kepada anda, sebuah lagu yang berjudul: Kasih Setia-Mu Tuhan. Bila anda tahu lagu itu, silakan menyanyikan lagu itu. Inilah syairnya.


Kasih setia-Mu yang kurasakan
lebih tinggi dari langit biru
kebaikanmu yang telah kau nyatakan
lebih dalam dari lautan

Berkat-Mu yang telah kuterima
sempat membuatku terpesona
apa yang tak pernah kupikirkan
itu yang Kau sediakan bagiku

Siapakah aku ini Tuhan
jadi biji mata-Mu
dengan apakah kublas Tuhan
selain puji dan sembah Kau.

Saya juga teringat lagu bagus ini, ketika saya menulis paparan ini. Lagu ini saya kenal beberapa tahun yang lalu. Syairnya bagus, dan tetap digemari oleh banyak orang, meski saat ini sangat jarang untuk dilantunkan. Baik pula bula anda menyanyikannya, ketika membaca tulisan ini. Judulnya: Kasih dari Surga. Inilah syairnya:


Kasih dari Surga
memenuhi tempat ini
kasih dari Bapa surgawi

Kasih dari Yesus
mengalir di hatiku
membauat damai di hidupku

Mengalir kasih dari tempat tinggi
mengalir kasih dari tahta Allah Bapa
mengalir mengalir mengalir dan mengalir
mengalir memenuhi hidupku.
Syair-syair lagu tersebut mengungkapkan kebaikan Allah, dan sekaligus “kebesaran martabat manusia yang dianugerahkan Allah kepadanya”. Kasih Allah mengalir dari surga, dan memenuhi hati manusia yang bekehendak baik. Komunikasi antara hati manusia dan hati Allah, akan membuahkan kesatuan yang begitu dalam dan indah, yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Kerinduan ini sesungguhnya sudah terukir sejak manusia itu ada di dalam kandungan, maka sulit untuk dihapuskan, atau bahkan tidak mungkin dihapuskan.

Juga kerinduan untuk “menyatakan kesatuan, dan berada dalam kesatuan dengan sesama itu, tidak akan pernah terhapuskan” meski secara fisik keduanya berjauhan. Hati manusia yang telah menyatu, tetap selamanya “tergerak dan terarah untuk menyatu” meski “kedagingan dan keterbatasan serta kehendak manusia itu kadang-kadang mendorong ke arah yang lain atau yang berlawanan”. Itulah sebabnya, meskipun saudara, anak, kenalan, orangtua kita telah meninggal “relasi pribadi, dan kesatuan hati itu tetap ada. Karena relasi dan kesatuan inilah, manusia juga tetap rindu untuk mengungkapkan kesatuannya, atau keinginan untuk menolong mereka yang telah meninggal, khususnya mereka yang ada di api penyucian.

Menurut keyakinan orang katolik, ketika orang sudah meninggal, ada 3 kemungkinan yang terjadi pada orang itu. Pertama, mereka yang saleh dan suci hidupnya, akan mengalami kebahagiaan surgawi. Kedua, mereka yang masih ada noda dosa, akan mengalami “pemurnian” di api penyucian. Dan bila sudah tiba saatnya, mereka akan berbahagia di dalam surga. Dengan doa-doa, dan korban, kita yang masih hidup dapat menolong dia, agar doa-dosanya segera mendapatkan pengampunan. Dan yang ketiga, mereka yang sungguh-sungguh menolak Allah, dengan berbuat jahat yang demikian besar, akan masuk ke neraka. Di neraka ini, mereka akan mengalami kemalangan besar.

Dalam keyakinan iman ini, doa memohon belas kasih Allah melalui doa-doa kerahiman ilahi, kita dapat menyatakan harapan dan permntaan kita kepada Allah. Doa-doa pada hari ke delapan mengungkapkan kerinduan itu.


Hari Kedelapan
Meditasi Kitab Suci : 2Ptr3:9-14
Marilah berdoa bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian.

Yesus yang Maharahim, Engkau bersabda, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapa-Mu adalah murah hati." (Luk6:36). Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang maharahim jiwa-jiwa di Api Penyucian. Mereka sedang melunasi hutang terhadap keadilan Illahi-Mu (Mat5:26). Semoga aliran air dan darah yang keluar dari hati-Mu memadamkan nyala Api Penyucian, supaya di situ juga terjadi puji-pujian akan kekuatan kerahiman-Mu.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman jiwa-jiwa di Api Penyucian. Demi sengsara Yesus Kristus yang dahsyat itu dan karena kepahitan yang memenuhi hati-Mu yang amat kudus, tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang sekarang berada di bawah pandangan-Mu yang adil. Kami mohon, semoga Engkau melihat mereka hanya melalui luka-luka Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, yang kerahiman-Nya melebihi keadilan. Amin 
dilanjutkan dengan doa Koronka.

Semoga doa-doa yang kita panjatkan pada Allah, pada kesempatan novena kerahiman ilahi, dapat menolong mereka yang ada di api penyucian. Selain itu, secara pribadi, saya meyakini bahwa Allah tetap maharahim kepada semua orang, meski mereka berdosa berat. Karena itu, Allah punya jalan dan tindakan kasih yang tidak mungkin dimengerti oleh manusia, untuk “menyelamatkan orang yang berdosa dan ingin menyatakan tobatnya, serta kembali ke jalan yang benar”. Bagi Allah, tidak ada kata terlambat, dan tidak bisa. Allah yang maharahim tetap Allah yang mahabaik kepada semua orang.

Komentar

Postingan Populer