KUTERUSKAN PADAMU 7
PEMBACA
YANG BUDIMAN
SYALOOM
Saya
lanjutkan sapaan saya untuk anda, dalam bentu tulisan berikut ini.
Selamat menikmati isinya.
Devosi
adalah ungkapan sembah, hormat dan pujian atau doa (seorang) umat
beriman kepada Allah, yang telah diakui oleh pimpinan Gereja, sebagai
sarana untuk mendekatkan diri dengan Allah sehingga dirinya menjadi
semakin serupa dengan Dia, dan makin teguh menjadi saksi cinta
kasih-Nya. Wujudnya ada bermacam-macam: devosi kepada Sakramen
Mahakudus, devosi kepada Maria, kepada Kerahiman Ilahi, devosi Jalan
Salib dll.
Devosi
kepada Kerahiman Ilahi, sesungguhnya sudah berabad-abad dikenal oleh
umat katolik, namun menjadi semakin menonjol setelah diperkenalkan
dan dihayati oleh Santa Faustina. Siapakah Santa Faustina itu ?
Maria
Faustina Kowalska
(lahir di Łódź,
Polandia, 25
Agustus 1905 dan
meninggal di Kraków,
Polandia, 5
Oktober 1938 pada
umur 33 tahun) adalah seorang Santa
dengan nama asli Helena
Kowalska.
Ia adalah anak ketiga dari 10 orang bersaudara dalam sebuah keluarga
yang miskin, sehingga i hanya dapat mengemban pendidikan formal
selama tiga tahun saja. Ia menyatakan bahwa ia mendapat panggilan
menjadi seorang pelayan Tuhan
pada umur 7 tahun.Ia diangkat menjadi seorang biarawati pada tanggal
30 April 1926.
Dalam
kehidupan membiara, ia mendapat berbagai penglihatan spiritual,
termasuk stigmata.
Ketika ia memberitahukan hal itu kepada pengawas spiritualnya, ia
diminta untuk membuat sebuah diari. Namun, karena kemampuan berbahasa
yang rendah, tulisannya sulit dimengerti dan dibutuhkan penerjemahan
terlebih dahulu agar dapat dimengerti oleh orang-orang. Devosi utama
Faustina adalah mengenai "Kerahiman
Ilahi", sebagaimana ia melihat Tuhan
dalam sebuah penglihatan, yaitu berupa cahaya pengampunan yang
memancar dan mengalir dari hati Tuhan. Faustina meninggal karena
penyakit tuberkulosis
pada 5 Oktober 1938.
Ia digelari santa
oleh Paus
Yohanes Paulus II pada tanggal 30 April tahun 2000.
Stigmata
adalah “tanda yang dikaruniakan Allah kepada orang-orang yang
dikehendaki-Nya dalam wujud luka-luka misalnya, di telapak tangan, di
dada seperti yang dialami oleh Yesus”.
Hari
Ketujuh
Meditasi Kitab Suci : Luk7:36-50
Marilah kita berdoa bagi orang-orang yang memiliki devosi kepada Kerahiman Illahi.
Yesus yang Maharahim, hati-Mu adalah inti cinta kasih. Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang Maharahim jiwa-jiwa yang secara khusus menghormati dan memuji kebesaran kerahiman Illahi-Mu. Mereka membutuhkan kekuatan Allah, karena mereka berada dalam penderitaan dan kesulitan besar bersama Kristus, memikul seluruh bangsa manusia. Rangkulah mereka dengan kerahiman-Mu yang besar dan tolonglah mereka dengan rahmat kesetiaan, keberanian dan kesabaran.
Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman jiwa orang-orang yang secara khusus memuji dan menghormati sifat-Mu yang paling inti, yaitu kerahiman-Mu yang tak terduga. Mulut mereka penuh dengan nyanyian puji-pujian akan kemuliaan-Mu. Tangan mereka penuh dengan perbuatan belas kasih terhadap sesama. Kami mohon supaya Engkau menunjukkan kepada mereka kerahiman-Mu sesuai harapan mereka pada-Mu dan sesuai dengan janji-Mu, bahwa Engkau akan selalu membela mereka dalam kemuliaan-Mu terutama pada jam kematian mereka. Amin.
Meditasi Kitab Suci : Luk7:36-50
Marilah kita berdoa bagi orang-orang yang memiliki devosi kepada Kerahiman Illahi.
Yesus yang Maharahim, hati-Mu adalah inti cinta kasih. Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang Maharahim jiwa-jiwa yang secara khusus menghormati dan memuji kebesaran kerahiman Illahi-Mu. Mereka membutuhkan kekuatan Allah, karena mereka berada dalam penderitaan dan kesulitan besar bersama Kristus, memikul seluruh bangsa manusia. Rangkulah mereka dengan kerahiman-Mu yang besar dan tolonglah mereka dengan rahmat kesetiaan, keberanian dan kesabaran.
Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman jiwa orang-orang yang secara khusus memuji dan menghormati sifat-Mu yang paling inti, yaitu kerahiman-Mu yang tak terduga. Mulut mereka penuh dengan nyanyian puji-pujian akan kemuliaan-Mu. Tangan mereka penuh dengan perbuatan belas kasih terhadap sesama. Kami mohon supaya Engkau menunjukkan kepada mereka kerahiman-Mu sesuai harapan mereka pada-Mu dan sesuai dengan janji-Mu, bahwa Engkau akan selalu membela mereka dalam kemuliaan-Mu terutama pada jam kematian mereka. Amin.
Doa ini dilanjutkan dengan doa Koronka.
Semoga mereka yang berdevosi kepada Allah dan memohon kerahiman ilahi kepada_Nya dikaruniai berkat berlimpah dan menjadi saluran rahmat bagi banyak orang. Dunia kita yang penuh dengan tawaran dan kemudahan, sering membuat pribadi menjadi asing dengan pribadi lainnya. Komunikasi dengan kata-kata, perjumpaan antar pribadi, pertemuan dari hati ke hati, telah diganti oleh alat-alat elektronik. Kehadiran, sapaan lembut, saling melihat, jabat tangan rasanya makin jauh dan mahal. Seakan-akan semuanya itu “bisa dibayar” dan ditebus dengan sangat mudah dan sederhana oleh alat-alat canggih, yang sering disebut gadget.
Pribadi
butuh perjumpaan, kehadiran, sapaan, pandangan mata, dipeluk,
dijabat, dibelai. Anak-anak butuh digendong, digandeng, dan dituntun
secara fisik, dengan tangan kasih dan kehadiran seorang person
(pribadi) yang punya nilai besar bagi pribadi yang masih kecil itu
dan kosong itu. Sanubari si kecil (darah daging dan buah hati kedua
orangtuanya) butuh jamahan,sentuhan kasih, dan pelukan dari orangtua
yang merindukan kehadirannya. Dan kebutuhan ini tidak bisa digantikan
oleh gadget. Gadget meskipun bisa menjawab kebutuhan sesaat, adalah
benda mati. Manusia adalah pribadi yang membutuhkan kehadiran pribadi
yang mengasihi, meneguhkan, dan melidungi mereka agar berkembang
menjadi manusia yang utuh. Gadget tidak bisa menggantikan kedudukan
dan fungsi orang tua yang amat indah dan berharga itu.
Kekuatan
untuk mengasihi, meneguhkan, melindungi, memberkati hanya didapat
dari “pribadi yang hidup”, bukan dari benda mati. Dan agar
pribadi-pribadi yang disebut orangtua itu dapat memberikan semua
kebutuhan itu, dia (mereka) sendiri harus mengambil dan menyuburkan
kekuatan itu dari Allah, Pribadi Terindah dan Tersempurna yang
Kekuatan-Nya tidak pernah habis ditimba oleh jutaan manusia sepanjang
jaman.
Komentar