PENGIKRARAN KAUL DAN PENTAHBISAN DIAKON

Tanggal 25 Juli 2012, tepat jam 16.00 uskup dan 14 imam, bersama para misdinar, berarak dari wisma uskup menuju ke gereja katedral Merauke. Cuaca amat bagus dan mendukung kegiatan sore itu.  Sementara itu, di bagian lain 2 anak muda yang dihantar oleh kedua orangtua dan rombongan, berarak dari gang Xaverius menuju ke gereja juga. Mereka berarak perlahan-lahan sambil diiringi musik tradisional dari NTT.  Ada apa gerangan ? 

Anak muda yang dihantar ke gereja adalah Br. Victor Kelan GB dan Fr. Jack Java. Br Victor akan mengikrarkan kaul pertama, sedangkan fr. Jack akan menerima tahbisan diakon. Kedua orangtua mereka berasal dari NTT, sehingga keluarga besar NTT amat bergembira dan mendukung niat kedua anak muda itu untuk mengabdikan diri kepada Tuhan sebagai pelayan-Nya.

Di depan pintu utama gereja katedral, orangtua menghadap uskup untuk mengungkapkan kesediaan mereka untuk menyerahkan kedua anak mereka untuk menjadi pelayan Tuhan. Uskup menerima penyerahan itu dengan gembira, dan mengajak umat beriman untuk memasuki rumah Tuhan.  Dan dengan diiringi lagu "Aku Abdi Tuhan", para misdinar, para imam, br Victor, Fr Jack dan keluarga berarak menuju ke tempat yang telah disediakan. Koor gabungan memandu lagu-lagu dengan manis dan lembut sehingga tercipta suasana sakral dan penuh damai.

Tanggal 25 Juli adalah pesta St. Yakobus - rasul. Uskup mengajak umat Allah untuk mensyukuri rahmat Allah yang diberikan kepada umat beriman melalui St. Yakobus. Sebagai rasul, dia berkeliling ke mana-mana untuk meneruskan dan menghadirkan karya cinta kasih Tuhan.  Dikatakannya: " Hari ini sungguh istimewa karena 3 alasan: syukuran 8 tahun tahbisan uskup, pengikraran kaul pertama Br. Victor dan pentahbisan fr Jack Java sebagai diakon.

Bacaan Kitab Suci tentang pengalaman Paulus, yang mengatakan : " Semua karunia ini aku terima dalam bejana tanah liat, sehingga kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri".  Melalui kutipan itu, Tuhan hendak menyampaikan pesan bahwa Allah sendirilah yang membentuk tanah liat itu menjadi bejana. Dia yang merancang proses pembentukan / pembinaan setiap makhluk ciptaan-Nya.  Selanjutnya, dapat dikatakan pula bahwa meskipun bagaikan tanah liat, Tuhan percaya bahwa manusia itu bisa, kuat dan dapat melaksanakan perutusan yang dipercayakan kepadanya dengan setia. Di sisi lain, hendak disampaikan pula bahwa Tuhan sanggup membimbing manusia agar dapat mencapai garis akhir dengan baik dan menghasilkan banyak buah. Dialah sumber kekuatan. Kepada-Nya manusia dapat meminta dan menimba kekuatan.

Setelah homili, pengikraran kaul dilaksanakan, yang dimulai dengan tanya jawab antara pemimpin tarekat dengan bruder. Dengan suara lantang, bruder Victor menjawab pertanyaan dari Pemimpin Tarekat Gembala Baik, dan kemudian ia mengikrarkan kaul pertama, didampingi oleh Br Andreas CSA dan Br. John de Deo MTB. Umat mengikutinya dengan kidmat.  Pengikraran kaul ini dilengkapi dengan doa kepada Bunda Maria. Bruder dan para pendamping menuju ke patung Maria dan berdoa untuk mohon perlindungannya.

Saat yang mengharukan adalah saat ketika kedua orang muda itu meminta doa restu kepada orangtua masing-masing. Mereka berlutut di hadapan orangtua mereka, diiringi lagu, dan "entah doa apa yang dipanjatkan, kedua orangtua menumpangan tangan di atas kepala / di pundak anak mereka. Yang pasti sang anak ingin mendapakan restu keluarga untuk menempuh hidup selanjutnya". Kedua orangtua harus rela melepaskan anak mereka untuk melaksanakan tugas perutusan yang mereka sebagai pelayan Tuhan.

Kemudian tibalah saat pentahbisan diakon. Uskup bertanya tentang kesanggupan sang calon untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai diakon. Dengan mantap, sang calon menjawab: "ya, saya bersedia".  Atas dasar jawaban itu, uskup mengajak semua umat beriman untuk berdoa kepada Tuhan melalui doa litani para kudus agar sang calon mendapat kemurahan Tuhan dan layak menerima jabatan diakon. Pada saat litani didoakan, sang calon merebahkan diri di depan altar, dalam posisi tertelungkup ( tengkurap). Sesudah itu, uskup menumpang tangan di atas kepala sang calon, mengucapkan doa tahbisan.

Dengan berakhirnya doa tahbisan, sang calon menerima pakaian diakon ( dalmatik ). Dalmatik dibawa oleh kedua orangtua, dan diserahkan kepada uskup. Uskup dengan dibantu oleh para asisten mengenakan dalmatik itu kepada Fr. Jack. Kemudian diserahkan pula KS sambil berkata: " Terimalah KS ini, kamulah bentaranya. Apa yang saudara  baca, percayalah. Apa yang saudara percaya, saudara ajarkan, dan apa yang saudara ajarkan, saudara laksanakan". Upacara pentahbisan diakon diakhiri dengan peluk damai. Uskup memeluk diakon baru, menunjukkannya kepada umat, dan mengajak diakon baru duduk di deretan para imam.

Pada hari penuh syukur itu, 2 orang saudara yang masih muda menerima rahmat Tuhan untuk menjadi pelayan-Nya. Mereka berasal dari keluarga biasa, penuh kekurangan dan kelemahan (bagaikan bejana tanah liat) namun Allah sendiri yang memberikan kekuatan dan jaminan. Tidak ada kata lain selain ucapan terima kasih kepada Tuhan yang telah memberkati umat-Nya, yang telah menambah jumlah para pelayan di Keuskupan Agung Merauke.

Komentar

Postingan Populer