MELAJU KE TINGKAT NASIONAL



Juli 2011, setelah pengumuman tentang kelulusan anak-anak SMP, kepala sekolah dan para guru SMP John 23 Merauke didemo oleh para orangtua murid. Mereka marah-marah, dan mengungkapkan apa saja yang mereka kepada para guru dan kepala sekolah. Kata-kata kasar dan keras dilontarkan kepada pihak sekolah yang telah berjerih payah mengasuh anak-anak mereka. Mereka mengatakan kalau cara-cara ini diberlakukan, sekolah ini tidak akan mendapat murid. Mengapa hal itu terjadi ? 
Pada Ujian Nasional (UN) tahun itu, lebih dari 40 % murid-murid SMP itu dinyatakan tidak lulus. Apakah guru-guru dan kepala sekolah bergembira atas hasil itu ?   Tentu saja tidak. Mereka prihatin dan amat kecewa bahwa hasil kelulusan anak-anak didik mereka tidak bisa 100 %. Di sisi lain mereka berbangga dan bergembira, bahwa mereka telah berlaku jujur dan berani melawan arus.
Pada tahun-tahun sebelumnya, semua anak diluluskan. Guru-guru "diperintahkan untuk segera mengumpulkan hasil ujian, lalu mereka mengerjakan soal-soal ujian dengan jawaban yang telah disiapkan". Dengan kata lain, jawaban yang selama dikumpulkan dan akan diperiksa oleh para pengawas, adalah hasil rekayasa para guru. Tindakan seperti ini terjadi setiap tahun pada saat UN. Guru-guru amat tersiksa, karena mereka harus menipu diri, menipu anak didiknya dan batin mereka memberontak.
Pada tahun 2011 itulah, dibawah kepemimpinan kepala sekolah non PNS, sekolah ini berani mendobrak kecurangan yang selama ini terjadi. Mereka tidak mau mengikuti "perintah untuk merekayasa hasil ujian". Mereka sudah tahu resikonya, namun mereka tetap teguh dan siap menghadapi "omelan dan kecaman dari para orangtua yang kecewa bahwa anaknya tidak lulus".  Hasilnya adalah, para guru melaksanakan ujian dengan hati damai, dan bangga bahwa anak-anak yang mereka hantarkan ke jenjang yang lebih tinggi, benar-benar lulus secara murni". Sedangkan anak-anak yang tidak lulus, diperbolehkan mengikuti ujian paket B, sehingga mereka tetap dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut para guru, bila saja anak-anak mereka mengikuti ujian sekolah, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, mereka sungguh amat yakin bahwa anak-anak mereka pasti lulus.
Yang mengherankan adalah ketika pendaftaran baru dimulai 2 hari, semua bangku telah terisi. Ada begitu banyak orangtua yang amat berminat menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah ini. Disiplin, ketertiban, kejujuran dan kebenaran yang ditanamkan sekolah, itulah yang dicari dan diharapkan oleh para orangtua. Karena itu, apa yang terjadi di sekolah justru menjawab kebutuhan mereka yang selama ini "kabur dan tenggelam".
Beberapa minggu setelah tahun ajaran baru 2011 - 2012 dimulai, para orangtua dari anak-anak kelas III diundang untuk berdialog dengan pihak sekolah. Kepada mereka semua diberitahukan kegiatan para guru, apa yang terjadi selama UN dan betapa sakitnya para guru yang harus merekayasa kertas jawaban UN. Syukurlah para orangtua mulai menyadari dan memahami apa yang dilaksanakan pihak sekolah dalam rangka menciptakan anak bangsa yang jujur dan cerdas. Pertemuan itu diakhiri dengan hati penuh sukacita.
Pada tahun 2012 ini, sekolah ini menyelenggarakan ujian secara murni. Hasilnya mengagumkan. Angka kelulusan naik dan mereka mendapat pujian dari para orangtua dan masyarakat. Tidak ada lagi kemarahan dan luapan kekecewaan dari para orangtua. Para guru juga kini dapat bekerja dengan damai. Dalam suasana seperti ini, mari kita ikuti laporan yang telah dimuat di koran beberapa waktu yang lalu:  
Siswa SMP John Melaju ke Tingkat Nasional
Merauke, PSP, - Anna Andini Surno salah satu siswa SMP Joanes XXIII Merauke akan mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat nasional yang akan dilangsungkan di Jakarta 25 Juni hingga 2 Juli 2012 mendatang. Demikian dikatakan Kepala SMP John Merauke, SR. Rotua Simbolon, S.Pd kepada Papua Selatan Pos, kemarin (14/6).
Dikatakan Suster, Anna merupakan salah satu murid dari kelas VIII SMP John yang beberapa waktu lalu sudah mengikuti Lomba Karya Tulis SMP di tingkat Kabupaten Merauke dan Propinsi Papua masing-masing pada tanggal 12 dan 31 Mei 2012. Ana berhasil meraih juara satu pada kedua tingkat tersebut dengan hasil yang memuaskan. Untuk mencapai prestasi yang lebih memuaskan, kata Suster, pihak sekolah selalu memberikan pengarahan maupun pembinaan bagi siswa.
“Prestasi yang sudah diraihnya tercapai berkat kerja keras yang dilakukan oleh pihak sekolah dan orang tua yang selalu memberikan dorongan. Tanggal 22 Juni mendatang Anna akan mendapat bimbingan khusus di Jayapura guna meningkatkan pengetahuan dan skill yang dimilikinya. Kami berharap agar di Jakarta nanti dia juga meraih juara sehingga bisa membawa nama sekolah ke kancah nasional,” pungkasnya.
Buah-buah kejujuran itu kini telah bersinar. Sekolah yang berani menerima kenyataan bahwa murid-muridnya tidak lulus 100 % ternyata mampu memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan bangsa ini. Kejujuran itu bagaikan terang yang mengusir kegelapan. Moga-moga cahayanya makin besar dan banyak sekolah lain yang mengikuti jejak untuk hidup jujur dan berbicara yang baik dan benar.

Komentar

Postingan Populer