PENGALAMAN MELAYANI DI MERAUKE


PEMBACA YANG BUDIMAN
Seorang anak muda yang beranama Edwin, menceritakan pengalamannya ketika dia diutus oleh komunitasnya untuk melayani Merauke. Apakah yang diungkapkannya ?  Mari kita simak tulisan berikut ini:
Tanah Papua merupakan salah satu dari beberapa tempat pelayanan favorit bagi para pelayan Tuhan, begitu pula ketika awal saya bergabung dengan tim volunteer Komunitas Tritunggal Mahakudus bahwa tanah Papua merupakan tempat yang ingin saya tuju. Namun tahun pertama sebagai volunteer KTM saya ditugaskan di Kalimantan Barat di ujung paroki Menjalin di keuskupun Pontianak. Baru setelah menginjak tahun kedua sebagai volunteer KTM saya ditugaskan di Papua Selatan, khususnya di Keuskupan Agung Merauke bersama tim yang terdiri dari 3 orang yaitu Cucu dari KTM Lampung, Emy dari KTM Banjarmasin, dan Viktor dari KTM Toraja.
Hari itu tanggal 8 Oktober 2011, setelah sekitar 2 minggu di Arso mengunjungi para KTM Wilayah Keerom, kami siap terbang untuk melanjutkan perjalanan ke Merauke. Sampai di Merauke kami disambut oleh Jimmy Mahuze sebagai Pelayan Distrik KTM Merauke waktu itu dan wakilnya Sri Mulyani. Satu hal yang masih saya ingat ketika awal tiba di Merauke, ialah bahwa saya salah menganggap Pontianak sebagai tempat terpanas hanya karena kota itu dilewati garis katulistiwa, Arso pun tak sepanas Merauke. Di Merauke kami tinggal di rumah Ibu Sri Mulyani, dan bersama beliau kami juga berusaha membangkitkan semangat pelayanan KTM Merauke yang nonaktif.
Selama 3 bulan pertama, pelayanan tim di Merauke ini adalah Cucu yang juga punya banyak pengalaman didalam KTM, di bawah perintahnya kami mengadakan pendampingan sel KTM, Retret KMK di Poo, serta Retret Penyembuhan Luka Batin di bulan Desember 2011. Namun pada bulan Januari 2011 ia mengundurkan diri dari tim volunteer KTM dan kembali ke Lampung, dan tidak lama kemudian Tim Gembala KTM menunjuk saya sebagai tim di Merauke.
Awalnya saya sama sekali merasa tak pantas karena dibandingkan 2 teman lain di tim ini, saya paling muda dan kehidupan doa saya yang jauh dari mereka. Tetapi saat itu saya hanya taat saja dan berpikir dengan rahmat Tuhan saya pasti bisa melaksanakan tugas itu. Selama 5 bulan dengan saya sebagai pelayan tim, kami mengadakan Retret Awal Hidup Baru Dalam Roh untuk umum di bulan februari dan Mei. Ada juga pemilihan Dewan Distrik KTM Merauke yang baru di bulan Maret, Praise Worship dan Adorasi Panggilam di bulan April dan Mei, serta pendampingan sel KTM di dalam tim. Kurangnya komunikasi, kesalah-pahaman, dan hal-hal kecil lainnya bisa menjadi besar dan dimanfaatkan oleh si jahat jika kita tidak menjalani hidup doa yang baik.
Namun syukur kepada Tuhan selama 5 bulan saya bisa menahan diri dan meningkatkan hidup doa. Tibalah saatnya 2 anggota tim saya ditarik pulang akhir Mei 2012 sehingga tinggallah saya sendiri di Merauke. Terkadang saya dibantu oleh Ibu Sri Mulyani dalam kegiatan pelayanan doa, tetapi memang melakukan pelayanan sendirian pun bukan hal yang menyenangkan, sehingga awalnya saya sempat melupakan hidup doa. Namun setelah menyadari bahwa kualitas pelayanan mulai menurun saya pun diingatkan oleh Tuhan untuk kembali menjaga hidup doa, sehingga ketika saya melayani sendiri, saya tidak pernah merasa sendiri tetapi bersama Yesus di samping saya ketika saya mengajar sendirian, membonceng saya ketika saya jalan sendirian, dan dihadapan saya ketika saya berdoa sendirian. Selama lebih dari sebulan melakukan pelayanan sendirian di Merauke akhirnya saya mulai menemukan arti hidup saya, menyerahkan diri kepada kehendak Allah dan berharap pada-Nya.
Saya bersyukur selama di Tanah Papua ini saya diberikan Tuhan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang tidak akan pernah bisa saya lakukan di lingkungan rumah saya. Misalnya, makan papeda (bubur sagu yang rupanya seperti lem), memimpin Ibadat Sabda, mandi di kali penuh lumpur, menggunakan kendaraan offroad di jalan yang offroad. Dari semua itu akhirnya saya menyadari Yesus selalu ada bersama saya entah saya menyadari atau tidak. Terimakasih atas segala kasih dan kepercayaan yang telah diberikan oleh Uskup dan para Imam serta Biarawan  / Biarawati yang ada di Keuskupan Agung Merauke kepada kami. Semoga lewat panggilan hidup kita masing-masing, kita mampu menjadi saluran Cinta Kasih Allah kepada mereka yang merindukan-Nya. Amin.                                                                                                           
                                                 Merauke, 11 Juli 2012
                                          Leonardus Edwin Gandawijaya    

Ternyata ketika menyimak dengan "hati dan empati" atas cerita yang nampaknya biasa-biasanya, muncul di benak ini suatu kekaguman atas "keberanian orang muda untuk berkorban diri bagi orang lain". Dia meninggalkan kampung halamannya (Yogya), mengabdi di Kalimantan Barat dan kemudian ke Papua. Dia rela meletakkan keinginannya (kerinduannya) dan bersedia diatur orang lain.
Dia berani juga untuk "menerima tongkat estafet kepemimpinan" meskipun dirinya merasa tidak layak dan masih muda, belum punya banyak pengalaman. Di sanalah dia merasakan "bahwa apa yang dipikulnya itu terasa ringan bila disatukan dengan rahmat Tuhan".
Menyadari akan kelemahan diri bahwa tanpa Tuhan dia tidak bisa mengerjakan hal-hal besar adalah suatu sikap batin yang patut dipuji dan dibanggakan. Pada masa sekarang ini, ketika kemampuan manusia makin berkembang dan amat menonjol, terlebih dengan bantuan ilmu dan teknologi, kecenderungan bahwa manusia bisa mengatasi segalanya, dan tidak bisa gagal / tidak bisa keliru  berakibat "melupakan Tuhan dan menyepelekan bantuan orang lain" dapat ditemukan di mana-mana.
Juga Edwin mengakhiri sharingnya dengan ucapan syukur kepada Dia yang telah memungkinkan dia mengalami rupa-rupa karunia yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dia telah dituntun dan diperkaya oleh-Nya di tempat yang sama sekali baru baginya.  Mengucap syukur atas kebaikan Tuhan dan sesama, merupakan tanda kerendahan hati. Keutamaan-keutamaan seperti ini, sungguh amat dibutuhkan oleh manusia dan masyarakat pada jaman ini.
Terima kasih Edwin, atas keberanian untuk berkorban dan atas sharing yang telah dibagikan kepada saya. Semoga para pembaca mengalami kasih setia Tuhan juga, dengan membaca kisah yang telah saya paparkan dalam blog ini.

Komentar

Postingan Populer