PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR


LANGGOAN adalah nama sebuah pusat kecamatan, yang letaknya 30 km dari Mindiptana - atau 70 km dari Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel. Tidak banyak orang yang mengenal desa ini, selain karena letaknya yang terpencil, tetapi juga amat jarang dibicarakan orang. Penduduknya kira-kira 800 jiwa. Semuanya beragama katolik.

Mindiptana adalah nama pusat kecamatan. Kota kecil ini merupakan pusat pemerintahan dan pusat pelayanan Gereja Katolik bagi masyarakat dan umat yang berbatasan dengan PNG. Letaknya 80 km dari Tanah Merah. Di kota kecil ini, ada TK, SD, SMP, SMA dan Sekolah Kejuruan. Ada pula asrama putri yang dikelola oleh para suster tarekat Putri Renha Rosari. Ada rumah sakit, puskesmas, BRI,kios-kios yang menyediakan barang-barang kelontong, dan pusat-pusat pelayanan masyarakat lainnya.

Ada apa di sana ? Desa Langgoan dan Mindiptana ini letaknya di daerah pegunungan. Batu, pasir dan kerikil banyak sekali. Keadaan ini amat berbeda dengan di Merauke, sebab di Merauke untuk mencari 1 butir kerikil pun amat sulit. Material bangunan: batu, pasir dan kerikil didatangkan dari Palu, Sorong, atau dari Makasar dan Kepulauan Kei. Karena letaknya di daerah pegunungan, di Langgoan dan Mindiptana ada air terjun.

Air terjun inilah yang pada tahun 2011 yang lalu telah disurvei oleh Romo Ferdinand, Romo Yoran dan bapak Robby. Menurut hasil penelitian lapangan itu, di Langgoan bisa dibangun pembangkit listrik tenaga air. Mesin dengan daya 15 kva yang digerakkan oleh tenaga air itu, akan mampu memberikan penerangan kepada sekitar 250 kk di desa itu. Sedangkan di Mindiptana, ada air terjun namun alirannya tidak deras. Karena itu, mesin yang akan ditempatkan di sana, dayanya hanya 5 kva.

Atas bantuan dan kebaikan hati para donatur di Jakarta, melalui Bapak Wisendha, Romo Riyo SJ dan rekan-rekan mereka, telah siap 2 mesin turbin air, masing-masing berkekuatan 15 kva dan 5 kva. Dalam waktu dekat kedua mesin itu akan diangkut dengan kapal ke Tanah Merah.

Listrik yang masuk desa ini, akan membawa terang dan akan membawa pengaruh / perubahan yang amat besar bagi masyarakat. Pada malam hari mereka bisa mendapatkan penerangan, sehingga budaya membaca, berkumpul, berdoa bersama, tetapi rekreasi dan mengikuti siaran televisi, amat dimungkinkan. Listrik masuk desa sudah merupakan kebutuhan yang pada saat ini, amat menunjang pelaksanaan tugas, pekerjaan sehari-hari.

Bantuan mesin listrik itu, merupakan tanda simpati dan kepedulian dari rekan-rekan di Jakarta, kepada masyarakat daerah pedalaman Papua yang ingin maju dan berkembang. Sumbangan ini amat berarti bagi "peningkatan kualitas SDM di daerah-daerah yang masih tertinggal". Inilah salah satu bentuk kasih kepada saudara-saudari yang membutuhkan. Kepada para dermawan, yang telah menyumbang 2 mesin tersebut, dan juga kepada para penghubung yang memungkinkan adanya bantuan itu, saya menghaturkan banyak terima kasih.

Dapat saya sampaikan pula bahwa masih ada banyak wilayah yang belum ada aliran listrik. Apakah anda juga tergerak hati untuk memberikan sumbangan mesin listrik ? Bantuan dapat disalurkan melalui Keuskupan Agung Merauke, Jln. Raya Mandala 30 - Merauke, telp: 0971 - 321 611. Atas nama mereka, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Komentar

JonAst msc mengatakan…
Sebuah usaha yang baik. Sebagai orang yang pernah bertugas di sana saya gembira dengan perkambangan ini. Masuknya listrik tentu akan memacu perkembangan yang lain. Bravo!

Postingan Populer