KABAR GEMBIRA

DALAM KEYAKINAN ORANG KRISTEN, INJIL DISEBUT KABAR GEMBIRA. Namun dalam kehidupan sehari-hari, kabar gembira itu sumbernya bisa bermacam-macam: naik kelas, lulus ujian, dapat hadiah Gebyar Mandiri, kelahiran anak, panen jagung, kedatangan tamu dll. Kabar gembira itu, bisa datang dari lingkungan keluarga sendiri, tetapi juga bisa dari lingkungan, daerah atau situasi di tempat yang jauh dari tempat kediaman kita.

Berikut ini, penulis tampilkan bagi anda, berita gembira tentang kesuksesan anak-anak muda dalam menghasilkan "karya cipta ilmiah mereka". Inilah berita selengkapnya:

Cemdrawasih pos, Kamis 15 Maret 2012, menulis berita yang diberi judul:

Melihat Hebatnya ‘BTM” Temuan Siswa/Siswi SMK Analis Kesehatan Kota Jayapura

BTM Inovasi adalah Alat untuk membantu melihat benda mikro di Layar Lebar melalui mikroskop. Kemarin, sejumlah siswa/siswi SMK Analis Kesehatan Kota Jayapura mempresentasekan temuan mereka yang diberi nama BTM berupa alat bantu kelengkapan moroskop untuk mengamati benda micro. Apa BTM itu dan bagaimana siswa/siswi ini bisa menemukan alat sederhana namun sangat bermanfaat?

“SMK bisa, BTM bisa”! Begitu seruan lima orang siswa/siswi SMK Analis Kesehatan Kota Jayapura yang mempresentasekan hasil inovasi mereka di depan Wali Kota Jayapura, Drs. Benhur Tommy Mano, MM dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura, Robert J Betaubun, SPd, MPd serta sejumlah kepala sekolah di SD Gembala Baik Abepura, Rabu (14/3).

Apa yang diserukan kelima siswa/siswi SMK Analis Kesehatan Kota Jayapura ini tampaknya bukan sekedar semboyan tetapi mereka memang bisa membuat satu inovasi yang tidak bisa dilakukan oleh siswa/siswi lainnya di Papua bahkan di tanah air. Bagaimana tidak, mereka berhasil membuat satu alat bantu kelengkapan mikroskop untuk mengamati benda mikro yang bersifat microskopis yang mereka beri nama Berinovasi Teaching Microskop.

Hebatnya lagi, alat bantu yang sangat sederhana ini bisa disambungkan atau ditampilkan ke in focus sehingga bisa dilihat banyak orang. Bahkan BTM ini juga bisa disambungkan ke laptop dan komputer atau sebaliknya dari laptop ke in focus. Alat yang berfungsi seperti ini memang sudah banyak beredar di pasaran dan dibuat oleh perusahaan atau industri yang besar dan dibadrol dengan harga yang tinggi hingga jutaan rupiah, namun BTM hasil karya siswa/siswi SMK Analis Kesehatan Kota Jayapura ini merupakan hasil inovasi dan ide mereka.

Meskipun alat yang mereka buat memiliki fungsi dan tujuan yang sama dengan alat buatan pabrik. “Ini kami buat atas ide dan inisiatif kami sendiri,” ujar Merry mewakili rekan-rekannya. Tak heran kalau alat yang diberi nama BTM yang harganya Rp. 2 juta itu memang sangat sederhana. Terlihat dari benda semacam pipa dan alat seperti lensa atau kaca pembesar yang dibungkus oleh isolasi warna kuning dan hitam dengan ukuran kecil semacam bentuk lensa kamera. Lebih dari itu, prinsip kerja BTM sangat sederhana tetapi multifungsi terdiri dari dua jenis yaakni monocular dan binocular.

Maaf kami belum bisa menyebutkan BTM ini dibuat dari apa atau bagaimana cara membuatnya, karena alat ini belum kita patenkan,”jelas Deby siswi lainnya.
Dikatakan, monocular pembesarannya terhadap suatu objek atau benda dari microskop berkisar 4 kaali hingga 10 kali. Sedangkan yang binocular mencapai 4 kali hingga 100 kali pembesaran. Untuk cara kerjanya, alat ini cukup dipasang di bagian atas dimana cahaya atau kaca untuk memperbesar bayangan obyek di bawah mikroskop terpantul kemudian dihubungkan dengan kabel tertentu ke in focus. Setelah itu, dalam sekejap gambar obyek yang diamati dibawah microskop itu terpampang dengan jelas di layar besar itu sehingga semua yang hadir di ruangan itu dengan leluasa bisa menyebutkan BTM in dibuat dari apa yang diamati di bawah mikroskop.

Menurut Deby semua benda mikro seperti pemeriksaan bakteriologi, patologi dan hermatology dan sebagainya yang bisa diperiksa dibawah mikroskop bisa menggunakan alat tersebut, mulai dari sampel darah, telur cacing, nyamuk dan sebagainya untuk kepentingan kesehatan manusia.

Sementara itu, Wali Kota Jayapura, Drs. Benhur Tommy Mano, MM, setelah mendengarkan presentasi dan peragaan penggunakan alat BTM, meminta agar alat tersebut masih harus dipatenkan, maksudnya, alat BTM milik para siswa tersebut memiliki merek sendiri (hak cipta). Untuk itu, wali kota berjanji akan mengupayakan hal itu. “Karena ini temuan jadi harus dipatenkan. Jadi bukan hanya SMK di Solo yang bisa buat mobil, tetapi anak-anak kita juga bisa buat sesuatu yang berguna,”jelasnya.

Wali Kota, Tommy Mano terlihat sangat mengagumi hasil inovasi para siswa/siswi SMK Analis Kesehatan Kota Jayapura, sehingga memberikan apresiasi dan berharap aka nada inovasi lagi dari siswa lainnya di kota ini. Karena tertarik dengan alat itu, wali kota langsung memesan alat tersebut sebanyak 10 unit dan hal itu langsung disanggupi oleh kelima siswa/siswi SMK ini. “Karena untuk membuat satu alat itu hanya membutuhkan satu hari,”tandas Debby.

Putra-putri yang ada di tanah Papua, ternyata dapat juga menampilkan karya cipta yang patut dibanggakan. Mereka juga punya bakat dan kemampuan serta kecerdasan yang mereka terima dari "Yang Mempunyai dan Melahirkan segala sesuatu" yaitu Allah sendiri.

Komentar

Postingan Populer