DI BANDARA SUVARNA BHUMI

PEMBACA YANG BUDIMAN....

SYALOOM......  Saya suguhkan cerita saya dari Thailand berikut ini:

Ketika saya akan cek ini di bandara Suvarna Bhumi – Bangkok, untuk kembali ke   Indonesia, 28 April 2012,  pertama-tama saya melihat di papan pemberitahuan (pb) “ di manakah loket Garuda ?”. Saya tidak segera menemukannya, karena itu, saya berjalan menuju ke pb yang lain untuk memastikan letak loket itu. Beberapa saat kemudian, saya menemukan logo pesawat garuda. Saya mendekatinya, lalu menuju ke alat cek in elektronik. Di situ tidak tersedia alat cek in untuk garuda. Syukurlah, saya melihat di salah satu sudut ada loket informasi yang berlogo garuda. Saya pergi ke tempat itu.  Saya bertemu dengan seorang bapak yang juga akan terbang ke Jakarta. Kepada dia saya bertanya:” di manakah tempat untuk cek in ?”.  Dia menunjukkan sederetan loket yang letaknya tidak jauh dari loket informasi.

Baru saja saya akan beranjak ke loket yang  dimaksud, seorang ibu memanggil saya dan mengajak saya menuju ke loket cek in. Sementara itu, sudah ada banyak orang yang sudah lebih dulu tiba dan sedang  antre untuk cek in. Saya ikuti ibu itu dari kejauhan, karena ibu itu menuju ke loket yang lain dan bukan berlogo garuda, juga di pihak saya, ada keraguan “apakah benar saya  dipanggil  untuk cek in – dan sekaligus melewati sekian banyak orang yang sudah antre di depan saya ?”.

Untuk kedua kalinya ibu itu memanggil saya dengan menggunakan bahasa Inggris, dan saya datang mendekat ke loket. Tiket dan pasport saya diminta. Dia memanggil seorang  rekannya dengan menggunakan bahasa Thai dan rekan itu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh ibu itu. Sambil menunggu proses cek in itu, hati ini bertanya: “mengapa saya diberi keistimewaan ?.  Saya tidak pakai jubah atau tanda-tanda tertentu yang menyolok. Saya tidak kenal mereka.  Ada aneka pertanyaan yang muncul di hati ini. Semuanya itu belum terjawab. Beberapa menit kemudian, cek in sudah selesai. Boarding pas dan no bagasi diserahkan ke saya.  Dengan mengucapkan banyak terima kasih ( “kob kun krap” ) saya meninggalkan loket itu.

Kegiatan berikutnya adalah ‘menuju ke loket imigrasi’. Saya tidak mengalami kesulitan apa-apa. Semuanya lancar. Di bagian pemeriksaan dengan sinar x pun, saya lancar-lancar saja. Karena itu, saya masih punya waktu untuk menulis pengalaman menjelang terbang menuju ke tanah air. 

Bandara Suvarna Bhumi (Bangkok) sungguh amat besar, kokoh dan dirancang juga untuk menyediakan sovenir bagi para penumpang yang singgah / melewati Bangkok. Ada banyak toko sovenir di sana. Tempat duduknya nyaman, dan semua ruangannya ber-ac. Banyak dindingnya terbuat dari kaca, sehingga amat menghemat energi listrik. Cahaya matahari amat membantu dalam memberikan penerangan di hampir semua sudut bandara.

Matahari diberikan dengan cuma-cuma oleh pencipta alam semesta. Manusia di belahan dunia mana pun tinggal menerima dan memanfaatkan. Tenaga dan  dahsyatnya luar biasa. Terang dan panasnya juga luar biasa.  Kalau, oleh perbuatan baik pada saat cek in tadi, saya terdorong untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu yang tidak saya kenal, apalagi kepada Sang Pencipta yang setiap hari memberikan yang luar biasa kepada saya, saya dengan sukacita mengucapkan syukur dan terima kasih kepada-Nya. 

Komentar

Postingan Populer