SIAPAKAH AKU INI ?

PEMBACA SETIA BLOG INI

SYALOOM....

Dalam Mazmur 8, penulis mazmur bertanya: "Siapakah manusia sehingga Engkau perhatikan ? Siapakah dia sehingga Engkau pelihara ?" Engkau telah membuatnya hampir setara dengan Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu. Segala-galanya Kauletakkan di bawah kakinya. Dan atas semuanyas itu, manusia mengakui: "Tuhan Allah kami, betapa mulianya Nama-Mu, di seluruh bumi".

Sekian abad kemudian, setelah ilmu pengetahuan makin maju, Sigmund Freud, seorang ahli psikoanalisa, mengemukakan pendapatnya tentang siapakah manusia itu. Pastor Sam Maranresy MSC, dan Pastor Felix Amias MSC mengemukakan pemikiran dan analisanya atas pandangan Freud. Mari kita simak apa yang mereka paparkan:


[MSC Indonesia] SECUIL TENTANG AJARAN FREUD dan SPIRITUALITAS HATI (Tanggapan dan koreksi untuk Amias) Wednesday, March 14, 2012 12:32 PM


IDE FREUD TENTANG ID, EGO DAN SUPEREGO

Freud mengemukakan KONSEPNYA tentang ID, EGO dan SUPEREGO ketika ia berbicara tentang STRUKTUR KEPRIBADIAN MANUSIA. Tegasnya, dengan ID, EGO dan SUPEREGO ini Freud hendak menunjuk kepada 3 unsur penting dari diri manusia. ID adalah representasi dari dimensi FISIK BIOLOGIS dalam diri manusia. EGO merepresentasikan dimensi RASIONAL di dalam diri manusia. Sedangkan SUPEREGO menjadi representasi dari dimensi MORAL SPIRITUAL manusia.

ID bekerja menurut prinsip kesenangan, menurut insting demi pemenuhan kebutuhan fisik biologis manusia. Karena dimensi fisik-biologis itu sifatnya alamiah maka ID ini sifatnya adalah egois dan menuntut, tidak mau berkompromi dalam memenuhi kebutuhannya. Id ini bekerja dalam level ketidaksadaran manusia dan menjadi gudang bagi insting-inting manusia. Ia menyimpan energi yang akan disalurkan untuk membantu dua dimensi yang lain.

EGO adalah DIMENSI RASIONALITAS MANUSIA. Karena EGO itu bersifat rasional maka ia bekerja menurut prinsip 'REALITY TESTING" atau PENGUJIAN REALITAS. Misalnya, kalau saya lapar sekali dan tidak ada makanan di rumah, tubuh saya yang lapar ini akan mendorong saya untuk pergi mencari makanan, kalau perlu saya harus mencurinya. Tetapi ketika saya hendak mencuri pisang masak milik orang lain, maka EGO akan mengatakan: "Coba lihat dan amati situasi baik-baik dulu. Ada orang atau tidak? pemilikinya ada atau tidak. Jangan-jangan nanti kami digebuk". Bila pemiliknya ada di situ maka, EGO akan mengajak ID untuk bisa berkompromi dan menunda pemenuhan kebutuhannya. Sebab daripada digebuk, lebih baik tunda sedikit dulu kebutuhanmu untuk makan, daripada babak belur nanti.

SUPEREGO ini adalah DIMENSI MORAL SPIRITUAL dalam kepribadian manusia. Ini adalah HATI NURANI MANUSIA. Unsur ini terbina dalam diri manusia lewat pemberian HADIAH dan HUKUMAN. Hadiah yang diberikan kepada kepada seseorang karena melakukan suatu kebajikan akan membuat orang ini cenderung untuk bertumbuh-kembang terus dalam kebaikan itu. Dalam artian ini HADIAH itu turut membantu orang itu berkembang menuju ego idealnya. HUKUMAN berfungsi membentuk HATI NURANI MANUSIA. Ketika seorang melakukan kesalahan maka ia akan mendapatkan teguran, sanksi, atau hukuman. Hukuman itu menciptakan RASA BERSALAH dan RASA MALU di dalam diri orang itu. Hukuman itu semoga membuat orang itu sadar sehingga di kemudian hari ia tidak mengulanginya lagi.

SUPEREGO itu sifatnya mendesak dan menuntut. Tetapi tujuannya adalah KESEMPURNAAN dan KESUCIAN. Misalnya, demi kesempurnaan dan kesucian manusia SUPEREGO menuntut seseorang untuk bermatiraga, berdoa, meditasi dan kontemplasi. Ini adalah sebuah keharusan untuk meraih kesucian dan kekudusan hidup. Ini berbanding terbalik dengan ID yang sifatnya menuntut tetapi tujuannya adalah PEMENUHAN KEBUTUHAN - tanpa mau berkompromi, kecuali kalau diperingatkan oleh EGO. ID akan bilang karena lapar, lebih baik saya tinggalkan doa dan pergi mencari makanan. Karena ID dan SUPEREGO sifatnya mendesak dan menuntut maka membuat EGO itu selalu berada dalam situasi KETEGANGAN. Karena satunya ke arah pemenuhan kebutuhan dan lainnya terarah kepada kesempurnaan yang menuntut sebuah kemampuan penyangkalan diri.

Feliks bilang bahwa menurut Freud manusia itu tidak ada bedanya dengan binatang. Ini jelas terjadi ketika manusia membiarkan dirinya dikendalikan oleh dimensi ID. Selain dimensi ini faktor lain yang menyebabkan manusia itu "tidak beda dengan binatang" adalah level UNCONSCIOUSNESS (LEVEL KETIDAKSADARAN) yang ada dalam diri manusia. Menurut Freud, manusia itu lebih banyak dikuasai, bahkan pola pikir, pola rasa dan tindak-tanduknya itu dikendalikan oleh KETIDAKSADARAN yang menjadi bagian terbesar dalam diri manusia. Ketidaksadaran ini menjadi LEVEL yang paling besar dibandingkan dengan LEVEL KESADARAN dan AMBANG SADAR.

Karena itu, supaya manusia itu bisa dibedakan dari binatang dan berbeda dengan binatang maka: LEVEL KETIDAKSADARAN ITU mesti semakin DISADARI atau DIKIKIS. Artinya kesadaran diri kita semakin meningkat, meluas-melebar, menebal. Dimensi rasional manusia juga mesti dibina dan ditingkatkan terus. Dimensi superego-nya juga semakin dibina dan dikembangkan terus hinggal mencapai level kesempurnaan dan kesucian yang tertinggi.

Kita para MSC sangat berntung, karena kita memiliki Spiritualitas Hati yang selalu mengajak kita untuk kembali ke HATI KITA, HATI ORANG LAIN, HATI DUNIA, DAN HATI KRISTUS SENDIRI. Spiritualitas ini mengajak kita untuk MENJADI DIRI KITA SENDIRI, atau HIDUP DARI JATI DIRI KITA, ata dalam istilah PRH HIDUP DARI HAKEKAT DIRI KITA. Atas cara ini ideal kesucian dan kesempurnaan itu bisa kita gapai. Dan dengan sendirinya kita menjadi MANUSIA YANG BISA DIBEDAKAN DARI BINATANG.

SAM MARANYRESY MSC

Tulisan Pastor Sam tersebut muncul untuk menanggapi tulisan Pastor Felix. Apa dan bagaimanakah tulisan Pastor Felix itu. Inilah dia:


SIGMUND FREUD DAN SEPOTONG IDENYA TENTANG MANUSIA

Melalui laboratorium psikoanalisanya (yang terdiri dari para pasien sakit jiwa), Sigmund Freud (1856 – 1939), asal Wina (Austria), berkesimpulan bahwa manusia hanyalah binatang, tak lebih dan tak kurang. Ia mengatakan: ‘Dalam gerak perkembangannya ke arah peradaban, manusia beroleh kedudukan yang berkuasa atas sesama makhluk dalam kerajaan binatang. Namun belum puas dengan keunggulan ini, manusia mulai menciptakan jurang perbedaan antara sifatnya dengan sifat sesama makhluknya itu. Ia menyangkal bahwa mereka itu memiliki akal, sedangkan dirinya sendiri dipertalikan dengan suatu jiwa yang abadi, dan menyatakan diri sebagai turunan ilahi agar dapat memutuskan tali persamaan antara dirinya dengan kerajaan binatang…’ (cfr. Mazhab Ketiga, Frank G. Goble, P. 19).

Intinya, Freud mau mengatakan bahwa manusia lebih dekat dengan binatang. Mungkin itulah yang menjadi naluri alam sehingga manusia lebih cenderung mencap dirinya menurut analogi binatang (babi ngana, anjing lhu, buaya koe, kucing garong kowe, buaya darat ale, etc.) dari pada menggunakan analogi tumbuh-tumbuhan atau benda-benda alam yang lain. Lebih jauh lagi, beliau mengatakan bahwa manusia itu terdiri dari ID, SUPER EGO dan EGO. Saya jelaskan idenya dengan berusaha menyerderhanakannya seperti berikut ini.

ID: adalah naluri yang bersifat insting. Freud malah menyebutnya naluri binatang yang penuh daya, anti sosial dan irasional. Id tidak dapat diorganisir karena hanya mengenal dorongan untuk memperoleh kepuasan bagi kebutuhan naluriah yang selaras dengan prinsip kenikmatan. Id tidak mengenal nilai-nilai, tidak ada baik atau buruk, tidak ada moralitas. Freud yakin bahwa sebenarnya manusia berada dalam konflik dengan dirinya sendiri dan masyarakat, karena unsur lain yang membentuk manusia adalah super-ego.

Super-Ego: adalah lapisan tanggung jawab yang bukan bawaan. Lapisan ini adalah unsur luar berupa adat kebiasaan dan moral masyarakat yang dipaksakan dan ditanamkan oleh orang tua, sehingga pada saat represif tertentu manusia dapat menjadi sangat kebinatangan (pembuhan yang sadis, pemerkosaan, kanibalis, etc). Maka, super-ego adalah penghalang terhadap naluri-naluri agresif manusia sehingga naluri-naluri bawaan terdesak maka terjadi pertentangan antara id dan super-ego. Manusia dilukiskan sebagai binatang yang terlatih untuk beradab dan tingkah laku yang dihasilkan berasal dari ego.

Ego: adalah bagian dari jiwa manusia yang bertugas merukunkan pertentangan antara id dan super-ego untuk memutuskan suatu tindakan. Dengan kata lain, tindakan yang dihasilkan oleh seseorang untuk bertingkah laku adalah hasil kerja ego. Orang saleh merepresikan (menekan) impuls-impulsnya, sedangkan orang berdosa menikmati impuls-impulsnya. Orang-orang yang sakit gangguan jiwa adalah mereka yang tidak mampu/ gagal merukunkan pertentangan antara id dan super-ego. Ya ampuuun !!!

Apa pun yang ditulis oleh para ilmuwan, orang beriman kristen (katolik dan protestan) mengakui dan percaya bahwa manusia adalah Citra Allah yang dicintai dan dibela oleh Allah. Pembelaan Allah yang tertinggi itu nyata dalam diri Yesus, Putra-Nya yang telah mengorbankan diri di kayu salib, dan kemudian wafat dan bangkit. Dalam diri Yesus itu, manusia menemukan Jalan, Kebenaran dan Kehidupan.

Komentar

Postingan Populer