CERMIN PANGGILAN

Berharing.......atau dengan kata sederhana "bercerita / berkisah tentang pengalaman kehidupan" sebenarnya merupakan peristiwa harian yang terjadi sejak dahulu kala, sejak manusia hadir di dunia ini. Bercerita tidak memerlukan peralatan yang sulit, rumit dan bermacam-macam. Dengan duduk-duduk di bawah pohon, atau di pinggir pantai atau di bis, bercerita dapat dengan mudah dilaksanakan.

Cerita-cerita seperti itu, dapat memberikan "ilham" atau pencerahan bagi pendengarnya. Lebih-lebih cerita tentang pengalaman hidup, atau buah-buah permenungan, amat berguna bagi mereka yang ingin mengenal lebih jauh "apakah kehidupan membiara itu ? Apakah artinya menjadi orang yang terpanggil mengikuti Yesus sebasgai seorang suster atau bruder ?

Belajar dari para pendahulu yang telah memiliki "kekayaan rohani" yang mendalam, merupakan jalan untuk mendapatkan ketenangan dan kepastian bahwa di perjalanan yang panjang dan jauh di sana, ternyata ada begitu banyak orang baik, dan bahkan para kudus di surga yang selalu siap memberikan bantuan. Di dalam lembaran ini, akan dihadirkan kepada anda, sebuah permenungan yang ditulis oleh Sr. Rosina PBHK. Mari kita ikuti dan kita nikmati buah-buah renungan itu.

Bunda Hati Kudus Cermin Panggilan

“Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut kehendak-Mu” Luk: 1:38. Fiat Bunda Maria mengurai sebuah “Tanya” dalam diriku. Mampukah aku melaksanakan tugas sebagai Dewan Provinsi Indonesia dalam tarekat PBHK ?. Permenungan demi permenungan memunculkan sebuah jawaban yang masih tersamar. Melalui doa dan refleksi kutemukan jawaban yang sangat menggembirakan meski berbarengan dengan rasa takut dan disaat itulah aku memohon bantuan . “Bunda Hati Kudus bantulah aku puterimu dalam mengemban tugas dari Tuhan sebagaimana dulu, engkau menanggapi tawaran Allah atas dirimu yakni mengandung dan melahirkan seorang putra penyelamat Dunia”. Seuntai doa ku mohonkan dari sang bunda, sungguh membawa ketenangan dalam hati, dan dalam suasana hening hatiku juga tergerak untuk menjawab seperti Bunda Maria “Jadilah padaku menurut kehendak-Mu Tuhan”.

Relasi yang begitu erat bagai seorang anak dan ibu kandungnya, memungkinkan banyak cara hidup atau rupa-rupa gaya ada kemiripan. Meski diriku tidak seutuhnya mirip Bunda Maria, namun aku berniat untuk bercermin dari teladan hidupnya, terutama dalam menanggapi Panggilan Allah sebagai ibu Sang Penebus Dunia. Seorang ibu yang rendah hati, menghargai, penuh kasih sayang, tak pernah mengeluh, namun menyimpan dan merenungkan setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, seraya beryukur dalam doa-doanya seperti yang dilakukannya bersama para murid ketika Yesus Wafat. Peristiwa yang sangat menggoncang jiwanya karena putera satu-satunya harus mati dengan siksaan yang keji dan tidak manusiawi, tetapi tak ada kata makian sedikitpun keluar dari mulut sang bunda. Doa merupakan senjata yang ampuh dalam mengatasi setiap persoalan yang sulit diselesaikan. Sungguh nyata bahwa ketika Maria mengajak para murid untuk berdoa Roh Tuhan tercurah atas diri mereka dalam bentuk lidah-lidah api, pertanda bahwa Allah senantiasa hadir dalam setiap pergumulan batin manusia disaat takut,gelisa,ragu-ragu dan menanti sebuah kepastian.

Satu hal yang mendasar bagi pribadi Bunda Maria adalah “percaya”. Percaya sepenuhnya pada penyelenggaraan Ilahi. Demikianlah hidupku mencoba untuk menghidupi semangat Bunda Hati Kudus melalui jejak-jejak imannya dalam melaksanakan kehendak Tuhan dengan penuh suka cita. Meski jatuh bangun dalam menghadapi setiap kejadian yang menantang di jaman ini, aku bertekad untuk tetap setia menghadapi dengan berpegang teguh pada keyakinan bahwa Allah turut andil dalam seluruh proses kehidupanku. Keberanian Maria Bunda Hati Kudus melahirkan sebuah tanggungjawab dan pengorbanan dalam melaksanakan perutusan. Oleh sebab itulah aku bertekad sungguh untuk memulai tugas perutusanku dengan berani melintasi tembok keragu-raguan, kecemasan dan ketakutan terhadap kelemahan diri sendiri dengan bercermin pada Bunda Hati Kudus.

Kalau Bunda Maria, dapat menjadi cermin bagi kehidupan manusia masa kini, kehidupan kita pun dapat menjadi cermin bagi manusia masa kini dan masa mendatang. Cermin yang bersih dan mulus, akan memberikan andil besar dalam menghadirkan "pribadi yang indah dan menarik" untuk manusia-manusia sepanjang jaman.

Komentar

Postingan Populer