PERTEMUAN 5 USKUP REGIO PAPUA



Pembaca yang budiman

Syaloom...

Lima Uskup Regio Papua, tanggal 14 - 16 Februari 2012 telah mengadakan pertemuan di Merauke. Tujuan utama dari pertemuan itu adalah mengenal situasi keuskupan tuan rumah, bersharing tentang keadaan masing-masing keuskupan, dan membahas hal-hal yang menyangkut pastoral seluruh wilayah keuskupan di Regio ini. Hadir pada kesempatan itu: Mgr Datus Lega (Uskup Manokwari_Sorong), Mgr Leo Laba Lajar OFM (Uskup Jayapura), Mgr John Philip Saklil (Uskup Timika) dan Mgr Niko Adi MSC, serta Bapak Hardus Desa (sekretaris).

Para Uskup Papua bertemu secara rutin 3 kali setahun, yaitu di salah satu keuskupan secara bergilir, di Abepura (bersama para dosen STFT dan para mitra lainnya) dan pada bulan November di Jakarta pada saat ada sidang KWI (Konferensi Waligereja Indonesia). Pertemuan itu sendiri merupakan bentuk kebersamaan dan solidaritas antara para Uskup, untuk melihat kehidupan dan pelayanan secara keseluruhan, mempunyai visi dan misi yang sama untuk umat dan masyarakat, serta memutuskan gerak bersama, dalam menjawab kebutuhan mereka.

Kesatuan dan kebersamaan ini merupakan tanda bahwa para uskup saling mendukung, bekerja sama, saling memahami, satu hati satu tujuan dalam melaksanakan amat Kristus bagi tanah ini. Tantangan dan kebutuhan umat dan masyarakat makin meningkat jumlahnya, makin beragam bentuk dan macamnya, serta makin banyak membutuhkan tenaga pelayan. Pelbagai hal itu, bila dihadapi dan diputuskan bersama, akan jauh lebih ringan dan memberikan kegembiraan yang lebih besar.

Pertemuan ini dapat juga merupakan perwujudan amanat Kristus:"Tiada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang mengorbankan nyawa bagi sahabat-sahabatnya". Hadir dari tempat yang jauh (Sorong, Timika, Jayapura dan Agats) selama 3 hari di Merauke merupakan tanda pengorbanan meski tidak korban nyawa. Mereka meninggalkan kesibukan harian, demi / untuk mendukung rekan-rekan uskup mereka, dan tentu untuk mewujudkan solidaritas dan kesatuan dalam pelayanan.

Pertemuan itu pun telah mewujudkan semboyan bangsa ini: "Bhineka Tunggal Ika" (berbeda-beda, tetapi tetap satu). Semoga kesatuan ini dapat menggugah hati banyak orang, bahwa membentuk kesatuan dan mempertahankannya adalah mungkin. Di sisi lain, patut dan harus diakui bahwa mewujudkan kesatuan dan kebersamaan ini perlu adanya komitmen yang tinggi dan terus-menerus oleh semua pihak. Hal itu menuntut pula pengorbanan dan saling pengertian serta saling membantu.

Yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa kesatuan itu adalah rahmat Allah. Maka, selain memohon bantuan rahmat Allah, masing-masing pihak perlu menyandarkan diri pada kekuatan dan perlindungan-Nya. Allah yang menjadi sumber kesatuan, kerukunan dan persaudaraan, menghendaki agar para murid dan semua umat-Nya bersatu dalam kasih dan lindungan-Nya.

Komentar

Postingan Populer