Belajar dari Taiwan


Negara Taiwan ini dulu dikenal dengan nama pulau Formosa. Letaknya di sebelah timur daratan China. Perjalanan dari Hongkong ke Taipei hanya perlu waktu 1 jam 20 menit. Taiwan merupakan "negara yang belum / tidak diakui China" namun telah menjalin hubungan kerja sama dengan banyak negara. Luasnya sebesar pulau Formosa. Memang pulau yang cantik, dengan pantai dan laut yang indah. Mengingat wilayahnya yang sempit itu, pemerintah mengatur banyak hal demi kesejahteraan masyarakatnya.


Yang dapat kita temukan adalah 1)pemukiman yang teratur. Rumah-rumah dan gedung-gedung perkantoran umumnya adalah gedung bertingkat. Lahan yang sempit dengan penduduk yang cukup banyak perlu diatur, agar tanah tidak habis untuk pemukiman, tetapi masih bisa juga untuk bertanam dan terlebih sebagai penampung natural air bersih. 2) kebersihan. Di mana-mana terlihat dan dapat dirasakan kebersihan rumah, lingkungan, taman, jalan-jalan umum dll. Kebiasaan membuang sampai di tempat yang sudah disiapkan sudah terjadi. Sampah dibedakan/ dipisahkan dalam 3 bagian: sampah basah, sampah kertas, dan sampah plastik/kaleng. Setiap hari ada kendaraan truck yang mengangkut sampah-sampah itu secara teratur.
3) sungai-sungai amat jernih airnya. Mereka menyadari bahwa sungai bukanlah tempat pembuangan sampah. Itulah sebabnya, air sungai yang mengalir itu nampak bening. 4) listrik yang tidak pernah padam. Ini merupakan tanda majunya dan siapnya pemerintah menuju industrialisasi dengan menyediakan tenaga listrik yang cukup jumlahnya, dengan mesin pembangkit yang besar kapasitasnya. 5) lalu lintas yang lancar. Jalan raya yang lebar, lalu lintas yang teratur sungguh merupakan suatu pemandangan yang bagus. Kemacetan sebenarnya merupakan pemborosan waktu, tenaga dan dana yang cukup besar bagi pemerintah dan masyarakat. 6) lapangan Olah Raga Umum. Pemerintah menyediakan lapangan umum untuk olah raga. Di kompleks itu ada sejumlah lapangan sepakbola, sejumlah lapangan basket, lapangan bola voli, dan tenis lapangan. Hal ini memungkinkan orang untuk berlatih, dan menggunakan fasilitas umum secara gratis. Ada juga mereka yang bersepeda santai, ada yang jalan kaki di kompleks itu. 7) bus-bus kota berhenti di halte. Masyarakat juga sudah tertib. Mereka naik bis kota di halte, bukan di sembarang tempat yang mereka sukai. 8) produk dalam negeri. Banyak produk dalam negeri yang mereka pasarkan. Kebanggaan pada produk sendiri juga merupakan suatu hal yang patut dicatat. 9) obyek-obyek tour. Taiwan terus-menerus berusaha menarik para turis. Ada begitu banyak obyek wisata yang mereka tawarkan: pantai yang indah, gedung-gedung sejarah, museum keramik, kota kuno, makanan, ikan, tarian khas Taiwan dll. 10) keamanan. Kemanapun turis pergi, keamanan mereka perlu dijamin. Ancaman bom, pencopet, maling, perampok dan sejenisnya amat mengganggu kenyamanan para turis. Maka hal ini perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, sehingga para turis merasa aman dan dilindungi selama mereka berada di negara tersebut.

Catatan akhir:

Kehadiran para peserta Latihan Rohani di Taipei merupakan cermin dari Gereja Asia yang penuh dengan kekayaan budaya, bahasa, situasi real dari masing-masing negara, dan situasi politik masing-masing negara. Di dalam keberagaman itu, para peserta mengalami kesatuan iman, harap dan kasih akan Yesus sebagai Kepala Gereja, satu dalam Ekaristi, dan satu dalam misi: membawa keselamatan bagi bangsa-bangsa.

Kegiatan Rohani itu berlangsung dengan baik, lancar dan menyenangkan karena perlindungan dan berkat Tuhan bagi semua peserta, tetapi juga kerja keras dan persiapan yang baik oleh Tuan Rumah. Terima kasih kepada Propaganda Fide yang telah menjadi sponsor kegiatan akbar ini. Terima kasih kepada para donatur dan semua pihak yang telah andil dalam menyukseskan acara rohani ini.

selesai..............................

Komentar

Postingan Populer