ROTI HIDUP
RENUNGAN HARIAN
TGL 11 AGUSTUS 24
Dalam 1Raj 19: 4-8
dikisahkan: "Sekali peristiwa, Elia masuk ke padang gurun sehari
perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Ia ingin mati, dan
berkata: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku
ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." Sesudah itu ia berbaring
dan tidur di bawah pohon arar itu. Tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia
serta berkata: "Bangunlah, makanlah!" Ketika ia melihat sekitarnya,
di sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan
dan minum, kemudian berbaring pula.
Kemudian, malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah, makanlah! Kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu." Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
Melalui Ef 4: 30-5:2 Paulus menyapa umatnya: "Sdr-2, janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Sebaliknya, hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Sebab itu jadilah para penurut Allah, seperti anak-anak yang terkasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diriNya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
Yohanes dalam injilnya (6: 41-51) mewartakan: "Ketika itu, bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Yesus, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga." Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"
Jawab Yesus: "Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab para nabi: Mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepadaKu. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup.
Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan Roti ini, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Tuhan Allah tidak menghendaki "kematian yg sia-sia" ( yg tidak membawa kehidupan bagi dia dan sesamanya). Maka, dia mengutus malaikatNya utk memenuhi kebutuhan org itu dg cara yg luar biasa.
Org yg hidupnya dipenuhi dg fitnah, kepahitan, kegeraman, dendam dsb sebetulnya sama dg hidup dalam "kematian" karena tidak ada apa pun yg bisa mengantar dia utk ke kebahagiaan. Maka hendaknya kita saling mengasihi, mengampuni dan siap berkorban shg kita mengalami bhw Allah benar2 ada dan menghidupkan kita.
2. Yesus menyatakan diriNya sbg Roti Hidup. Artinya Dia menjadikan diriNya, kehadiranNya, pelayananNya bagaikan makanan yg memberikan kekuatan, kesegaran, penghiburan bagi umatNya. Dia mengundang umatNya (=kita) utk melakukan teladan yg telah Dia tunjukkan dg tulus, gembita, rela dan setia.
Lebih2 lagi dia menyatakan bhw Dia adalah Roti Hidup yg berasal dari Bapa dan turun ke dunia utk memberikan kehidupan kepada umatNya. Dalam Ekaristi, sbg Roti Hidup, Dia memberikan diriNya kpd kita. Semoga kita siap menyambutNya. Juga di dalam Dia dan bersama Dia, ketika memberikan waktu, tenaga, perhatian, pelayanan dan pengampunan kpd sesama, kita juga menjadi roti hidup bagi sesama. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar