MATI TERHORMAT

 RENUNGAN HARIAN

TGL 18 NOV 25

 

Dalam 2Mak 6: 18-21 dikisahkan: Eleazar adalah seorang ahli Taurat yang utama. Ia sudah lanjut umurnya dan terhormatlah tampan rupanya. Ia dibuka mulutnya dengan kekerasan dan dipaksa utk makan daging babi. Meski demikian, dengan mengutamakan kematian terhormat dari pada hidup ternista, ia menuju tempat pukulan dengan rela hati, setelah daging itu dimuntahkannya kembali. Dan demikian mestinya tindakan orang yang berani menolak apa yang haram karena cinta kepada hidup sekalipun tidak boleh dikecap. 

Para pengurus perjamuan korban yang tak halal menyendirikan Eleazar, karena sudah lama mereka kenal baik dengan dia. Lalu mereka mengajak dia untuk mengambil daging yang boleh dipakai dan yang dapat disediakannya sendiri. Cukuplah kalau atas daging korban itu ia hanya pura-pura makan apa yang dititahkan raja. Dengan berbuat demikian ia dapat meluputkan diri dari kematian dan mendapat perlakuan baik demi persahabatan lama di antara mereka. 

Sebaliknya, Eleazar mengambil keputusan mulia, yang pantas bagi umurnya, bagi kehormatan usianya, bagi ubannya yang jernih dan teramat mulia, pantas bagi cara hidupnya yang jernih sejak masa mudanya dan terlebih pantas bagi perundang-undangan suci yang diberikan oleh Allah sendiri. Dengan tegas dimintanya, supaya segera dikirim ke dunia orang mati saja. 

Ia berkata: "Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, supaya janganlah banyak pemuda kusesatkan juga, karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur 90 tahun beralih kepada tata cara asing. Boleh jadi mereka kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini dan dalam pada itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku. 

Kalaupun sekarang aku lolos dari dendam dari pihak manusia, tetapi tidak dapatlah aku melarikan diri dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati. Maka dengan berpulang sebagai lelaki aku sekarang mau menyatakan diri layak bagi usiaku. Dengan demikian akupun meninggalkan suatu teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela yang mulia mati bagi hukum Taurat yang mulia dan suci itu." Setelah berkata demikian, Eleazar segera menuju tempat siksaan. 

Adapun mereka yang mengantarnya ke sana merubah kesudian yang belum lama berselang mereka taruh terhadapnya menjadi permusuhan. Itu dikarenakan oleh perkataan yang baru diucapkan Eleazar yang mereka pandang sebagai kegilaan belaka. Ketika sudah hampir mati karena pukulan-pukulan, maka mengaduhlah Eleazar: "Bagi Tuhan yang mempunyai pengetahuan yang kudus ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut. 

Aku sekarang menanggung kesengsaraan hebat dalam tubuhku akibat deraan itu. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan suka hati karena takut akan Tuhan." Demikian berpulanglah Eleazar dan meninggalkan kematiannya sebagai teladan keluhuran budi dan sebagai peringatan kebajikan, tidak hanya untuk kaum muda saja, tetapi juga bagi kebanyakan orang dari bangsanya.

 

Lukas dalam injilnya (19: 1-10) mewartakan: Ketika itu, Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. 

Sebaliknya, mereka yang melihat hal itu bersungut-sungut: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Lalu Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham, sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

 

Hikmah yg dpt kita petik:

1. Eleazar sbg sesepuh dan org terhormat, telah menyatakan dg berani dan jujur bhw dia menolak utk makan daging yg haram. Dia memilih mati dg terhormat karena takut akan Tuhan dan memberikan teladan kesucian dan ketaatan, bukan aib dan dusta kpd generasi muda sepanjang jaman.  

2. Sikap dan keputusan Tuhan sungguh2 berbeda dg pikiran dan sikap manusia. Tuhan tetap mencintai manusia, siap mengambil tindakan penyelamatan dg mengampuni dosa2 mereka, namun "mengecam dosa dan menolak perbuatan dosa". Yesus membeeikan teladan pd kita yaitu bukan orgnya tetapi perbuatannya yg dikecam / disoroti spy org bertobat. Dia memanggil dan duduk makan bersama mrk, spy mereka mengalami kasih Tuhan. Mrk didekati dan disapa dan bukan dijauhi atau disingkirkan. Pertobatan sering kali terjadi karena org mengalami kehadiran dan kasih, dan bukan karena ketakutan dan mendapat hukuman. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).

 

Komentar

Postingan Populer