TIDAK ADA GUNANYA
RENUNGAN HARIAN
TGL 4 APRIL 25
Dalam Keb 2: 1a.12-22 dikisahkan karena angan-angannya tidak tepat, berkatalah orang fasik satu sama lain: "Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita. Ia membanggakan mempunyai pengetahuan tentang Allah, dan menyebut dirinya anak Tuhan. Bagi kita ia merupakan celaan atas anggapan kita, hanya melihat dia saja sudah berat rasanya bagi kita. Hidupnya sungguh berlainan dengan kehidupan orang lain, dan lain dari lainlah langkah lakunya.
Kita dianggap olehnya sebagai orang yang tidak sejati, dan langkah laku kita dijauhinya seolah-olah najis adanya. Akhir hidup orang benar dipujinya bahagia, dan ia bermegah-megah bahwa bapanya ialah Allah. Coba kita lihat apakah perkataannya benar dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang. Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Ia akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya.
Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan." Demikianlah mereka berangan-angan, tapi mereka sesat, karena telah dibutakan oleh kejahatan mereka. Maka mereka tidak tahu akan rahasia-rahasia Allah, tidak yakin akan ganjaran kesucian, dan tidak menghargakan kemuliaan bagi jiwa yang murni.
Yohanes dalam injilnya (7: 1-2. 10.25-30) mewartakan: "Pada waktu itu, Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuhNya. Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. Sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam. Beberapa orang Yerusalem berkata: "Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepadaNya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? Tentang orang ini kita tahu dari mana asalNya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asalNya."
Waktu mengajar di Bait Allah, Yesus berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asalKu; namun Aku datang bukan atas kehendakKu sendiri. Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku." Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saatNya belum tiba.
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Sudah ribuan tahun yang silam, terjadi bahwa orang2 fasik (org-2 jahat) sering sekali dan terus menerus mencari cara utk mempersalahkan, mencederai bahkan tega membunuh org benar / org baik. Mrk merasa terusik oleh kehadiran dan kehidupan org benar itu. Peristiwa yg seperti itu terjadi juga pada jaman sekarang.
Maka tidak usah heran atau merasa diri paling menderita bila kita / sesama kita diperlakukan demikian. Hendaknya kita ingat bahwa bila kita berbuat baik dan benar, hidup kita akan menjadi kesaksian akan kebenaran bagi anak cucu kita. Lebih baik menderita / dibunuh karena kebenaran drpd karena kejahatan.
2. Meski mengenal asal muasal Yesus, orang farisi dan para musuhNya "tidak mau mengakui *ke-Allah-anNya* karena bagi mereka Dia adalah manusia biasa. Berdebat dg orang yg tidak percaya *tidak ada gunanya*. Maka biarlah mereka memutuskan sendiri apa yg hendak mereka percayai. Kepercayaan dan iman kepada Yesus tidak bisa dipaksakan. Yang paking penting kita telah menyampaikan kabar gembira bahwa Allah sungguh peduli akan hidup dan keselamatan umatNya, dan kita adalah saksi kerahimanNya. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar