RENUNGAN
HARIAN
TGL 19 SEPT 23
Melalui 1Tim 3: 1-3 Paulus
menyapa muridnya: "Sdrku yg terkasih, benarlah perkataan ini: "Orang
yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang
indah." Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat,
suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi
tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan
peramah, pendamai, bukan hamba uang, seorang kepala keluarga yang baik,
disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.
Jikalau seorang tidak tahu
mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?
Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan
kena hukuman Iblis. Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar
jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis. Demikian juga diaken-diaken
haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur,
jangan serakah, melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani
yang suci.
Mereka juga harus diuji dahulu,
baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat.
Demikian pula para isteri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah,
hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal. Diaken haruslah suami dari satu
isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik. Mereka yang
melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada
Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.
Lukas dalam injilnya (7: 11-17)
mewartakan: "Ketika itu, Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Para
muridNya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertaiNya
berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang
kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang
sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika
Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan, lalu Ia
berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
Sambil menghampiri usungan itu
Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak
muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu, lalu
duduk dan mulai berkata-kata. Kemudian, Yesus menyerahkan dia kepada
ibunya. Semua orang itu ketakutan dan
mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul
di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umatNya." Maka
tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah
sekitarnya.
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Paulus mengingatkan para
penatua (= pemimpin umat) dan calon penatua bhw jabatan penatua itu terhormat
dan indah. Maka, org yg menjabat dan calon pejabat, hendaknya menyelaraskan
kepribadian dan prilaku serta segala sesuatu yg dituntut dalam melaksanakan
tanggung jawab itu.
Karena mrk itu akan menjadi
panutan, bagi semua org kapan pun dan di mana saja, nasehat Paulus yg dibacakan
tadi wajib diperhatikan dan dilaksanakan.
2. Yesus tergerak hati utk
menolong org yg benar-2 tidak berdaya. Dalam injil tadi, yg ditolong Yesus
adalah seorang janda yg ditinggal mati anak tunggalnya. Pada masa itu, janda
adalah org kecil dan tidak punya jaminan hidup bagi dirinya. Hidupnya tergantung
pada kebaikan org lain. Kematian anak tunggal itu, makin membuat hidupnya
terpuruk.
Dengan membangkitkan anaknya, masa
depan janda itu terbuka, jaminan sosialnya jelas dan martabatnya
dipulihkan. Org yg membantu org kecil
sehingga dia mandiri sebenarnya "membuka kehidupan dan memulihkan status
sosialnya dan martabatnya. Dg melakukan hal itu, kita sesungguhnya memuliakan
Allah yg hadir pada diri org itu. Semoga kita berani dan bertekad utk berbuat
demikian. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar