RENUNGAN HARIAN
TGL 1 JUNI 23
Secara nasional kita
memperingati Hari Lahirnya Pancasila. Semoga nilai luhur yg menjadi dasar dalam
berbangsa dan bernegara, tetap dikenal, dihayati dan diamalkan oleh segenap
anak bangsa.
Hari ini kita juga memperingati 1 org
martir: St. Yustinus. Beliau lahir di Samaria dan mendapat pendidikan yg baik. Ia tertarik utk belajar
filsafat. Pengetahuannya ttg Yesus didapatnya secara istimewa ketika dia sdg
mengalami kebimbangan. Dia dibimbing agar banyak berdoa dan meminta terang
ilahi shg dpt memahami persoalan tsb. Dia juga belajar kitab suci. Karena pengetahuannya itu, ia
kemudian menjadi pembela iman yg tersohor. Maka, dia dihadapkan ke
pengadilan dan mati sbg martir th 165.
Dalam 1Kor 1: 18-25 diberitakan:
"Sdr2, pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang
akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan
Allah. Ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat
dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan."
Di manakah orang yang berhikmat?
Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah
telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Karena dunia, dalam hikmat
Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, Allah berkenan menyelamatkan mereka
yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
Orang-orang Yahudi menghendaki
tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus
yang disalibkan. Untuk orang-orang Yahudi suatu
batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk
mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Yang bodoh dari Allah lebih
besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada
manusia.
Matius dalam injilnya (5: 13-19)
mewartakan sabda Yesus: "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi
tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan
diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota
yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak
menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki
dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Bapamu yang di sorga."
Yesus bersabda lagi:
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya. Kataku kepadamu: Sesungguhnya
selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak
akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Karena itu siapa yang meniadakan
salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan
mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling
rendah di dalam Kerajaan Sorga. Sebaliknya, siapa yang melakukan
dan mengajarkan segala perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang
tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Yustinus muda
kiranya tidak pernah berpikir bahwa filsafat dan kitab suci serta bimbingan yg
diperolehnya, akan berguna baginya ketika harus mempertahankan iman yg benar
thdp para musuhnya.
Hendaknya kita pun termotivasi
utk belajar baik2, ttg iman, moral kristiani, kehidupan santo-santa dan
pengetahuan2 yg lain.
2. Yesus menyatakan dg
jelas: "Kamulah garam dunia". Penegasan itu di satu sisi bisa
disebut jabatan / martabat, dan di sisi lain, sbg tugas perutusan.
Dg diberi jabatan / martabat,
org itu punya kualitas dan kekuatan tertentu yg bisa mempengaruhi yg
lain. Dg tugas perutusan itu, dia
diberi kuasa / kewenangan utk mengenalkan dan menanamkan nilai / keutamaan
gurunya. Semoga kita bangga terhadap
sebutan / martabat dan tugas yg dikatakan Yesus itu. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar