RENUNGAN HARIAN
TGL 8 NOV 21
Penulis kitab Kebijaksanaan (Kebj 1: 1-7) menegaskan: "Kasihilah
kebenaran, hai para penguasa dunia, hendaklah pikiranmu tertuju kepada Tuhan
dengan tulus ikhlas, dan carilah Dia dengan tulus hati! Ia membiarkan diriNya
ditemukan oleh yang tidak mencobaiNya, dan menampakkan diri kepada semua yang
tidak menaruh syak wasangka terhadapNya.
Pikiran bengkang-bengkung menjauhkan org dari Allah, dan
kekuasaanNya yang diuji mengenyahkan orang bodoh. Sebab kebijaksanaan tidak
masuk ke dalam hati keruh, dan tidak pula tinggal dalam tubuh yang dikuasai
oleh dosa. Roh pendidik yang suci menghindarkan tipu daya, dan pikiran pandir
dijauhinya. Kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, tetapi orang
penghujat tidak dibiarkannya terluput dari hukuman karena ucapan
bibirnya.
Memang Allah menyaksikan hati sanubarinya, benar-benar mengawasi isi
hatinya dan mendengarkan ucapan lidahnya. Sebab roh Tuhan memenuhi dunia
semesta, dan Ia yang merangkum segala-galanya mengetahui apapun yang
disuarakan.
Lukas dalam injilnya ( Luk 17: 1-6 ) mewartakan sabda Yesus kpd para
muridNya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang
yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan
diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada
menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini.
Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan
jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap
engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku
menyesal, engkau harus mengampuni dia."
Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman
kami!" Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji
sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan
tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Disampaikan kepada kita bahwa Kebijaksanaan (= Allah sendiri)
membiarkan diriNya ditemukan oleh yang tidak mencobaiNya, dan menampakkan diri
kepada semua yang tidak menaruh syak wasangka terhadapNya.
Berarti Allah sesungguhnya selalu dapat dijumpai manusia, kapan saja dan
dalam kondisi apa saja. Keragu-raguan, prasangka, kecemasan, keputusasaan dari
pihak manusialah, yg sebetulnya menjadi penghalang terhadap perjumpaan
itu.
2. Disebut oleh Lukas apa yg dirasakan dan dibutuhkan para rasul
kepada Yesus: "Tambahkanlah iman kami!"
Hendaknya kita pun dalam keadaan tidak berdaya, ketika sendirian dan sedang menghadapi masalah yg berat, berani berseru: "Tuhan, tambahkanlah iman
kami dan tolonglah kami". Lebih baik lari kepada Dia, daripada kepada dukun
atau sejenisnya. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar