RENUNGAN HARIAN
Tgl 17 NOV 21
Hari ini kita memperingati 1 orang kudus: St Elisabeth dr
Hongaria.
Elisabeth adalah putri raja Hungaria' lahir th 1207. Dia dinikahkan dg
putra Raja Herman I dari Jerman Barat. Ia berjiwa sosial dan amat memberi
perhatian kpd kaum miskin. Sesudah suaminya meninggal, dia tetap memperhatikan
mrk shg dia diusir dari istana, tanpa membawa apa2. Ketiga anaknya pun
dirampas orang.
Kemudian dia masuk biara dan bergabung dg Fransiskus Asisi serta tetap
setia menjalankan karya amal. Dia meninggal di Marburg - Jerman, tgl 17 Nov
dalam usia 24 th. St Elisabeth diangkat menjadi pelindung karya-karya sosial.
Yohanes ( 1Yoh 3: 14-18 ) dalam suratnya menegaskan: "Sdr2, kita
tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena
kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam
maut.
Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia.
Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang
kekal di dalam dirinya. Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia
telah menyerahkan nyawaNya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa
kita untuk saudara-saudara kita.
Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya
menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu,
bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah
kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan
perbuatan dan dalam kebenaran.
Lukas melalui injilnya (Luk 6: 27-38) mewartakan sabda Yesus kpd org
banyak: "Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada
orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu;
berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu
yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil
bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah
meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Sebagaimana kamu
kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada
mereka.
Jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena
orang-orang berdosapun berbuat demikian. Jikalau kamu berbuat baik kepada orang
yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat
demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu
berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang
berdosapun berbuat demikian.
Hai kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan
pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu
akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap
orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang
jahat.
Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
"Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan
janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu
akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi. Suatu takaran yang baik, yang
dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam
ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan
kepadamu."
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Elisabeth adalah putri raja dan masih muda. Dia ditinggal suaminya,
anaknya dirampas dan diusir dari istana, namun tidak frustrasi atau ambil
tindakan nekad (= bunuh diri). Ia tegar dan tetap melakuka karya-karya
amal.
Dia memberikan teladan bahwa kekecewaan / beban berat, tidak
menghancurkan dirinya. Dia yakin bhw Allah melindungi dan mengutus dia utk menyelamatkan
nyawa org2 miskin.
2. Yesus mengajar org banyak: "Kasihilah musuhmu, berbuatlah
baik kepada orang yang membenci kamu. Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk
kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
Ajaran itu memang luar biasa, karena melawan arus / pandangan org di
sepanjang masa: bagaimana mungkin org mengasihi musuh ?? Bagi Allah dan mrk yg meyakini / mempraktekkan ajaran itu, ternyata
mengasihi ( = memahami keadaan dan mengampuni) adalah mungkin.
Hendaknya kita / sdr berani utk melatih diri agar berani melawan arus (
tidak ikut-ikutan ) karena tindakan ini membutuhkan pengorbanan dan kesetiaan
yg besar. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar