KEPERCAYAAN
PEMBACA BLOG YANG BUDIMAN
SYALOOM....
Ada satu tulisan lagi yang saya haturkan kepada anda. Tulisan ini lahir sebagai buah renungan atas apa yang saya alami pada minggu-minggu yang baru lalu. Moga-moga butir-butir mutiara yang ada di dalamnya dapat anda petik, dan semoga berguna bagi para pembaca.
Jabatan
SYALOOM....
Ada satu tulisan lagi yang saya haturkan kepada anda. Tulisan ini lahir sebagai buah renungan atas apa yang saya alami pada minggu-minggu yang baru lalu. Moga-moga butir-butir mutiara yang ada di dalamnya dapat anda petik, dan semoga berguna bagi para pembaca.
Kepercayaan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, istilah “percaya”
mempunyai beberapa arti. Pertama percaya berarti mengakui atau yakin bahwa
sesuatu memang benar atau nyata. Kedua, percaya berarti menganggap atau yakin b
ahwa sesuatu itu benar-benar ada. Ketiga, percaya berarti menganggap atau yakin
bahwa seseorang itu jujur ( tidak jahat, dll). Keempat, percaya berarti yakin
benar atau memastikan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu ( bahwa
akan dapat memenuhi harapannya dsb). Kamus yang sama, menerangkan “kepercayaan
berarti anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau
nyata”. Mempercayai berarti mengharapkan benar atau memastikan bahwa akan dapat
memenuhi harapannya, dsb.
Memastikan atau mempunyai keyakinan bahwa seseorang itu baik,
jujur, benar dan dapat diharapkan / memenuhi harapannya, bukan terjadi secara
tiba-tiba. Kepercayaan ini terjadi
secara bertahap, melalui pengamatan, perjumpaan, informasi, tukar pengalaman,
komunikasi yang sering terjadi sehingga makin hari kepercayaan itu makin kuat.
Perkenalan
Untuk mengenal seseorang, ada pelbagai cara. Ada yang
mengenal orang lain, misalnya a) lewat tulisan-tulisannya, lewat foto-fotonya
atau lukisannya, atau lewat berita-berita yang didengarnya, b) melalui
karya-karyanya dan kemudian bertemu secara langsung dengan orangnya. Ada pula
yang c) bertemu langsung dengan orangnya
dan kemudian bekerja sama dengan dia, d) ada pula karena sejak kecil adalah
teman sekolahnya, atau teman bermainnya. Dan masih ada banyak cara lain lagi
yang bisa dimunculkan / disebutkan.
Perkenalan yang kemudian bisa membawa orang ke tahap “mengenal
orang lain” menyiratkan atau menunjukkan bahwa pada kedua pihak ada unsur-unsur
yang makin hari makin menyatukan mereka. Kesatuan / kesamaan ide, pengalaman,
tujuan atau apa saja yang mereka alami dan mereka nyatakan dapat menjadi jalan
masuk untuk makin mengenal satu sama lain. Perkenalan yang kemudian mengarahkan
mereka pada tahap “mengenal orang lain” secara baik dan benar, akan mengajak
mereka masuk ke tahap berikutnya adalah “persahabatan”. Bila persahabatan antara seorang laki-laki
dan seorang perempuan ini berlanjut, mereka bisa melangkah ke tahap berikutnya
yaitu keduanya kemudian menjadi sepasang kekasih. Bila tahap tersebut masih
berlanjut, banyak pasangan kekasih yang akhirnya memutuskan untuk menjadi
pasangan suami istri.
Kalau demikian, apanya / dari mana “perkenalan dan
persahabatan” itu muncul ? ada begitu
banyak yang bisa disebutkan. Saya mencoba
untuk menelusur beberapa saja.
Kata-kata
Kata-kata seseorang yang tertulis di buku, di majalah, di
koran, didengar via radio, atau diucapkan
via tayangan di televisi, dapat menjadi pintu masuk bagi pembaca / pendengarnya
untuk simpati kepada penulis / pemilik suara. Kata-kata yang tertulis / terucap
sesungguhnya mewakili kedalaman pribadi orang itu (penulis / pemilik suara
itu). Sentuhan-sentuhan kemanusiaan, kejiwaan, kerohanian, keindahan atau pencerahan,
keilmiahan, dan bobot lainnya yang tertuang di sana, menunjukkan betapa banyak
/ kaya pengalaman orang itu. Sentuhan-sentuhan kemanusiaan, kerohanian,
kejiwaan dsb itulah yang menggugah “magnet pembaca / pendengar” untuk
mendekatkan diri kepada pribadi itu, karena mereka merasa disapa, dikuatkan,
diperkaya dan dikembangkan.
Ternyata kata-kata baik yang terucap maupun yang tertulis, bagi
orang yang ingin maju dan berkembang, mempunyai kekuatan yang luar bisa untuk
membangun, membaharui, memperkaya atau setidak-tidaknya memberikan inspirasi
dan motivasi bagi orang lain tentang banyak
hal. Sebaliknya, bagi orang yang cuek, kecil hati, dan minder, semuanya
itu malah makin menyesakkan dada. Semuanya menjadi beban yang membuat dia makin
menderita. Amat disesalkan bahwa hal ini sering kali terjadi di kalangan
masyarakat yang hidupnya belum berkecukupan. Padahal mereka adalah masyarakat
yang jumlahnya amat besar di republik ini.
Penampilan
Penampilan lahirian baik di depan umum, di media masa, atau
pun dalam pergaulan turut memberikan andil, munculnya simpati / hasrat untuk
berkenalan pembaca / pemirsa / pendengar dengan orang itu. Penampilan yang
bersih, rapih, santun, dan menarik sering memberikan nilai tambah bagi
pendengar, pemirsa atau pembaca karya orang itu. Dalam pertemuan langsung, penampilan
lahiriah akan sangat berpengaruh pada tumbuh dan berkembangnya rasa simpati dan
hasrat untuk berkenalan pada diri seseorang. Makin hangat, ramah, bela rasa,
apresiasi yang diberikan oleh pribadi itu, makin besar pulalah peluang untuk
mengenal, menjabat erat dan menjalin persahabatan dengan orang itu.
Penampilan lahiriah, sering menjadi “corong” atau “pintu
masuk” yang amat besar andilnya terhadap terbukanya sebuah perkenalan,
persahabatan dan kepercayaan. Penampilan yang wajar, tidak dibuat-buat, yang
tulus, dan simpatik, meskipun bukan yang terpenting untuk sebuah kehidupan,
namun amat nyata memberikan “andil besar” bagi hadirnya banyak sahabat,
kenalan, rekan kerja, dan dapat merupakan pembuka jalan bagi masa depan yang
makin cerah. Penampilan yang didasari oleh hati yang bersih, pikiran yang cerdas,
dan motivasi yang membangun, akan mencerahkan kehidupan diri sendiri dan banyak
orang.
Tanggapan
Tangapan adalah jawaban atas apa yang sedang dihadapi. Pada
umumnya yang diharapkan oleh manusia dan masyarakat, terlebih anggota keluarga,
adalah tanggapan yang membangun, meneguhkan, memberikan rasa aman, dan membuka
masa depan yang cerah. Terlebih kaum
muda, amat mengharapkan tanggapan yang memberikan inspirasi kepada mereka untuk
meniti jalan panjang yang sedang mereka lewati. Demikian pula, generasi
pendahulu, dengan melihat, membaca atau mendengarkan tanggapan yang bijaksana,
mencerahkan dan mengajak orang untuk terlibat, amat diharapkan. Itulah
sebabnya, tanggapan yang demikian ini merupakan sebuah andil besar bagi
pembangunan manusia dan bangsa di muka bumi ini.
Empati
Empati
termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa
simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.
Hanya manusia yang bisa berempati. Kemampuan ini akan membangkitkan di dalam
diri orang itu sikap atau tindakan berbelarasa, turut ambil bagian dalam
mencari jalan keluar, dan banyak tindakan lain yang berguna dan mengembangkan
kehidupan manusia.
Komunikasi
Apa yang direnungkan, ditemukan dan dihidupi tidak akan
banyak gunanya jika disimpan untuk diri sendiri. Melalui pembicaraan, tulisan
atau pun terlebih pertemuan yang mengakrabkan dan menyatukan, akan terjadi
perkembangan, persatuan dan kemajuan di banyak bidang kehidupan. Dengan kata
lain, komunikasi itu amat penting untuk menterjemahkan dan menyebarkan luarkan
kekayaan batin, pengalaman kehidupan bermasyarakat, atau penemuan-penemuan baru
yang berguna bagi tumbuh dan berkembangnya kehidupan umat manusia. Komunikasi timbal
balik yang baik dan lancar, akan memungkinkan terjadinya saling pengertian,
saling menghargai, saling mendukung dan saling membahagiakan.
Komunikasi akan menjadi semakin baik dan lancar, bila
didukung oleh ketulusan, kejujuran, kerendahan hati, pengorbanan dan keberanian
untuk mengambil inisiatif. Tanpa memperhatikan unsur-unsur yang demikian ini,
hal-hal lain yang menggegoroti kehidupan manusia bahkan menghancurkan semua
yang telah dibangun dengan susah payah, dengan mudah akan muncul. Komunikasi
yang baik akan mengurangi kekecewaan, menghilangkan kecurigaan dan memperkokoh
kesatuan. Komunikasi yang baik, akan
semakin memperkokoh kepercayaan.
Jabatan sesungguhnya merupakan hasil dari kerja keras yang
telah dilakukan dalam kurun waktu yang cukup lama. Jabatan adalah “mahkota” dari suatu prestasi
yang telah ditunjukkan oleh seseorang. Kalau demikian ini adanya, orang-orang
yang memegang jabatan adalah orang-orang yang tahu kerja keras, tahu mengelola
sesuatu, tahu mengatasi persoalan dan mencari jalan keluar. Yang didapatnya sekarang adalah suatu
penghargaan / suatu bentuk kepercayaan dari masyarakat atau lembaga atau
pemerintah. Dengan kata lain, jabatan yang diterimanya semestinya adalah simbol
bahwa orang itu adalah orang yang dapat dipercaya.
Dalam bahasa orang beriman, kepercayaan adalah pernyataan / buah-buah
kasih dari manusia atas semua karunia yang telah dia terima dari Allah dan
sesamanya. Apa yang diterimanya, dialaminya dan dihidupinya, diwujudkan dalam
kerja, pelayanan, dan pengabdiannya yang tulus, dan dikomunikasikan secara baik
di dalam keluarga, masyarakat dan banyak orang lain. Dia siap dan rela menjadi
saluran rahmat bagi orang lain. Kepercayaan baginya adalah tanda kasih Allah
kepadanya yang dia teruskan kepada sesama manusia.
Komentar