ISTIRAHAT

PEMBACA YANG BUDIMAN

SYALOOM.....

Selamat berjumpa kembali, setelah beberapa waktu lamanya saya absen dari blog ini. Ke mana saja ? Saya mengadakan perjananan ke beberapa tempat, baik di luar maupun di dalam pulau Papua. Yang terakhir ini, saya mengadakan perjalanan ke Mindiptana. Jarak Merauke Mindiptana pulang pergi melalui jalan darat adalah 1.100 km. Saya singgah di Bupul, Asiki ketika berangkat, dan singgah Tanah Merah, Asiki dan Bupul ketika kembali. Seluruh perjalanan itu ditempuh dalam waktu 4 hari.

Senang, gembira dan lega rasanya bisa bertemu dengan rekan-rekan pastor, suster dan kaum awam serta anak-anak asrama dalam kunjungan itu. Cuaca yang bagus dan jalan yang baru saja diratakan kembali setelah sekian bulan berlubang-lubang dan berlumpur akibat terus-menerus dilewati pada musim hujan, memungkinkan perjalanan kami sungguh lancar. Dalam keadaan lancar, jarak Merauke Asiki sepanjang 400 km dapat ditempuh dalam waktu 6 - 7 jam. Namun, ketika becek dan berlumpur perjalanan ke sana perlu waktu 2 - 3 hari. Banyak kendaraan yang terjebak di lumpur dan tidak bisa keluar, sehingga kendaraan lain harus membantu lebih dahulu. Setelah kendaraan itu keluar dari jebakan lumpur, barulah kendaraan lain bisa lewat. Biasanya truk-truk dengan muatan yang cukup berat, sering kandas di lubang-lubang yang cukup dalam. Dalamnya bisa mencapai 1,5 meter.

Ketika sudah tiba kembali di Merauke, badan saya agak demam dan tiba-tiba saya kena flu. Ini artinya kondisi badan saya lagi turun. Yang saya cari adalah minum-minuman hangat, menambah sejumlah vitamin dan beristirahat cukup.  Ketika beristirahat itulah, saya menemukan sebuah artikel yang kiranya baik, saya teruskan kepada anda. Selamat menikmati artikel ini:


TERIMA KASIH TUBUHKU, TERIMA KASIH PEMBERI TUBUHKU
Alangkah indahnya jika kita punya waktu sejenak untuk beristirahat dari kerja. Ada banyak kesibukan, ada banyak rutinitas, dan kadang kita sibuk dengan bekerja. Segenap pikiran, tenaga, waktu kita curahkan demi bekerja itu sendiri. Ada tujuan yang hendak kita capai, yakni kita bisa mencapai dan mengalami kesejahteraan hidup. Tetapi tubuh kita bukanlah mesin yang harus kita paksa untuk terus bekerja setiap saat. Ada saatnya kita juga harus mengatakan: “Aku mau beristirahat sejenak.” Kitalah yang mengontrol tubuh kita untuk beristirahat, dan bukan terus memaksakan tubuh kita untuk terus bekerja tanpa berhenti sejenak.
Saatnya memanjakan tubuh, beristirahat sejenak, rileks sejenak. Ada pelbagai cara yang bisa dibuat: berlibur, duduk di tepi pantai, menonton televisi, bercerita bersama keluarga, mengunjungi kenalan dan orang sakit. Memanjakan tubuh yang saya maksudkan di sini bukan sekadar mengistirahatkan tubuh, tetapi mengatakan: “Terima kasih tubuhku, engkau telah bekerja keras, biarkan aku memanjakan dirimu.”
Seberapa banyak kita mengucapkan terima kasih untuk tubuh kita? Seberapa banyak juga kita berterima kasih kepada sang Pemberi tubuh kita? Kadang kita bisa saja mengeluh capek, lelah, sakit. Bahkan kita juga akan bertanya: mengapa sakit / penyakit datang menghampiri kita? Barangkali itu juga adalah tanda bahwa kita terlalu memaksakan tubuh kita untuk terus bekerja tanpa beristirahat. Bukankah berterima kasih kepada tubuh kita dan kepada sang Pemberi tubuh adalah juga doa syukur kita di dalam hidup kita setiap hari?
Yesus pun punya pengalaman demikian. Setelah Dia bekerja keras, ditemani dan didampingi para murid, Dia pergi ke gunung, beristirahat sejenak, dan berdoa. Tindakan beristirahat juga diperlihatkan oleh Tuhan. Bahkan bahasa Kitab Suci Perjanjian Lama, dalam Kitab Kejadian, dikisahkan: Setelah Tuhan bekerja menciptakan dunia, pada hari ke tujuh, Dia beristirahat.
Tuhan telah mencontohkan kepada kita bagaimana mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri. Seberapa banyak penghargaan yang telah kita berikan kepada tubuh kita? Atau kita hanya melulu mengeluh dengan tubuh kita? Atau merasa sedih atas kehadiran tubuh kita? Bukankah kita seharusnya bersyukur dan berterima kasih atas tubuh kita? Jadi bukan soal cantik atau tampan, bukan soal kaya atau miskin, bukan soal memiliki sesuatu atau melepaskan sesuatu, melainkan soal bersyukur kepada Tuhan, berterima kasih atas anugerah tubuh yang diberikan kepada kita. Karena melalui tubuh kita, berkat-berkat tercurah untuk hidup kita.
Salam dan doaku,
Alfin Buarlele MSC,
Canberra-ACT

Bagaimana dengan anda ?   Istirahat memang penting dan  saya butuhkan, agar saya dapat lebih mantap dan dengan badan yang segar, melayani sesama yang dipercayakan Tuhan dan masyarakat dan negara kepada saya.  Setelah saya renungkan, beristirahat adalah bagian dari ungkapan cinta kasih kita kepada Tuhan yang telah memberikan badan yang setiap hari saya "pakai". Saya beristirahat ( berhenti dari kegiatan lain ) agar dapat fokus untuk "merawat dan mengisi tengki" dalam badan ini sehingga siap untuk bekerja lagi dengan keadaan yang prima dan hati gembira. Beristirahat juga merupakan bukti cinta dan tanggung jawab saya kepada sesama. Dengan beristirahat, badan saya menjadi lebih segar, seluruh organ tubuh ditata kembali, sehingga saya siap melayani mereka dengan lebih bersemangat, lancar dan maximal.

Komentar

Postingan Populer