CEK - UP

PEMBACA YANG BUDIMAN....

Ada pepatah lama yang berbunyi: "Mens sana in corpore sano".  Jiwa yang sehat terdapat pada ( dalam ) tubuh yang sehat.  Meskipun pepatah itu sering dikaitkan dengan para olahragawan, cocok juga diterapkan bagi setiap orang. Mengapa demikian ?  Kesehatan itu amat penting bagi kehidupan umat manusia ( setiap orang ). Sepandai apa pun dia, selincah apa pun dia, kalau sakit, semuanya akan  sia-sia. Dirinya tidak bisa berbuat banyak, apalagi bila sakit yang dideritanya amat parah.

Pada  jaman moderen ini, kemajuan ilmu kedokteran memang amat mengagumkan. Banyak dokter ahli yang telah berhasil menolong pasien / orang sakit, dengan menggunakan teknologi terbaru. Banyak orang yang tadinya tidak mungkin diobati, sekarang ini bisa mendapatkan pertolongan yang memadai. Memang belum di semua tempat hal itu bisa dialami oleh banyak masyarakat, terlebih mereka yang miskin, yang tidak punya kemungkinan untuk mendapatkan perawatan yang hebat itu.

Di sisi lain, ada banyak penyakit baru yang muncul dan tidak ada obatnya. Makanan dan minuman dengan bahan pengawet, serta obat-obatan yang terbuat dari bahan kimia sering dituding sebagai penyebab munculnya penyakit-penyakit itu. Penyakit-penyakit langka ini bila dialami oleh orang-orang yang tidak berduit, taruhannya adalah nyawa. Maka orang sering mencari pengobatan alternatif, atau obat-obat tradisional ( obat-obat warisan para leluhur ), tetapi ada pula yang pergi ke dukun-dukun, karena ingin sembuh.

Agar kesehatan tubuh itu terjaga, ada banyak orang yang membuat pemeriksaan kesehatan tubuh secara teratur setiap tahun. Istilah kerennya "check-up" (cek-up).  Dengan menggunakan alat-alat moderen diharapkan hasil cek up itu akan menunjukkan "tingkat kesehatan tubuh seseorang". Bila ternyata ada tanda-tanda yang mencurigakan, pengobatannya akan lebih mudah. Banyak orang sepakat bahwa pencegahan adalah lebih murah dan mudah, daripada mengobati.

Bertitik tolak, dari pemikiran bahwa cek-up tubuh (jasmani) itu penting, ada seseorang yang mengemukakan renungannya tentang pentingnya "cek-up rohani".  Tulisan / hasil renungan tersebut saya muat di blog ini untuk ada. Selamat menikmati:


Check up "ROHAƞi" ({})

Saya baru saja check up kesehatan rohani. Pertama diukur tensi darah, ternyata saya memiliki "Kelembutan hati yang rendah".  Ketika temperatur diukur, termometer menunjukkan derajat "kegelisahan" hampir mencapai 40 derajat celcius. Ketika pemeriksaan jantung, saluran arteri tersumbat oleh berbagai "kekecewaan, kesedihan, kemarahan dan dendam", sehingga memerlukan "bypass".

Ketika ke Orthopedik, kelihatanlah tulang-tulang mulai keropos oleh "rasa cemburu dan iri". Ketika memeriksakan mata yang mulai terganggu penglihatannya, diketahui penyebabnya adalah karena sering "melihat kekurangan orang-orang di sekitarnya", sehingga kemampuan mata untuk melihat hal indah dan baik mulai tertutup.  Ketika mengeluhkan pendengaran, dokter menyarankan untuk mulai "latihan mendengarkan suara nurani dan sesama" setiap hari lebih meng-sensitifkan pendengaran.

Setelah menjalani semua check up itu, dia mendapat konsultasi dan obat gratis atas kemurahan dokter untuk mengobati semua penyakit tersebut.  Obat yang diberikan adalah obat alami yang di atas resep tertulis:

*• Setiap pagi minum segelas "rasa syukur" atas segala yang dimiliki.
*• Setiap siang minum sesendok "pikiran positif" dan sesendok "maaf".
*• Setiap jam minum secangkir "kerendahan hati", 1 buah pil "kesabaran" dan 1 mangkuk "kasih”
*• Setiap pulang ke rumah sore hari minum 1 dosis "cinta".
• Setiap malam sebelum tidur minum kaplet "suara hati" yang jernih, 1 pil "anti kesedihan dan “keputus asaan" karena peristiwa hari ini.
*• tidur berselimutkan "Doa dan pengharapan".

Dengan resep itu, niscaya kebugaran didapat setiap hari. Semoga anda dapat menjalani aktivitas dengan lebih baik dan sukses selalu.   Sahabat, kisah di atas adalah cara penyembuhan yang sangat murah tanpa biaya karena kekuatan terbesar itu ada pada diri kita sendiri.

Kepada penulis cek-up rohani, saya mengucapkan banyak terima kasih. Anda telah menyumbangkan  "sesuatu yang amat bernilai bagi kehidupan sesama". Anda telah menjadi saluran berkat bagi sesama. Berkat Tuhan beserta anda.

Komentar

Sayang mengatakan…
Halo Bapak Uskup.... Salam hangat slalau dan sehat..
semoga semua menjadi lebih baik d Merauke
Amin

Postingan Populer